Breaking News:

PPG Daljab 2025

Contoh Studi Kasus PPG 2025 Masalah Penilaian! Kunci Jawaban PPG Daljab 2025

Simaklah contoh Studi Kasus PPG 2025 Masalah Penilaian yang bisa Ibu/Bapak Guru gunakan sebagai panduan, sekaligus meningkatkan kualitas pembelajaran.

Editor: Sinta Darmastri
Freepik
KUNCI JAWABAN - Contoh Studi Kasus PPG 2025 Masalah Penilaian yang bisa Ibu/Bapak Guru gunakan sebagai panduan, sekaligus meningkatkan kualitas pembelajaran. 

TRIBUNTRENDS.COM - Dalam pelaksanaan Uji Kompetensi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan tahun 2025, penyusunan studi kasus kini terbagi menjadi empat spesifikasi utama.

Salah satu spesifikasi yang menjadi fokus penting adalah Masalah Penilaian, yang menjadi tantangan tersendiri bagi para pendidik.

Khusus pada studi kasus bertema Masalah Penilaian, terdapat empat poin utama yang harus menjadi perhatian guru.

Keempat poin ini dirancang untuk membantu guru memahami persoalan penilaian secara lebih mendalam, sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

Dalam konteks ini, guru dituntut untuk tidak hanya mampu mengidentifikasi masalah penilaian, tetapi juga menyusun solusi yang relevan dan kontekstual.

Penekanan utamanya adalah pada peningkatan kemampuan peserta didik dalam menulis teks prosedur sebuah keterampilan yang membutuhkan pendekatan evaluasi yang tepat dan strategi pembelajaran yang efektif.

Baca juga: Langkah Manakah yang Paling Sesuai untuk Memulai Proyek Tersebut? Jawaban Try Out PPG Piloting 2

Berikut adalah contoh Studi Kasus PPG 2025 Masalah Penilaian yang bisa Ibu/Bapak Guru gunakan sebagai panduan.

________

Contoh Studi Kasus PPG 2025 Masalah Penilaian

Merancang Penilaian Otentik untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Prosedur Siswa SMP

Meskipun siswa mampu memahami teori dan struktur teks prosedur, nilai-nilai yang mereka peroleh dalam tugas menulis seringkali tidak merefleksikan kemampuan sesungguhnya atau progres belajar mereka. Saya merasa ada kesenjangan antara tujuan pembelajaran dengan instrumen penilaian yang saya gunakan.

Permasalahan yang Dihadapi:

Permasalahan utama yang saya hadapi adalah ketidakselarasan antara instrumen penilaian yang digunakan dengan tujuan pembelajaran, terutama dalam mengukur keterampilan menulis teks prosedur secara otentik.

Penilaian yang saya lakukan sebelumnya, yang cenderung berfokus pada produk akhir tulisan semata dengan rubrik yang kurang rinci, membuat saya kesulitan mengidentifikasi akar masalah siswa. Saya mendapati bahwa:

  • Banyak siswa menghasilkan teks prosedur yang serupa, terindikasi meniru dari internet atau teman, tanpa menunjukkan pemahaman proses atau orisinalitas ide.
  • Rubrik penilaian yang ada terlalu umum, tidak secara spesifik mengukur aspek-aspek penting seperti kohesi, koherensi, diksi, atau langkah-langkah yang jelas dan logis.
  • Saya kesulitan memberikan umpan balik yang konstruktif karena penilaian hanya berorientasi pada nilai akhir, bukan pada proses penulisan.
  • Siswa merasa penilaian menulis adalah "momok" karena mereka tidak tahu persis di mana letak kekurangan mereka atau bagaimana cara memperbaikinya. Ini berdampak pada stagnasi keterampilan menulis mereka dan rendahnya motivasi.

Baca juga: Kunci Jawaban Try Out PPG 2025, Strategi Paling Efektif untuk Menciptakan Rasa Aman dan Inklusi

Melihat bahwa sistem penilaian yang ada tidak efektif, saya memutuskan untuk mereformasi pendekatan penilaian saya agar lebih otentik, transparan, dan berorientasi pada proses. Langkah-langkah yang saya lakukan meliputi:

  • Pengembangan Rubrik Penilaian Otentik dan Holistik: Saya merancang rubrik baru yang sangat rinci untuk teks prosedur, mencakup aspek-aspek seperti: kesesuaian judul dengan isi, kelengkapan dan urutan langkah, kejelasan bahasa (diksi dan kalimat efektif), kohesi dan koherensi antarparagraf, penggunaan konjungsi temporal, serta orisinalitas ide. Setiap aspek memiliki level kinerja yang jelas (misalnya: Sangat Baik, Baik, Cukup, Perlu Perbaikan).
  • Penilaian Berbasis Proses (Portofolio): Siswa diminta untuk menyimpan semua draf tulisan mereka, mulai dari kerangka, draf pertama, hingga draf final. Mereka juga harus menulis jurnal refleksi tentang tantangan yang dihadapi dan strategi perbaikan yang dilakukan pada setiap draf. Ini memungkinkan saya melacak progres belajar mereka.
  • Peer-Assessment dan Self-Assessment: Saya melatih siswa untuk saling menilai draf tulisan teman (menggunakan rubrik yang sama) dan melakukan penilaian diri sendiri. Hal ini tidak hanya mengurangi beban penilaian guru tetapi juga meningkatkan pemahaman siswa tentang kriteria tulisan yang baik.
  • Sesi Konferensi Menulis Individu: Saya menjadwalkan waktu singkat untuk konferensi menulis pribadi dengan setiap siswa. Dalam sesi ini, kami membahas kekuatan dan kelemahan tulisan mereka berdasarkan rubrik, dan saya memberikan umpan balik personal serta strategi perbaikan spesifik.
  • Pemanfaatan Teknologi untuk Umpan Balik: Untuk mempercepat proses umpan balik, saya menggunakan fitur komentar pada Google Docs atau aplikasi pengolah kata lainnya, sehingga siswa bisa langsung melihat dan merevisi tulisan mereka.

Apa Hasil dari Upaya Anda Tersebut?

Hasil dari reformasi penilaian ini sangat positif. Kualitas tulisan teks prosedur siswa menunjukkan peningkatan yang signifikan, dan yang lebih penting, mereka menjadi lebih sadar akan proses penulisan.

Siswa tidak lagi takut untuk bereksperimen atau membuat kesalahan karena mereka tahu akan ada kesempatan untuk revisi dan umpan balik yang jelas. Kemampuan mereka dalam mengidentifikasi kelemahan tulisan sendiri dan teman meningkat pesat. Antusiasme terhadap tugas menulis juga bertambah karena mereka merasa penilaian lebih adil dan transparan.

Baca juga: Optimalisasi Media Pembelajaran untuk Materi Geografi Adaptif, Kunci Jawaban Studi Kasus PPG 2025

Pengalaman Berharga Apa yang Bisa Anda Petik Ketika Menyelesaikan Permasalahan Tersebut?

Pengalaman berharga yang saya petik adalah bahwa penilaian yang efektif tidak hanya berfungsi sebagai alat ukur, tetapi juga sebagai alat pembelajaran yang kuat. Rubrik yang jelas, penilaian berbasis proses, dan umpan balik yang konstruktif adalah kunci untuk memberdayakan siswa agar menjadi pembelajar yang otonom dan reflektif.

Sebagai guru, penting untuk melihat penilaian sebagai bagian integral dari siklus pembelajaran, bukan sekadar tahap akhir. Ini menuntut guru untuk lebih kreatif dan mendalam dalam merancang instrumen penilaian, sehingga mampu memberikan gambaran utuh tentang kompetensi siswa dan mendorong mereka untuk terus mengembangkan diri.

______

*)Disclaimer: Artikel ini hanya ditujukan sebagai panduan bagi Ibu/Bapak Guru dalam PPG 2025. Mengingat Studi Kasus merupakan pertanyaan terbuka, maka kemungkinan akan ada jawaban yang berbeda bagi setiap guru.

***

(TribunTrends.com/Tribun Network)

Tags:
kunci jawabanPPGPPG Daljab 2025
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved