Breaking News:

Tak Semua Raib, Barang Jarahan Rumah Tokoh Nasional Ada yang Kembali, Termasuk Panci Sri Mulyani

Tak semua barang raib, rupanya ada barang jarahan tokoh nasional yang dikembalikan, di antaranya ada panci Sri Mulyani.

Editor: Suli Hanna
YouTube Tribun Lampung News Video
PENJARAHAN RUMAH - Foto tangkapan layar diolah dari YouTube Tribun Lampung News Video. Tak semua barang raib, rupanya ada barang jarahan tokoh nasional yang dikembalikan, di antaranya ada panci Sri Mulyani. 

TRIBUNTRENDS.COM - Pada malam penuh ketegangan akhir Agustus 2025, kediaman figur publik, mulai dari anggota DPR sampai Menteri Keuangan, berubah menjadi medan amarah.

Pagar dirusak, perabotan direnggut, dan dinding rumah menjadi kanvas coretan protes.

Ahmad Sahroni, Eko Patrio, Uya Kuya, Nafa Urbach, hingga Sri Mulyani mendapati rumah mereka menjadi target pendemo yang membuncah dengan kekesalan.

Mimpi Buruk di Rumah Sahroni

Di rumah Ahmad Sahroni, di Tanjung Priok, pagi berubah mencekam.

Massa menerobos, membawa kabur barang pribadi mulai dari tas mewah, patung, elektronik, bahkan dokumen seperti sertifikat tanah dan ijazah.

Namun di tengah kekacauan itu, muncul tanya: apa yang mendorong seorang remaja berusia 14 tahun mengambil jam tangan mewah milik Sahroni?

Ibunya mengambil langkah tak terduga:

“Dari orangtuanya, langsung diserahkan kepada pihak Pak Sahroni, dalam hal ini adalah Bapak Imanuddin.”

Ketua RW setempat, Sugeng Riyanto, menjadi saksi proses penyerahan resmi itu.

“Saya juga kan tanda tangan di sini (di surat penyerahan) sebagai saksi. Ada surat penyerahannya juga ada.”

Malam itu berawal dari provokasi, tapi berujung pada kesadaran dan pengembalian.

Sri Mulyani dan Kasih Sayang yang Tertinggal

PENJARAHAN RMAH - Aksi penjarahan rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani di kawasan Bintaro sektor 3A, Tangerang Selatan, oleh massa sejak pukul 00.30 WIB Minggu dinihari, 31 Agustus 2025. Massa membawa berbagai barang berharga dari rumah Sri Mulyani termasuk berbagai perabot dan barang elektronik.
PENJARAHAN RMAH - Aksi penjarahan rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani di kawasan Bintaro sektor 3A, Tangerang Selatan, oleh massa sejak pukul 00.30 WIB Minggu dinihari, 31 Agustus 2025. Massa membawa berbagai barang berharga dari rumah Sri Mulyani termasuk berbagai perabot dan barang elektronik. (Kolase Tribunnews)

Tak jauh dari sana, di Bintaro, seseorang bernama Geo, setelah melewati rumah Sri Mulyani yang baru dijarah, memungut beberapa barang: mainan anak, panci, gelas, mangkok.

Bukannya dibawa pulang, dia memilih mengembalikannya:

“(Kepikiran balikin) yah daripada saya dikira yang nggak-nggak,” katanya, menepikan rasa takut demi rasa malu.

Kasus selanjutnya menyita perhatian ketika polisi menangkap dua pemuda yang mencoba menyerahkan barang hasil jarahan.

“Dari situ diketahui bahwa kedua orang ini ikut melakukan penjarahan.”

Itu menjadi pengingat: bukan semua yang ikut massa adalah pencuri, tapi juga korban situasi tanpa kontrol.

Baca juga: Sosok Remaja yang Jarah Jam Rp 11 Miliar Ahmad Syahroni, Ternyata Masih Tetangga, Ortu Syok

RUMAH UYA KUYA - Rumah anggota DPR RI Uya Kuya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, mengalami kerusakan usai digeruduk massa dan kini dipasang garis polisi, Minggu (31/8/2025).
RUMAH UYA KUYA - Rumah anggota DPR RI Uya Kuya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, mengalami kerusakan usai digeruduk massa dan kini dipasang garis polisi, Minggu (31/8/2025). (Wartakotalive/Yolanda Putri Dewi)

Ketika Empati Memudar, Hukuman Akan Berdatangan

Penjarahan tidak hanya mencuri barang, ia mencuri rasa aman sekaligus harapan.

Tak sekadar rumah mewah yang jadi korban, di antara barang-barang hilang:

Jam tangan miliaran

Brankas, MacBook, TV

Action figure Iron Man, piano, bahkan kucing peliharaan

Dan sejumlah dokumen pribadi yang tak ternilai harganya

Korban kejahatan ini menuntut negara untuk hadir dan melindungi nilai moral yang dilangkahi.

Refleksi Publik—Ketika Kata Tajam Menyulut Nyala

Uya Kuya menyebut dalam akun Instagram-nya:

“Semoga apa yang kalian ambil bermanfaat buat kalian.”

Kata yang sederhana, tapi menembus rasa sakit.

Permintaan maaf telah dilontarkan meski terlambat, dengan harapan bisa menjadi introspeksi bagi semua pihak.

(TribunTrensd.com/ Tribunnews.com/Sri Juliati/Abdi Ryanda Shakti/ Kompas.com/Intan Afrida Rafni, Disempurnakan dengan bantuan AI)

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
DPRAhmad SahroniUya KuyaSri MulyaniNafa UrbachEko Patrio
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved