Aurelie Moeremans Blak-blakan Pernah Ditawari Masuk Partai Politik, Minder karena Tak Kuliah

TRIBUNTRENDS.COM - Aktris dan model berdarah Belgia-Indonesia, Aurelie Moeremans, kembali menjadi sorotan bukan karena proyek film atau fashion campaign terbaru, melainkan karena pernyataan terbukanya soal dunia politik dan kesehatan mental yang pernah menggerogoti dirinya.

Lewat sebuah video yang ia bagikan di akun Instagram pribadinya, @aurelie, pada Minggu (31/8/2025), wanita yang kini sedang menanti kelahiran anak pertamanya itu membongkar kenyataan yang mengejutkan di balik proses perekrutan figur publik oleh partai politik di Indonesia.

Tawaran Menggiurkan dari Partai Politik

Dalam video tersebut, Aurelie mengungkap bahwa dirinya telah berulang kali ditawari bergabung dengan partai politik, bahkan sejak tahun 2016.

Tawaran tersebut tidak main-main, ia dijanjikan gaji hingga ratusan juta rupiah per bulan.

Yang lebih mengejutkan, Aurelie menyebut bahwa dirinya tidak ditugaskan untuk menyusun kebijakan atau mengurus aspirasi masyarakat.

Perannya, menurut sang penawar, hanyalah sebagai "pemanis" yang mendampingi ketua partai dalam berbagai agenda.

“Yang paling terakhir, aku ditawarin lagi. Aku bilang aku nggak tertarik, aku juga nggak ngerti-ngerti banget politik. Aku dari dulu kan syuting terus ya jadi nggak sempet kuliah jadinya malu kalau orang tahu,” kata Aurelie.

Aurelie mencoba menolak dengan alasan pendidikan, karena sejak usia 14 tahun ia telah aktif di dunia hiburan dan belum sempat menempuh pendidikan tinggi secara formal.

Namun respons dari pihak yang menawarinya justru membuat Aurelie terkejut.

“Terus dia bilang 'nggak kok, banyak yang nggak kuliah tapi berhasil-berhasil aja di sini’. Dia bilang 'sebenernya kalau kamu mau kuliah bisa kok diatur, nanti kamu langsung S2 aja. S1-nya udahlah, kamu ikutin arahan aku aja, kita bikin singkat. Kamu fokus ke S2 aja biar keren’.”

Aurelie pun mempertanyakan logika dan integritas sistem pendidikan dan lebih jauh lagi, sistem politik yang memungkinkan “pengaturan” seperti itu.

“Emang bisa ya kayak gitu? Kuliah aja bisa nggak ikut aturan apalagi yang lain?” tegasnya.

“Dari pengalaman aku aja nih, udah jelas ada masalah di sistem dan ya harus diubah,” tambahnya dengan nada prihatin.

Baca juga: Kecelakaan di Amerika hingga Gegar Otak, Penglihatan Aurelie Moeremans Kabur, Kena Serangan Panik

Harapan untuk Figur Publik yang Terjun ke Politik

Aurelie tidak menutup kemungkinan bahwa ada figur publik yang benar-benar punya niat baik dalam berpolitik.

Namun, ia menegaskan bahwa motivasi masuk politik seharusnya bukan karena uang atau ketenaran semata.

“Harapan aku untuk publik figur dan siapa aja yang mendapatkan penawaran seperti aku dulu, kalau memang mau diterima jangan diterima karena uangnya cocok, tapi kamu bisa ngasih sesuatu untuk bisa bikin Indonesia ya lebih baik lagi,” tutup Aurelie dengan pesan mendalam.

Sisi Gelap yang Pernah Ia Pendam: Depresi dan Perjuangan untuk Bangkit

Di balik popularitas dan senyum yang sering ia tampilkan di media sosial maupun layar kaca, Aurelie ternyata pernah mengalami masa kelam dalam hidupnya.

Lewat unggahan Instagram pada Selasa (16/4/2024), aktris kelahiran 8 Agustus 1993 ini mengaku bahwa ia pernah didiagnosis mengalami depresi akut.

“‘Ini sih, kamu udah depresi akut, mba Aurélie,’ begitu kata psikolog aku setelah aku jawab semua pertanyaan di formulir sebelum sesi pertama dimulai,” tulisnya.

Menjalani Hari Tanpa Warna

Aurelie mengaku sudah cukup lama ingin membagikan kisah ini ke publik, namun ia menunda hingga menemukan titik terang dari kondisinya.

Selama bertahun-tahun, bahkan ketika ia masih aktif syuting, Aurelie merasa kehilangan semangat dan makna dalam kesehariannya.

“Jadi, beberapa tahun terakhir ini semangatku untuk hampir segala hal tuh hilang aja. Aku tetap kerja terus kok, tetap lakuin rutinitas sehari-hari, tapi kok ya rasanya hampa,” ujarnya.

Hingga akhirnya ia memutuskan untuk berhenti dari dunia syuting, bahkan sempat menolak tawaran bermain film dengan aktor yang selama ini ia impikan untuk satu proyek bersama.

Berbagai Cara Ditempuh, Tapi Hampa Tak Hilang

Ia sempat berusaha menyembuhkan diri dengan berbagai metode spiritual dan psikologis: mendekatkan diri kepada Tuhan, journaling, meditasi, hingga mengikuti silent retreat selama tujuh hari di Bali, tanpa ponsel dan tanpa berbicara.

“Melukat di Ubud juga sudah. Memang ada perbaikan, tapi masih ada yang ganjel,” tulisnya.

Akhirnya, langkah yang ia ambil untuk menemui psikolog justru menjadi awal titik balik.

Dari proses terapi, Aurelie mulai memahami penyebab-penyebab dari depresinya dan perlahan dibantu untuk menemukan jalan keluar.

Meski prosesnya tidak instan, kini ia mulai merasakan perubahan positif.

“Sekarang, aku udah bisa menikmati musik lagi, hidup rasanya udah mulai berwarna lagi. Masih proses sih, nggak langsung poof lenyap gitu aja depresinya, tapi aku udah jauh lebih baik,” ujarnya optimis.

(TribunTrends.com/ Tribunnews.com/Ayu/Yurika/ Disempurnakan dengan bantuan AI)