Wapres Gibran Kunjungi Sentra Lurik Klaten, Bupati Hamenang Ini Support Besar dari Pusat

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNTRENDS.COM, KLATEN – Produk tradisional khas Klaten, yakni kain tenun lurik, mendapat panggung nasional. 

Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, dalam kunjungannya ke Kabupaten Klaten, Selasa (9/7/2025), menyempatkan diri meninjau sentra kain tenun lurik yang berada di Desa Mlese, Kecamatan Cawas.

“Wapres Gibran meninjau salah satu produk unggulan Kabupaten Klaten, yakni Sentral Lurik yang ada di Desa Mlese, Cawas,” ujar Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo menjelaskan rangkaian kegiatan Wapres Gibran saat di Klaten. 

Kunjungan ini dinilai sebagai bentuk pengakuan atas kualitas dan potensi ekonomi dari UMKM lokal Klaten, khususnya sektor kerajinan tekstil tradisional.

“Tentu ini menambah motivasi dan support kami bersama Mas Wakil, karena kerawuhan Mas Wakil Presiden memberikan support kami,” katanya.

Menurut Bupati, momen ini sangat spesial karena bertepatan dengan peringatan hari jadi ke-221 Klaten.

“Ini spesial mungkin salah satu kado ulang tahun yang terbaik di bulan Juli di tahun ini, karena Mas Wapres dan Bapak Presiden beneran hadir di bulan Juli di Kabupaten Klaten,” imbuhnya.

Ia berharap, kehadiran Wapres menjadi penanda peningkatan sinergi pusat dan daerah dalam pengembangan UMKM dan ekonomi kreatif di Kabupaten Klaten.

Baca juga: Gibran Didampingi Bupati Klaten Tebar Benih Ikan di Rowo Jombor, Dukung Ketahanan Pangan

Untuk diketahui, Wapres Gibran melakukan kunjungan kerja ke sentra kerajinan lurik di Desa Mlese. 

Dalam kunjungan tersebut, Wapres menyempatkan diri meninjau dua UMKM lurik, yakni Lawe Jowo dan Bagyo Lurik, yang menjadi bagian dari industri kreatif binaa Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Klaten.

Kehadiran mantan Wakil Walikota Semarang disambut dengan antusias oleh para perajin yang sehari-hari mengelola produksi kain tenun lurik khas Kota Bersinar.

Selain menyaksikan proses produksi secara langsung, Wapres juga berdialog dengan para perajin untuk mendengar berbagai masukan dan tantangan yang mereka hadapi dalam mempertahankan warisan budaya ini.  (*)