Tempat Wisata
Cuma 34 Km dari Solo, Bisa Nikmati Wisata Sejarah di Klaten, Bangunan Tua Sudah Berusia 153 Tahun
Cuma berjarak 34 kilometer dari Solo, kalian bisa menikmati wisata sejarah di Klaten, bahkan bangunan tua ini sudah berusia 153 tahun
Editor: Nafis Abdulhakim
Cuma berjarak 34 kilometer dari Solo, kalian bisa menikmati wisata sejarah di Klaten, bahkan bangunan tua ini sudah berusia 153 tahun
TRIBUNTRENDS.COM - Stasiun Klaten, yang terletak di jantung Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menyimpan catatan sejarah yang menarik untuk ditelusuri.
Stasiun ini merupakan bagian penting dari jalur kereta api pertama yang menghubungkan Semarang dengan Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta), dan menjadi bagian dari tahapan pembangunan jalur Solo-Yogyakarta.
Baca juga: Cuma 48 Menit dari Surakarta, Bisa Nikmati Kesegaran Air di Umbul Klaten, Lokasi Bekas Pabrik Tebu
Menurut informasi dari kai.id pada Senin, 29 Juli 2024, Stasiun Klaten berada pada ketinggian +151 meter di atas permukaan laut dan saat ini pengelolaannya berada di bawah naungan KAI Daerah Operasi (Daop) 6 Yogyakarta.
Stasiun Klaten pertama kali diresmikan pada tanggal 9 Juli 1871 oleh perusahaan kereta api swasta Belanda, Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschaapijj (NISM), dengan nama Station Klatten. Peresmian stasiun ini dilakukan bersamaan dengan pembukaan jalur kereta api antara Ceper dan Klaten. Dengan demikian, bangunan Stasiun Klaten kini telah berdiri kokoh selama 153 tahun.
Pada awal pembukaannya, bangunan stasiun masih memiliki desain yang sederhana dengan atap berbentuk pelana, pintu-pintu besar, dan jendela krapyak. Di sisi peron stasiun, terdapat teritisan atap yang panjang.
Bangunan toilet pada masa itu dibangun terpisah di sisi timur stasiun.

Pembangunan Stasiun Klaten sendiri didorong oleh pesatnya perkembangan perekonomian wilayah Klaten, terutama karena kemajuan di sektor industri perkebunan, khususnya perkebunan gula.
Pada masa itu, gula merupakan komoditas ekspor yang sangat vital bagi Hindia Belanda, terutama untuk memenuhi permintaan pasar di negara-negara Eropa.
Bahkan, Hindia Belanda termasuk salah satu wilayah pengekspor gula terbesar di dunia.
Di awal operasinya, Stasiun Klaten melayani enam kali pemberhentian kereta api setiap harinya, yang terdiri dari dua perjalanan pulang-pergi rute Solo-Yogyakarta dan satu perjalanan pulang-pergi rute Semarang-Yogyakarta.
Kala itu, perjalanan dari Klaten menuju Solo membutuhkan waktu sekitar 45 menit, sementara perjalanan dari Klaten menuju Yogyakarta ditempuh dalam waktu sekitar setengah jam.
Memasuki awal abad ke-20, NISM melakukan serangkaian perbaikan pada stasiun-stasiun di sepanjang jalur Semarang-Solo-Yogyakarta, termasuk Stasiun Klaten yang direnovasi sekitar tahun 1903.
Bangunan stasiun kemudian didesain memanjang dengan bagian fasad tengah yang dibuat lebih tinggi. Selain itu, ditambahkan overkaping di sisi peron dan dibangun juga sebuah gudang di sisi timur stasiun.
Selanjutnya, pada tahun 1990, Stasiun Klaten kembali mengalami renovasi.
Atap bangunan tengah stasiun yang semula berbentuk pelana diubah menjadi atap prisma, dan beberapa ruangan di dalam stasiun ditata ulang dengan fungsi yang baru.
Stasiun Klaten, yang telah menjadi saksi sejarah sejak zaman Hindia Belanda, pada awalnya memiliki enam jalur kereta api. Jalur satu pada mulanya merupakan sepur lurus.
Setelah pengoperasian jalur ganda ruas Srowot-Ketandan pada tahun 2001 dan ruas Brambanan-Delanggu pada tanggal 15 Desember 2003, terjadi perubahan fungsi jalur. Jalur satu kini menjadi sepur lurus untuk arah Yogyakarta, sedangkan jalur dua menjadi sepur lurus untuk arah Solo.
Jalur tiga difungsikan sebagai tempat pemberhentian untuk kereta api antarkota, aglomerasi, Commuter Line Yogyakarta, dan Kereta Api Bias. Sementara itu, jalur 4, 5, dan 6 digunakan sebagai jalur parkir untuk Kereta Rel Listrik (KRL).
Hingga saat ini, Stasiun Klaten masih berdiri kokoh dengan wajah yang semakin baik berkat perawatan yang rutin dilakukan serta penambahan berbagai fasilitas untuk meningkatkan pelayanan kepada para penumpang sesuai dengan standar pelayanan minimal.
Stasiun Klaten kini tidak hanya melayani penumpang kereta api jarak jauh dan aglomerasi, tetapi juga melayani penumpang kereta komuter.
Dari tahun ke tahun, jumlah penumpang yang menggunakan Stasiun Klaten terus mengalami peningkatan yang signifikan.

Pada tahun 2022, tercatat sebanyak 1.015.835 penumpang yang naik dan turun di stasiun ini. Kemudian, pada tahun 2023, jumlah tersebut meningkat menjadi 1.420.117 penumpang.
Hingga bulan Juni tahun 2024, jumlah penumpang di Stasiun Klaten telah mencapai 875.073 orang, baik untuk layanan kereta api jarak jauh maupun kereta komuter.
Angka ini diprediksi akan terus bertambah hingga akhir tahun.
Kondisi Stasiun Klaten saat ini sangat terawat dengan baik, dan keaslian bangunannya pun masih terjaga.
Stasiun peninggalan Belanda yang masih aktif dan terawat ini merupakan bukti sejarah yang hidup, menghubungkan masa lalu dengan masa kini melalui fungsinya yang tetap relevan.
Hal ini juga menjadi bukti nyata komitmen PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam memelihara dan merawat bangunan-bangunan bersejarah dengan baik.
(TribunTrends.com/TribunTravel/Disempurnakan dengan bantuan AI)
Sumber: TribunTravel.com
Di Flores, NTT Ada Bukit Indah Cocok Buat Nikmati Pesona Alam Teluk Nanca Lok, Cuma 1 Jam dari Riung |
![]() |
---|
Di Manggarai Ada Pantai Indah, Jadi Lokasi Pas Buat Lihat Pulau Mules, Cuma 48 Km dari Ruteng |
![]() |
---|
Di Tawangmangu Karanganyar Ada Air Terjun Keren Tak Kalah dari Grojogan Sewu, Cocok Buat Helaing |
![]() |
---|
Di Semarang Ada Waterpark Keren dan Asyik Dikunjungi Bareng Keluarga Saat Liburan, 36 Km dari Demak |
![]() |
---|
Temanggung Punya Waterpark Populer Cocok Dikunjungi Bareng Keluarga Saat Liburan, 1 Jam dari Bawen |
![]() |
---|