Breaking News:

Kabar Wilayah

3 Daerah Idola Baru di Daerah Istimewa Yogyakarta, Maaf, Gunungkidul dan Kulon Progo Tidak Termasuk

3 daerah idola baru di Daerah Istimewa Yogyakarta, umurnya warganya panjang, gaya hidup sehat, bukan Gunungkidul dan Kulon Progo

Penulis: Sinta Manila
Editor: Agung Santoso
Tribun Trends/ Ilustrated by AI
3 DAERAH PRIMADONA DI DIY - Inilah 3 daerah idola baru di Daerah Istimewa Yogyakarta, umurnya warganya panjang, gaya hidup sehat, bukan Gunungkidul dan Kulon Progo. 

3 Wilayah Paling Sejahtera di DIY atau Daerah Istimewa Yogyakarta, Skor IPM Hampir 90 Persen — Ada yang Dijuluki Sahara van Java, Gunungkidul dan Kulon Progo belum termasuk primadona.

TRIBUNTRENDS.COM - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dikenal tak hanya kaya budaya, tapi juga memiliki sejumlah wilayah dengan tingkat kesejahteraan yang tinggi.

Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, ada tiga kabupaten/kota yang menempati posisi teratas dalam hal kesejahteraan masyarakat, yang diukur melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Kota Yogyakarta menjadi daerah dengan skor IPM tertinggi, tak hanya di lingkup provinsi, tetapi juga salah satu yang tertinggi secara nasional.

Skor IPM kota pelajar ini mencapai 89,10, nyaris menyentuh angka sempurna 90.

Baca juga: Bukan Surabaya atau Malang, Ini Kabupaten Kecil di Jawa Timur Paling Maju, Dipimpin Bupati Terkaya

3 daerah idola baru di Daerah Istimewa Yogyakarta, umurnya warganya panjang, gaya hidup sehat, bukan Gunungkidul dan Kulon Progo
3 daerah idola baru di Daerah Istimewa Yogyakarta, umurnya warganya panjang, gaya hidup sehat, bukan Gunungkidul dan Kulon Progo (Generated by AI/ ABS)

Angka ini mencerminkan kemajuan pesat dalam sektor pendidikan, kesehatan, dan daya beli masyarakatnya.

Di posisi kedua, ada Kabupaten Sleman yang dikenal sebagai daerah pendidikan dan kawasan urban penyangga kota.

Dengan skor IPM 85,71, Sleman menjadi kabupaten paling maju di DIY.

Infrastruktur yang berkembang pesat, akses pendidikan yang merata, serta fasilitas kesehatan yang memadai menjadi faktor pendukung tingginya indeks ini.

3 daerah idola baru di Daerah Istimewa Yogyakarta, umurnya warganya panjang, gaya hidup sehat, bukan Gunungkidul dan Kulon Progo  (foto ilustrasi)
3 daerah idola baru di Daerah Istimewa Yogyakarta, umurnya warganya panjang, gaya hidup sehat, bukan Gunungkidul dan Kulon Progo (foto ilustrasi) (Generated by AI)

Kabupaten Bantul menyusul di urutan ketiga dengan IPM 82,05.

Meski angkanya sedikit lebih rendah dari dua wilayah sebelumnya, Bantul tetap menunjukkan pencapaian yang signifikan dalam pembangunan manusianya.

Uniknya, daerah ini juga dikenal dengan julukan “Sahara van Java”.

Julukan eksotis itu bukan tanpa alasan. Bantul memiliki fenomena alam langka di Indonesia, yaitu Gumuk Pasir Parangkusumo — hamparan gundukan pasir yang menyerupai gurun di tengah kawasan tropis.

Baca juga: Kota Mini di Jateng Ini Jadi Primadona Baru Jawa Tengah, Bersaing dengan Klaten, Solo dan Semarang

Kawasan Candi Ijo di Sleman DIY.
Kawasan Candi Ijo di Sleman DIY. (pariwisata.slemankab.go.id)

Gumuk pasir ini terbentuk dari material vulkanik Gunung Merapi yang dibawa aliran sungai, kemudian diendapkan oleh angin di pesisir selatan.

Tak hanya menjadi ikon wisata yang menarik minat wisatawan domestik hingga mancanegara, Gumuk Pasir juga berfungsi penting secara ekologis.

Formasi alam ini mampu meredam abrasi pantai dan menjadi bagian dari mitigasi bencana tsunami di kawasan selatan Yogyakarta.

Tiga wilayah ini mencerminkan wajah kemajuan Yogyakarta, di mana pembangunan manusia tak hanya diukur dari angka statistik, tetapi juga dari keunikan, potensi lokal, dan kesiapan menghadapi tantangan masa depan.

SPORT ESTETIK - Pantai ini memiliki daya tarik unik berupa gumuk pasir yang menambah pesona alami dan menjadi spot foto menarik bagi para wisatawan.
SPORT ESTETIK - Pantai ini memiliki daya tarik unik berupa gumuk pasir yang menambah pesona alami dan menjadi spot foto menarik bagi para wisatawan. (@explorekabupatentasukmalaya / Instagaram.com)

Adapun IPM merupakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah ukuran yang menunjukkan tingkat pencapaian pembangunan manusia di suatu wilayah.

Merangkum penjelasan dari BPS, IPM merupakan indikator yang mengukur kualitas hidup dengan memperhitungkan tiga dimensi dasar.

Mulai dari Umur panjang dan sehat, Pengetahuan, Kehidupan yang layak.

1. Umur Panjang dan Hidup Sehat

Diukur melalui angka harapan hidup saat lahir (Life Expectancy at Birth).

Indikator ini menunjukkan rata-rata usia yang diharapkan seseorang dapat hidup.

2. Pengetahuan

Diukur melalui dua indikator: harapan lama sekolah (Expected Years of Schooling) dan rata-rata lama sekolah (Average Years of Schooling).

Harapan lama sekolah yakni menunjukkan jumlah tahun sekolah yang diharapkan akan diselesaikan oleh anak-anak usia sekolah.

Rata-rata lama sekolah: menunjukkan jumlah rata-rata tahun pendidikan yang telah diselesaikan oleh penduduk usia 25 tahun ke atas.

3. Standar Hidup Layak

Diukur melalui pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan (Real Per Capita Expenditure adjusted by Purchasing Power Parity/PPP).

Indikator ini mencerminkan kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari. 

Dengan demikian, IPM memberikan gambaran komprehensif tentang kualitas hidup manusia berdasarkan tiga dimensi penting tersebut.

(TribunTrends.com/MNL)

Tags:
DIYDaerah Istimewa YogyakartaGunungkidulKulon ProgoBantulSlemandaerah idola di DIY Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved