Breaking News:

Bos Bank BUMN Tewas

Uang Darah Rp 45 Juta: Jejak Perintah F dalam Kasus Penculikan Tragis Bos Bank BUMN Ilham Pradipta

Dalam pusaran kasus penculikan Kacab Bank BUMN, muncul seorang oknum dari angkatan, berinisial F, dia memberikan uang Rp 45 juta sebagai upah

Editor: jonisetiawan
Kompas.com
PENCULIK KACAB BANK - Potret pelaku kasus penculikan Kacab Bank BUMN, muncul seorang oknum dari angkatan, berinisial F, dia memberikan uang Rp 45 juta sebagai upah. 

TRIBUNTRENDS.COM - Misteri di balik penculikan dan kematian tragis Mohamad Ilham Pradipta, Kepala Cabang sebuah Bank BUMN, mulai terkuak.

Dalam pusaran kasus yang menyeret banyak nama ini, kini muncul satu sosok kunci yang membuat publik bergidik: seorang oknum dari angkatan, berinisial F.

Dialah yang disebut-sebut menggerakkan seluruh skenario penculikan, bahkan memberikan uang Rp 45 juta sebagai “upah” kepada lima tersangka usai menjalankan misi gelap mereka.

Ironisnya, dari kelima tersangka, hanya satu orang yang tahu siapa F sebenarnya.

Sementara empat lainnya, baru mendengar nama itu setelah diperiksa penyidik di Polda Metro Jaya.

Baca juga: Tampang Rohmat Sang Pengintai Kacab Bank BUMN: Di Balik Muka Biasa, Polisi Ungkap Peran Krusial

Komunikasi Terpusat ke Satu Orang: EW

Kuasa hukum tiga dari lima tersangka, EWB, JRS, dan AT yaitu Petrus Bala Pattyona, mengungkap bahwa kliennya tak mengenal F.

"F hanya berkomunikasi dengan EW yang ditangkap di Labuan Bajo. Keempat tersangka tidak tahu F siapa, di atas F siapa, mereka hanya berhubungan dengan EW," ungkap Petrus, dalam wawancara eksklusif dikutip dari YouTube Metro TV, Rabu (27/8/2025).

Ditegaskannya, F bukanlah warga sipil biasa. Ia adalah oknum dari angkatan, meski Petrus sendiri memilih merahasiakan lebih jauh mengenai asal institusi, pangkat, atau jabatannya.

"Belakangan, setelah mereka di BAP di Polda, baru mereka tahu bahwa beliau dari angkatan, F ini adalah angkatan," jelasnya.

BOS BANK BUMN - Detik-detik Mohamad Ilham Pradipta (37) kepala cabang bank BUMN diculik dan dibunuh secara mengenaskan, korban disebut baik hati, ketua RT jadi saksi.
BOS BANK BUMN - Detik-detik Mohamad Ilham Pradipta (37) kepala cabang bank BUMN diculik dan dibunuh secara mengenaskan, korban disebut baik hati, ketua RT jadi saksi. (Kolase TribunTrends/Ist)

Tugas Awal: Sewa Mobil, Lalu Penculikan

Peran para tersangka bermula dari perintah EW untuk menyewa satu mobil rental pada tanggal 20.

Tugas mereka tampak sederhana, hingga akhirnya mereka berhasil menculik Ilham Pradipta dan membawanya ke sebuah lokasi sepi: Landasan Pacu Kemayoran.

Setelah itu, mereka diarahkan untuk bertemu di lapangan Arcici, Rawasari. Di sanalah, F muncul dan memberikan uang Rp 45 juta, dari total yang dijanjikan sebesar Rp 60 juta.

“Diarahkan oleh F bertemu di lapangan Arcici, Rawasari atau Cempaka Putih. Sampai di sana F memberikan 45 juta dari yang dijanjikan 60 juta," jelas Petrus.

Baca juga: Trik Wig Ken Terbongkar: Polisi Duga untuk Sembunyi Usai Bunuh Kacab Bank BUMN, Pelaku Jawab Jujur

Benarkah Ilham Sudah Meninggal Saat Ditinggalkan?

Narasi liar sempat beredar bahwa para tersangka meninggalkan Ilham Pradipta dalam kondisi tak bernyawa. Namun, Petrus membantah tegas hal itu.

"Mereka pulang ke rumah masing-masing, sehingga ada narasi yang menyatakan mereka menerima Ilham dalam keadaan sudah meninggal itu tidak benar," tandasnya.

Pengakuan Kuasa Hukum EW: Tahu Korban Sudah Tak Bernyawa

Namun kuasa hukum EW, Adrianus Agal, mengungkap versi berbeda. Ia mengatakan para pelaku justru mengetahui korban telah meninggal saat hendak diantar pulang.

"Mengetahui dan melihat bahwa korban sudah meninggal dunia," ujarnya.

Adrianus juga menyebut bahwa para tersangka dijanjikan upah besar dan akan menerima langsung dari “tangan kanan bos”.

"Karena belum dapat upah, malamnya mereka ditelepon untuk mengambil upah yang informasinya dari Eras, bahwa mereka akan mendapat upah di tangan kanan bos," katanya.

Namun Adrianus menegaskan, bos yang dimaksud bukanlah F.

"F memerintah Eras untuk mengambil upah mereka yang dijanjikan Rp 50 juta," tambahnya.

Klaster Eksekutor Diduga Beda Jalur: Aparat Terlibat?

Yang menarik, Adrianus menyebut ada kemungkinan oknum aparat yang terlibat sebagai eksekutor.

Namun, ia menekankan bahwa kliennya hanya termasuk dalam klaster penculikan, yang semuanya adalah sipil dan pekerja keamanan lepas.

"Yang saya tahu kalau dari Eras ini sipil semua, pekerja keamanan lepas. Kalau klaster eksekutor kami tidak tahu dan tidak kenal mereka," ungkapnya.

Polisi Amankan 15 Orang

Dari pihak kepolisian, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary mengonfirmasi bahwa 15 orang telah diamankan dalam kasus ini.

"Setidaknya ada 15 orang yang diamankan," ungkapnya.

Rinciannya, enam orang ditangkap oleh Subdit Resmob, sementara sembilan lainnya diamankan oleh Subdit Jatanras.

"15 yang diamankan. Jadi tindakan pertama itu mengamankan, setelah itu ditetapkan tersangka," tegasnya.

Kini, publik menanti: Siapa sebenarnya F? Siapa “bos” di balik layar yang disebut memiliki tangan kanan pemberi upah? Dan apakah klaster eksekutor akan segera terkuak?

Kasus ini belum selesai. Tapi satu hal pasti: skenario kelam yang melibatkan penculikan, uang tunai, dan darah ini menyeret lebih banyak nama daripada yang diduga di awal.

***

(TribunTrends/Sebagian artikel ini tayang di TribunBogor)

Tags:
Bank BRIBUMNIlham Pradipta
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved