Kunci Jawaban
Jawaban PPG: Bagaimana Menerapkan Experiential Learning dalam Pembelajaran Bersama dengan Guru Lain
Inilah jawaban PPG 2025 dengan soal Bagaimana menerapkan experiential learning dalam pembelajaran bersama dengan guru lain?
Editor: jonisetiawan
TRIBUNTRENDS.COM - Kunci Jawaban Cerita Reflektif Modul 2 PSE Topik 3: Experiential Learning dalam PPG 2025 – Bagaimana Menerapkan Experiential Learning dalam Pembelajaran Bersama Guru Lain?
Pertanyaan reflektif ini muncul setelah Bapak/Ibu guru menyelesaikan Latihan Pemahaman pada Modul 2 Pembelajaran Sosial Emosional (PSE), khususnya pada Topik 3: Experiential Learning, materi tentang Kompetensi Guru dalam Penerapan Experiential Learning.
Materi ini tersedia dalam platform Ruang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) sebagai bagian dari pelatihan PPG tahun 2025.
Cerita reflektif ini dirancang untuk membantu guru memahami pentingnya kolaborasi dalam menerapkan experiential learning, yaitu pendekatan pembelajaran berbasis pengalaman langsung, refleksi, dan keterlibatan aktif siswa.
Dalam konteks kolaborasi antar guru, experiential learning dapat diterapkan melalui kegiatan lintas mata pelajaran, proyek bersama, atau pembelajaran tematik yang melibatkan berbagai disiplin ilmu.
Penerapan experiential learning secara kolaboratif tidak hanya meningkatkan efektivitas pembelajaran, tetapi juga memperkuat budaya kerja sama di lingkungan sekolah.
Guru dapat saling berbagi pengalaman, strategi, dan praktik terbaik untuk menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan, kontekstual, dan relevan bagi peserta didik.
Baca juga: Jawaban PPG 2025: Dalam Lingkungan Sekolah, Perlukah Guru Menguasai Pembelajaran Sosial Emosional?

Bagi Bapak/Ibu guru peserta Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Tahun 2025 yang mengalami kesulitan dalam merumuskan cerita reflektif ini, kunci jawaban berikut dapat dijadikan sebagai referensi.
Harap digunakan secara bijak dan disesuaikan dengan pengalaman serta konteks nyata yang dihadapi di sekolah masing-masing.
Berikut kunci jawaban Cerita Reflektif Modul 2 PSE Topik 3: Experiential Learning materi Kompetensi Guru dalam Penerapan Experiential Learning dalam PPG 2025.
Cerita Reflektif
Bagaimana menerapkan experiential learning dalam pembelajaran bersama dengan guru lain?
Kunci Jawaban:
Menerapkan experiential learning dalam pembelajaran bersama guru lain dapat dilakukan melalui kolaborasi lintas mata pelajaran yang mengedepankan pengalaman nyata sebagai sumber belajar. Guru dapat merancang proyek terpadu yang melibatkan murid dalam kegiatan langsung, seperti studi lapangan, simulasi, atau aksi sosial yang relevan dengan materi pelajaran.
Misalnya, guru Pendidikan Pancasila berkolaborasi dengan guru Bahasa Indonesia dan Seni Budaya dalam proyek kampanye nilai-nilai kebangsaan yang diwujudkan dalam bentuk poster, artikel, dan pementasan. Setelah kegiatan, murid diajak merefleksikan pengalaman mereka secara terpadu dan menarik kesimpulan dari proses yang dijalani.
Kolaborasi semacam ini memperkuat pemahaman murid, membangun keterampilan sosial emosional, serta menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna dan kontekstual.
Kunci Jawaban Alternatif:
Penerapakan experiential learning dalam pembelajaran bersama dengan guru lain:
1. Perencanaan Bersama (Co-Planning)
Duduk bersama untuk menyusun tema pembelajaran bersama atau proyek lintas mata pelajaran.
Tentukan:
Kompetensi dasar masing-masing mata pelajaran.
Tujuan pembelajaran bersama.
Pengalaman belajar konkret yang akan diberikan kepada siswa.
Bentuk penilaian kolaboratif.
2. Merancang Pengalaman Konkret (Concrete Experience)
Rancang kegiatan nyata atau simulatif yang bisa melibatkan banyak aspek pembelajaran.
Bisa berupa:
Kunjungan lapangan
Simulasi sosial
Diskusi kasus nyata
Proyek berbasis masalah nyata (PBL)
3. Fasilitasi Refleksi Bersama (Reflective Observation)
4. Menghubungkan dengan Konsep (Abstract Conceptualization)
Kunci Jawaban Alternatif:
Menerapkan experiential learning (EL) secara kolaboratif bersama guru lain dapat sangat memperkaya pengalaman belajar siswa dan efektivitas pengajaran. Berikut adalah beberapa langkah dan pertimbangan:
Pertama, identifikasi tujuan dan materi yang terhubung antar mata pelajaran. Carilah topik atau proyek yang memungkinkan integrasi berbagai disiplin ilmu. Misalnya, proyek "Menyelamatkan Lingkungan Sungai Lokal" bisa melibatkan guru IPA (ekosistem, polusi), guru Bahasa Indonesia (laporan observasi, kampanye), guru Matematika (analisis data polusi), dan guru Seni (poster, instalasi). Ini memungkinkan siswa mengalami masalah secara holistik.
Kedua, sepakati peran dan tanggung jawab masing-masing guru dalam siklus Kolb. Guru IPA mungkin memfasilitasi Concrete Experience melalui observasi langsung di sungai. Guru Bahasa Indonesia memandu Reflective Observation melalui sesi jurnal dan diskusi. Guru Matematika dan Seni membantu pada tahap Abstract Conceptualization saat siswa menganalisis data dan merumuskan solusi kreatif. Guru IPA dan Bahasa Indonesia kembali memfasilitasi Active Experimentation saat siswa merancang dan melaksanakan kampanye atau solusi kecil. Pembagian peran ini membuat penerapan lebih terstruktur dan efisien.
Ketiga, jadwalkan sesi perencanaan dan refleksi bersama secara rutin. Penting bagi guru-guru yang berkolaborasi untuk bertemu secara berkala. Dalam sesi perencanaan, mereka bisa menyinkronkan kurikulum, membagi tugas, dan mengantisipasi tantangan. Setelah implementasi, sesi refleksi bersama akan membantu mengevaluasi efektivitas kegiatan, mengidentifikasi pembelajaran siswa, dan merencanakan perbaikan untuk siklus berikutnya. Ini juga menjadi ajang peer learning antar guru.
Keempat, manfaatkan beragam keahlian guru untuk memperkaya pengalaman siswa. Setiap guru memiliki kekuatan dan perspektif unik. Guru olahraga bisa mendesain permainan yang melatih kerjasama tim (KSE), guru TIK bisa membantu penggunaan teknologi untuk presentasi hasil, dan seterusnya. Keragaman ini memperkaya dimensi pengalaman yang diterima siswa.
Dengan kolaborasi yang solid, experiential learning tidak hanya menjadi metode mengajar, tetapi juga sebuah pendekatan holistik yang menembus batas-batas mata pelajaran, memungkinkan siswa belajar secara mendalam melalui pengalaman nyata, didukung oleh beragam keahlian dari tim guru yang solid.
Kunci Jawaban Alternatif:
Menerapkan experiential learning dalam pembelajaran bersama guru lain (kolaboratif) dapat menjadi pendekatan yang sangat efektif untuk menciptakan pengalaman belajar yang kaya, bermakna, dan menyeluruh bagi siswa. Kolaborasi antar guru memungkinkan integrasi lintas mata pelajaran, sehingga siswa dapat melihat keterkaitan antara konsep-konsep yang dipelajari dalam kehidupan nyata.
Misalnya, guru IPS dapat bekerja sama dengan guru Bahasa Indonesia untuk mengajak siswa melakukan proyek wawancara tokoh masyarakat. Dari kegiatan tersebut, siswa tidak hanya belajar memahami struktur teks wawancara, tetapi juga mengeksplorasi nilai-nilai sosial, budaya, dan sejarah yang hidup di tengah masyarakat.
Dalam penerapannya, guru-guru yang terlibat perlu merancang kegiatan pembelajaran bersama sejak tahap perencanaan. Mereka dapat menyepakati tema besar, merancang aktivitas lapangan, membagi peran dalam pelaksanaan, serta menyusun rubrik penilaian yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Selama kegiatan berlangsung, siswa diberi ruang untuk mengalami, mengeksplorasi, berdiskusi, dan menyelesaikan masalah secara kolaboratif. Setelah itu, guru bersama-sama memfasilitasi sesi refleksi untuk membantu siswa menyimpulkan pengalaman yang didapat dan mengaitkannya dengan konsep yang dipelajari. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya mendapatkan pemahaman yang utuh, tetapi juga keterampilan hidup seperti komunikasi, kerja sama, dan berpikir kritis.
Kolaborasi dalam experiential learning juga memperkaya praktik mengajar para guru. Mereka bisa saling belajar, berbagi perspektif, serta meningkatkan kemampuan dalam merancang pembelajaran berbasis pengalaman. Oleh karena itu, komunikasi yang terbuka, saling menghargai ide, dan kesediaan untuk berinovasi menjadi kunci sukses dalam menerapkan model ini. Dengan bekerja bersama, guru tidak hanya menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi siswa, tetapi juga membangun budaya belajar yang positif di kalangan pendidik.
*)Disclaimer: kunci jawaban Cerita Reflektif Modul 2 PSE Topik 3: Experiential Learning dalam artikel ini hanya sebagai referensi bagi guru yang mengikuti PPG 2025 untuk mengerjakan di Ruang GTK.
***
(TribunTrends/Tribunnews)
Sumber: Tribunnews.com
Jawaban PPG 2025: Dalam Lingkungan Sekolah, Perlukah Guru Menguasai Pembelajaran Sosial Emosional? |
![]() |
---|
JAWABAN Modul 3 FFPN Topik 1 PPG 2025 : Apa Pengertian Manusia Merdeka Menurut Ki Hadjar Dewantara? |
![]() |
---|
Jawaban PPG: Bagaimana Anda Selama Ini Menjadi Guru? Apa Anda Sudah Memahami Experiential Learning |
![]() |
---|
Jawaban PPG: Mengapa Semua Pihak Harus Berkolaborasi dalam Menciptakan Iklim Sekolah Menyenangkan |
![]() |
---|
JAWABAN Kendala yang Dirasakan Peserta Saat Mengikuti UT PPG Tahun 2025 dan Apa Saja Persiapannya? |
![]() |
---|