Breaking News:

Dedi Mulyadi

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Mengaku Tak Paham Inflasi dan Digitalisasi: Saya Orang Tradisional!

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, sebagai orang tradisional, ia tidak mengerti inflasi ataupun digitalisasi.

Editor: Amir M
dok. DPR RI
DEDI MULYADI - Dedi Mulyadi saat jabat Wakil Ketua Komisi IV DPR RI di Senayan, Jakarta, Selasa (15/6/2021). Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, sebagai orang tradisional, ia tidak mengerti inflasi ataupun digitalisasi. 

TRIBUNTRENDS.COM - Sebagai orang nomor satu di Jawa Barat, Dedi Mulyadi terang-terangan mengaku tidak mengerti inflasi ataupun digitalisasi..

Gubernur Jawa Barat itu dengan lantang mengatakan bahwa ia adalah orang tradisional.

Seperti apa pengakuan lengkapnya?

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, sebagai orang tradisional, ia tidak mengerti inflasi ataupun digitalisasi.

Namun yang ia pahami, ada dua karakter ekonomi di Jabar yakni pedesaan dan perkotaan.

“Saya ini orang tradisional, tidak ngerti inflasi, digitalisasi,” ujar Dedi dalam Pasamoan Agung atau High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TPID - TP2DD) tahun 2025 di Karawang, Rabu (11/6/2025).

Dedi menjelaskan, pedesaan harus menjadi pusat produksi.

Seperti prinsip ekonomi orang Sunda: saeutik mahi, loba nyesa.

“Apa itu?

Apa pun yang ada dalam potensi diri kita adalah kekuatan kita.

Meskipun sedikit, tapi cukup,” tutur Dedi.

Manajemen Ibu

Mantan Bupati Purwakarta ini lantas menjelaskan manajemen ibu yang membuatnya bisa berada seperti sekarang.

Ibu yang dimaksud adalah orang tuanya.

Dedi bercerita, orang tuanya hanya memiliki seperempat hektar sawah, seperempat hektar kebun, dan kolam.

Meski tidak banyak, orang tuanya mampu menyekolahkan anak-anaknya tanpa utang.

Ia mencontohkan, untuk kolam ikan, ada yang dikonsumsi untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

Jangka pendek untuk ikan nila dan mujair, yang sifatnya diambil hari ini, besok ada lagi.

Untuk jangka menengah, ada ikan tawes dan jangka panjang ikan emas.

“Ikan emas ini harganya lebih tinggi, biasanya dikeluarkan kalau sedang ada acara besar,” ucap Dedi.

Selain itu, di setiap pematang sawah ditanami terong, talas, pohon kelapa, dan lainnya.

“Ibu saya produktif sekali, tidak pernah meja makan kosong.

Kadang ada katimus, opak, wajit, dan itu dari hasil kebun.

Hal itu pulalah yang membuat anak-anaknya ibu tidak banyak jajan,” beber dia.

Jika dikaitkan dengan kondisi ekonomi pedesaan saat ini di Jabar, ia sudah menyiapkan beberapa hal.

Misalnya, menanami lahan Pemprov Jabar dengan pohon kelapa.

“Saat ini banyak yang mengeluh kelapa susah, tapi nanam nggak mau.

Saya juga meminta Dinas Pertanian untuk mengajarkan (pengelola) sawah mengurus kerbau,” ungkap dia.

Baca juga: Jemput Adnan di Subang, Bupati Brebes Paramitha Widya Kusuma Dipuji Dedi Mulyadi: Terima Kasih!

DEDI MULYADI - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi usai rapat evaluasi tata ruang bersama kepala daerah se-Jawa Barat di Balai Kota Depok, Selasa (11/3/2025).
DEDI MULYADI - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi usai rapat evaluasi tata ruang bersama kepala daerah se-Jawa Barat di Balai Kota Depok, Selasa (11/3/2025). (KOMPAS.com/DINDA AULIA RAMADHANTY)

Inflasi Jabar Terkendali

Dalam pertemuan yang sama, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Muhamad Nur, menyampaikan bahwa Pasamoan Agung digelar untuk memperkuat strategi pengendalian inflasi serta percepatan dan perluasan digitalisasi.

Selama ini, sambung Nur, ada berbagai upaya sinergi pengendalian yang telah dilakukan TPID melalui kerangka 4K, yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.

“Upaya itu selama ini telah membawa pada kinerja inflasi Jawa Barat yang terjaga di kisaran sasaran 2,5 persen ±1 persen,” tutur dia.

Nur menekankan pentingnya inflasi yang terkendali karena mencerminkan stabilitas ekonomi dan terjaganya daya beli masyarakat, sehingga menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Untuk itu, Bank Indonesia bersama TPID mendorong penguatan kemandirian pangan melalui penyederhanaan rantai distribusi, pemenuhan kebutuhan pupuk, hingga penyediaan bibit unggul yang terjangkau dan berkualitas.

(KOMPAS.com/ Farida Farhan)

Artikel ini telah tayang di KOMPAS.com

Sumber: Kompas.com
Tags:
Dedi MulyadiGubernur Jawa BaratKarawanginflasi
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved