Breaking News:

Kondisi Kejiwaan Dedi Mulyadi Dipecat Gegara 'Baju Lebaran,' Kepala SDN Sawahkulon Purwakarta Ikhlas

Beginilah kondisi kejiwaan Dedi Mulyadi yang dipecat gegara wajibkan siswa SDN Sawahkulon Purwakarta pakai baju Lebaran: Saya bersyukur & introspeksi

Editor: Agung Santoso
Tribun Jabar/ Deanza Falevi
PECAT KEPALA SDN SAWAHKULON - Kadisdik Purwakarta, Purwanto, Rabu (5/3/2025). Purwanto mencopot sementara Kepala SDN Sawahkulon Purwakarta karena membuat kebijakan nyeleneh, siswa wajib pakai baju lebaran di hari pertama masuk. 

Beginilah kondisi kejiwaan Dedi Mulyadi yang dipecat gegara wajibkan siswa SDN Sawahkulon Purwakarta pakai baju Lebaran: Saya bersyukur dan introspeksi

TRIBUNTRENDS.COM - Langkah tegas dan mengejutkan datang dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Purwakarta. Kepala SDN Sawahkulon, Dedi Mulyadi, resmi dinonaktifkan dari jabatannya setelah kebijakan yang ia keluarkan menuai kontroversi. 

Dedi diketahui menginstruksikan seluruh siswa untuk mengenakan pakaian Lebaran di hari pertama masuk sekolah pasca-libur Idulfitri 1446 H—sebuah aturan yang disebut-sebut menyimpang dari norma dan tujuan pendidikan.

Kebijakan tersebut memantik perdebatan di kalangan masyarakat, pendidik, dan pengamat pendidikan.

Banyak yang menganggap kebijakan itu tidak proporsional dan terlalu mengedepankan aspek simbolik dibandingkan substansi pendidikan.

Namun di tengah polemik yang memanas, Dedi justru menunjukkan ketenangan dan sikap besar hati.

Sikap Legawa dan Optimisme yang Tak Luntur

Dihubungi lewat sambungan telepon pada Selasa (8/4/2025), Dedi Mulyadi menyampaikan pernyataan yang mencerminkan kedewasaan dan keikhlasannya dalam menerima keputusan tersebut.

“Benar, saya menerima keputusan Disdik Purwakarta. Insya Allah, ini adalah langkah yang baik bagi saya untuk lebih bersyukur dan introspeksi,” ujarnya dengan nada tenang.

Dedi pun mengaku tidak menyimpan rasa kecewa, bahkan melihat peristiwa ini sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan membuka lembaran baru dalam kariernya sebagai pendidik.

“Saya berterima kasih atas kepercayaan yang pernah diberikan. Semoga ke depan saya bisa berkontribusi lebih baik, mungkin di tempat yang berbeda,” tambahnya, menunjukkan semangat yang tetap menyala.

Kebijakan yang Menabrak Nilai Dasar Pendidikan

Penonaktifan Dedi dilakukan berdasarkan instruksi langsung dari Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, yang disampaikan melalui Kepala Disdik, Purwanto—yang akrab disapa Kang Ipung.

Purwanto menegaskan bahwa kebijakan yang mewajibkan siswa mengenakan pakaian Lebaran tidak memiliki landasan dalam konteks pendidikan dan justru berpotensi mengalihkan fokus siswa dari esensi kegiatan belajar.

“Kebijakan seperti ini tidak ada hubungannya dengan tujuan pendidikan. Sekolah seharusnya menjadi tempat yang netral dan inklusif. Jangan sampai simbol-simbol budaya atau keagamaan digunakan sebagai keharusan dalam lingkungan sekolah,” tegas Purwanto.

Ia juga menyampaikan pesan kepada seluruh kepala sekolah agar lebih bijak dan kritis dalam menetapkan kebijakan sekolah, terutama yang menyangkut ekspresi budaya atau keagamaan.

“Kegiatan silaturahmi memang penting dalam membentuk karakter sosial anak, namun harus dikemas dengan bijak agar tidak menimbulkan diskriminasi atau eksklusivitas,” tambahnya.

Tongkat Kepemimpinan Sementara Berpindah Tangan

Seiring keputusan penonaktifan tersebut, Disdik Purwakarta telah menunjuk seorang Pelaksana Tugas (Plt) untuk memimpin SDN Sawahkulon hingga keputusan definitif ditetapkan. Belum ada informasi resmi mengenai apakah Dedi Mulyadi akan dikembalikan ke posisinya atau ditempatkan di sekolah lain.

Namun satu hal yang pasti, Dedi tetap melangkah maju dengan kepala tegak. Ia memilih untuk menjadikan pengalaman ini sebagai pelajaran hidup sekaligus bahan renungan atas tanggung jawab besar yang diemban oleh seorang pendidik. (Tribun Trends / Tribun Jabar ) 

Tags:
Purwakartabaju lebaranDedi Mulyadidipecat
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved