Citra Letda Inf Thariq Singajuru, Dulu Eksis Punya 11 Ribu Follower, Kini Terseret Kasus Prada Lucky

TRIBUNTRENDS.COM - Nama Letnan Dua Infanteri Achmad Thariq Al Qindi Singajuru atau yang lebih dikenal sebagai Letda Inf Thariq Singajuru ini tengah menjadi buah bibir seantero negeri.

Bukan karena prestasi gemilang di medan tempur, melainkan karena bayang-bayang kelam yang menyeretnya dalam tragedi tragis kematian Prada Lucky Namo.

Dahulu, ia adalah seorang taruna muda dengan semangat membara. 

Tahun 2017 menjadi titik awal perjalanan militernya saat ia menjejakkan kaki di gerbang Akademi Militer.

Sejak itu, jalannya tertata rapi, penuh disiplin dan loyalitas, setidaknya di atas kertas.

Pada tahun 2021 hingga 2022, Letda Inf Thariq dipercaya bertugas di Yonif Raider Khusus 744/Satya Yudha Bhakti di Belu, Nusa Tenggara Timur, sebuah satuan elite yang tak sembarang prajurit bisa tempati. 

Setelah itu, angin perintah membawanya ke medan tugas baru yakni Yonif TP 834/Wakanga Mere, tempat yang kelak akan menjadi panggung dari badai besar yang mengguncang karier dan nama baiknya.

Sebagai seorang perwira muda, Letda Inf Thariq memegang tanggung jawab besar: memimpin satu peleton berisi 30 hingga 50 prajurit.

Ia berdiri di garis depan, bukan hanya dalam pertempuran, tapi juga dalam membentuk karakter dan integritas anak buahnya. 
Namun, kini, justru dari barisan itulah muncul luka yang belum bisa disembuhkan.

Sosok Letda Thariq, jika ditelusuri dari sisi akademis, nampak seperti pemuda cerdas dan berdedikasi. 

Di akun LinkedIn miliknya, tertulis bahwa ia memulai pendidikan di SD Al Hanief Moeliza Bekasi, Jawa Barat, pada tahun 2003 hingga 2009. 

Kemudian, ia pindah ke SMP Negeri 4 Palembang (2009–2012), dan menyelesaikan jenjang menengah atasnya di SMA Plus Negeri 17 Palembang, jurusan IPA-Biologi, lulus tahun 2015.

Sosoknya tampak aktif juga di dunia maya.

Baca juga: Kak Lusi, Saya Ada Sakit Prada Lucky Curhat ke Kakak, Baru Sebulan Tugas di Nagekeo NTT

Sebuah akun Instagram dengan nama pengguna @eriksingajuru sempat menjadi jejak digital yang bisa diakses publik.

Akun itu memiliki lebih dari 11,6 ribu pengikut, sebuah angka yang menunjukkan eksistensinya di tengah generasi milenial.