Profil dan Sosok Angga Kusnan, Bos Hibisc Fantasy Tempat Wisata di Bogor yang Ditegur Dedi Mulyadi
Simak profil dan sosok Angga Kusnan, bos tempat wisata Hibisc Fantasy di Puncak Bogor
Editor: Galuh Palupi
TRIBUNTRENDS.COM - Simak profil dan sosok Angga Kusnan, bos tempat wisata Hibisc Fantasy di Puncak Bogor yang tengah disorot lantaran Diduga jadi penyebab banjir.
Hibisc Fantasy diketahui merupakan milik PT Jaswita Lestari Jaya (JLJ) yang dikelola Badan Usaha Milik Dawrah (BUMD) Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Sedangkan Angga Kusnan menjabat sebagai Direktur di Jaswita.
Selain itu, Angga Kusnan juga menjabat sebagai Ketua Umum HIPMI Kab Bandung Barat periode 2024-2029.
Terkini, Angga Kusnan mendadak disempot Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Hal itu terjadi saat Dedi Mulyadi meninjau tempat wisata Hibisc Fantasy di Puncak, Kabupaten Bogor pada Kamis (6/3/2024).
Baca juga: Profil Hibisc Fantasy Puncak yang Dituduh Dedi Mulyadi Biang Kerok Banjir, Terbongkar Apa Dosanya
Kata Dedi Mulyadi, Hibisc yang berada di wilayah Cisarua, Kabupaten Bogor itu sudah melanggar izin.
Hibisc Fantasy Puncak Bogor, Jawa Barat mengajukan 4.800 meter persegi lahan, namun pada pelaksanaannya justru mereka mengembangkan sampai 15 ribu meter persegi.
Artinya ada sekitar 11 ribu meter persegi bangunan Hibisc Fantasy yang tidak memiliki izin.
Awalnya Dedi tampak murka melihat lahan yang mestinya hutan dan kebun teh tersebut kini diubah menjadi tempat rekreasi.
Tanah dan pohon yang mestinya menjadi daerah resapan air di Puncak Bogor, kini dirombak menjadi jalan bentuk dan bangunan.
Hibisc Fantasy merupakan milik PT Jaswita Lestari Jaya (JLJ).
Saat bertemu dengan Angga Kusnan, Dedi langsung memberikan pertanyaan menohok.
"Darimana mas?" tanya Dedi Mulyadi dikutip dari tayangan youtube Kang Dedi Mulyadi Channel pada Jumat (7/3/2025).
"Saya dari Jaswita," jawab Angga.
"Jaswita itu perusahana siapa sih?" tanya Dedi.
"Perusahaan BUMD pak," jawab Angga.
"Harus ngasih contoh gak kalau BUMD, kenapa melanggar?" tegur Dedi.
"Saya minta maaf," jawab Angga.

Direktur PT Jaswita Lestari Jaya itu menerangkan awal pengajuan izin di lahan seluas 15 ribu hektare.
Namun kata Angga, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I Regional 2 Gunung Mas meminta untuk lebih diperluas.
"Awalnya 15 ribu hektar, PTPN meminta kami menambah luasan jadi 21 ribu hektar," katanya.
PTPN dengan PT Jaswita Lestrai Jaya menjalin kerja sama operasional (KSO) demi meraup keuntungan dari membabat kebun teh dan hutan di Puncak Bogor.
Dedi lalu meminta Kasat Pol PP Provinsi Jawa Barat M Ade menerangkan pelangagran yang telah dibuat Jaswita.
Dikatakan, data yang masuk ke Pemerintah Kabupaten Bogor hanya 5 ribu meter persegi.
Tapi fakta di lapangan justru ditemukan 15 ribu meter persegi.
Pemkab Bogor ternyata sudah pernah berupaya menindak pelanggaran itu dengan mengirim 2 kali surat peringatan dan perintah membongkar sendiri bangunan yang menyalahi aturan.
Tapi PT Jaswita Lestari Jaya ngeyel.
"Kami sedang police line," kata Angga.
Baca juga: Profil PT Jaswita Pengelola Hibisc Fantasy Bogor yang Dibongkar Dedi Mulyadi:Pemicu Banjir di Puncak
Dedi Mulyadi menilai baju yang dipakai bos Hibisc tak sesuai dengan kelakuannya.
"Ini bajunya lambangnya kujang. Baju tidak sesuai tindakan. Kujang lho pak. Kujang di sini Bogor pusatnya nih makanya bencananya terjadi. Tindakannya melawan kujang itu sendiri," tegas Dedi Mulyadi.
Bos-bos Hibisc Fantasy ini tetap berkukuh telah melakukan usaha sesuai rekomendasi yang diberikan pemerintah.
"Kami sudah melakukan rekomendasi yang diberi Pemkab Bogor dengan tidak menggunakan gedung tersebut. Akhirnya kita menyegel gedung yang tidak terpakai, terutama bianglala," kata Angga Kusnan.
"Ente nu ngabangun ente nu nyegel ? ente nu ngabangun awal, nyaho salah, ditegor jadi ku ente dipoliceline deui ?" timpal Wakil Bupati Bogor Jaro Ade.
"Kenapa gak bongkar sendiri ?" tanya Dedi Mulyadi.
Meski sudah salah namun dua bos Hibisc Fantasy Puncak ini benar-benar ngeyel.

"Kemarin peringatannya masih suruh benahin site plantnya. Diminta revisi site plant," katanya.
Dedi Mulyadi pun menilai bahwa di belakang PT Jaswita Lestari Jaya ini terdapat bos-bos pemilik modal.
"Yang punya duitnya siapa ? Jaswita gak mungkin punya duit," kata Dedi Mulyadi.
"Ada investor," aku Angga Kusnan.
Dedi Mulyadi secara tegas mengatakan bahwa BUMD Pemprov Jabar hanya dijadikan sebagai boneka dari pemilik modal agar tak tersentuh aturan.
"Jaswita hanya dipakai cover saja untuk mendapat izin agar mudah tidak ada yang melakukan penindakan. Anda itu jadi boneka," tegas Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.
Dilansir dari Kompas.com, Direktur PT JLJ, Angga Kusnan, menegaskan bahwa pihaknya memiliki kerja sama operasi (KSO) dengan PTPN atas lahan seluas 21 hektare, yang diperuntukkan sebagai area rekreasi.
Dari total lahan tersebut, hanya sekitar 4.138,95 meter persegi yang digunakan untuk bangunan wahana permainan.
"Adapun 15.000 meter persegi yang dimaksud bukan semuanya untuk bangunan wahana. Lahan tersebut juga mencakup area parkir, ruang terbuka hijau (RTH), lapangan, kebun, dan pohon-pohon," kata Angga saat dikonfirmasi pada Kamis (6/3/2025).
Menurutnya, terjadi kesalahpahaman di masyarakat yang menganggap luas bangunan utama Hibisc Fantasy mencapai 15.000 meter persegi hanya untuk wahana.
Baca juga: Momen Ricuh Warga Sabotase Eskavator & Robohkan Hibisc Fantasy Bogor, Dedi Mulyadi: Bongkar!
Faktanya, area yang didedikasikan untuk wahana permainan jauh lebih kecil dibandingkan dengan RTH, yang lebih mendominasi kawasan tersebut.
"Informasi yang misleading (menyesatkan) di publik itu kan seolah-olah izin 4.000 meter persegi malah dibangun 15.000 meter persegi. Padahal total bangunan hanya 4.138,95 meter persegi, mencakup jalan setapak, taman, dan lahan parkir, bukan hanya bangunan," jelasnya.

Terkait legalitas, Angga menyebut semua wahana permainan di Hibisc Fantasy Puncak sudah mengantongi izin Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), kecuali tiga wahana yang izinnya masih dalam proses.
"Ada tiga bangunan yang izinnya belum selesai, yaitu wahana bianglala, wahana puter-puter, dan satu lagi yang masih dalam tahap pembangunan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Angga juga mengungkapkan bahwa Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, berencana mengubah konsep wisata tersebut menjadi wisata hutan.
Lebih lanjut, Angga juga mengungkapkan bahwa Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, berencana mengubah konsep wisata tersebut menjadi wisata hutan.
"Pak Gubernur dengan bijak menyampaikan bahwa konsep wisata akan diubah menjadi wisata hutan. Biaya investasi yang sudah masuk pun akan diganti sepenuhnya oleh pemerintah," tutupnya.
Hibisc Fantasy dituding melanggar aturan tata lingkungan dan izin lahan, serta dianggap sebagai penyebab banjir bandang di kawasan Puncak.
Dedi bahkan memerintahkan Bupati Bogor Rudy Susmanto untuk segera mengerahkan alat berat guna merobohkan bangunan tersebut. Namun, meskipun ekskavator sudah tiba di lokasi, pembongkaran tak kunjung dilakukan.
Melihat situasi tersebut, emosi warga pun memuncak. Mereka akhirnya bertindak sendiri dengan menyabotase ekskavator dan merobohkan gerbang utama Hibisc Fantasy.
Di tengah ketegangan itu, petugas Satpol-PP hanya bisa berusaha melerai, tetapi tidak mampu menghentikan aksi pembongkaran.
Sementara itu, cekcok sempat terjadi antara warga dan karyawan Hibisc Fantasy, namun situasi tetap tak terbendung.
"Gubernur aing nyuruh bongkar, bongkar sekarang. Takbir!" teriak salah satu warga di lokasi kejadian.
Hingga kini, situasi di sekitar lokasi masih dalam pemantauan, dengan warga terus melanjutkan pembongkaran bangunan wisata tersebut. (Tribun Trends/Tribun Medan)
Sumber: Tribun Medan
Tak Mau Asal Kasih! Menkeu Purbaya Tantang BEI Bereskan Investor Nakal Sebelum Minta Insentif |
![]() |
---|
Ribut Gegara Dana MBG, Purbaya Ternyata Tangan Kanan Luhut, Terungkap Jejak Akrab Selama 10 Tahun |
![]() |
---|
Menkeu Purbaya Potong TKD, Ini Komentar Para Gubernur, Disebut Pengaruhi Program Infrastruktur |
![]() |
---|
Gebrakan Purbaya Sebulan jadi Menkeu, Disebut Menteri Kesukaan Rakyat, Pengamat: Seberapa Sukses |
![]() |
---|
Jadwal Jadi Menkeu Padat, Purbaya Bandingkan Saat di LPS, Kinerja Dipuji Istana "Gak Berhenti" |
![]() |
---|