Breaking News:

Kunci Jawaban

Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 23 Kurikulum Merdeka: Analisis Teks Bendi di Kota Padang

Temukan struktur teks 'Bendi di Kota Padang' dari Kegiatan 4 Bab 2 halaman 23 buku Bahasa Indonesia kelas 8 Kurikulum Merdeka.

|
TribunTrends.com/Imaged By AI
Temukan struktur teks 'Bendi di Kota Padang' dari Kegiatan 4 Bab 2 halaman 23 buku Bahasa Indonesia kelas 8 Kurikulum Merdeka. 

Temukan struktur teks 'Bendi di Kota Padang' dari Kegiatan 4 Bab 2 halaman 23 buku Bahasa Indonesia kelas 8 Kurikulum Merdeka.

TRIBUNTRENDS.COM - Pada halaman 23 buku Bahasa Indonesia kelas 8 Kurikulum Merdeka, siswa diminta untuk mengidentifikasi struktur teks berjudul "Bendi di Kota Padang". Tugas ini terdapat dalam Kegiatan 4 Bab 2, yang bertujuan untuk melatih pemahaman siswa terhadap unsur-unsur pembentuk dalam sebuah teks naratif.

Sebelum mengerjakan soal, siswa dianjurkan untuk membaca dan memahami isi teks terlebih dahulu agar dapat menemukan struktur dengan lebih akurat. Kunci jawaban yang disajikan dalam artikel ini dapat digunakan sebagai referensi dalam belajar atau bahan koreksi setelah siswa mencoba menjawab secara mandiri.

Stuktur teks
Stuktur teks "Bendi di Kota Padang" Buku Bahasa Indonesia kelas 8 halaman 23. (TribunTrends.com/Imaged By AI)

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 23 Kurikulum Merdeka
Kegiatan 4
Struktur Teks 'Bendi di Kota Padang'

Jawaban:

1. Pembuka (Definisi Umum)

Kalimat dalam Teks:

Bendi adalah salah satu alat transportasi tradisional yang ditarik oleh kuda yang masih digunakan di Kota Padang. Bendi ada yang beroda dua, tiga, atau empat. Bendi dikendalikan oleh seorang kusir dengan cara menarik tali kekang. Tali kekang bermanfaat untuk mengatur langkah kuda dalam menjaga keseimbangan posisi penumpang ataupun barang yang ada di atas bendi.

Bendi pertama kali ditemukan oleh sarjana Hindia Belanda bernama Charles Theodore Deeleman. Di beberapa daerah lain di Indonesia bendi dikenal dengan sebutan delman sesuai dengan nama penemunya. Di Pulau Jawa, bendi dikenal dengan sebutan dokar, andong, dan kahar atau keretek. Di Nusa Tenggara Barat bendi dikenal dengan sebutan cidomo.

Di Kota Padang, bendi sudah digunakan sejak akhir abad ke-18, tepatnya tahun 1892. Alat transportasi ini pernah menjadi alat transportasi primadona di Kota Padang dan kota-kota lain di Sumatra Barat, seperti Bukittinggi dan Payakumbuh.

2. Isi (Deskripsi Bagian)

Kalimat dalam Teks:

Sampai saat ini, bendi masih tetap diminati meskipun tidak seprimadona dahulu. Sebagai alat transportasi tradisional, bendi mampu bertahan melintasi zaman walaupun sudah banyak alat transportasi lain bermunculan pada era modern, seperti Trans Padang, angkot, taksi, dan ojek online atau ojol.

Pangkalan bendi terletak di perempatan jalan Pasar Raya Padang. Pangkalan itu merupakan tempat terjadinya tawar-menawar tarif, waktu, dan rute perjalanan antara penumpang dan kusir bendi. Tarif bendi berkisar antara Rp50.000,00 sampai dengan Rp100.000,00 per 30 menit. Tarif tersebut merupakan standar umum tarif bendi di Kota Padang.

Berdasarkan observasi, saat ini bendi bermanfaat sebagai alat transportasi jarak dekat di Kota Padang, yaitu rute pendek seperti Pasar Raya—Jati, Pasar Raya—Purus, Pasar Raya—Rimbo Kaluang, dan daerah lain dalam Kota Padang. Selain itu, bendi juga bermanfaat sebagai alat transportasi untuk menyusuri tempat wisata di Kota Padang, seperti Kawasan Pondok yang dikenal dengan julukan “Kota Tua” atau Kampung Cina (Chinese Town), Jembatan Siti Nurbaya yang dikenal dengan kisah roman Siti Nurbaya, Pantai Padang yang dikenal dengan keindahan sunsetnya, dan Masjid Raya Sumbar, bangunan masjid yang megah dan dikenal sebagai salah satu tempat wisata religi di Kota Padang. Bendi membantu para wisatawan untuk mengunjungi tempat-tempat tersebut. Selain itu, bendi juga bermanfaat untuk mengantarkan wisatawan menikmati jajanan kuliner di sepanjang Pantai Padang, seperti jajanan lengkitang, pensi, karupuak kuah, pisang bakar, kelapa muda, soto, satai, dan aneka macam seafood. Wisatawan menikmati aneka jajanan kuliner sambil ber-selfie ria menunggu sunset pada sore hari di Pantai Padang.

3. Penutup (simpulan)

Kalimat dalam Teks:

Demikian, bendi menjadi salah satu alat transportasi pilihan bagi wisatawan saat berkunjung ke Kota Padang. Wisatawan dapat berjalanjalan mengitari Kota Padang dengan bendi. Oleh karena itu, bendi masih tetap eksis sampai sekarang.

Disclaimer: Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak. Soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.

(Tribunnews.com/Farrah Putri/TribunTrends.com/Melshanda Vristiyan)

Tags:
Bendi di Kota PadangKegiatan 4 Bab 2Bahasa Indonesia Kelas 8Kurikulum MerdekaStruktur Teks
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved