Deretan Kontroversi William Codeblu, Skandal Pemerasan Rp350 Juta hingga Kisruh dengan Farida Nurhan

TRIBUNTRENDS.COM - Inilah deretan kontroversi Food Vlogger William Anderson 'Codeblu' yang diduga terlibat skandal pemerasan Rp350 juta hingga sempat berseteru dengan Food Vlogger Farida Nurhan.

Baru-baru ini, William 'Codeblu' mendapatkan aksi pemboikotan dari sejumlah pengusaha kuliner di Indonesia lantaran sejumlah ulasan negatif yang pernah ia buat.

Selain itu, William Codeblu juga dituding telah melakukan sejumlah pemerasan hingga mendapatkan sorotan tajam dari anggota DPR RI. Berikut deretan kontroversi dari Food Vlogger Codeblu.

Berikut adalah beberapa kontroversi yang telah memicu kehebohan di media sosial dan mendapatkan perhatian banyak pihak:

1. Berseteru dengan Farida Nurhan

Perseteruan antara food vlogger Codeblu dan Farida Nurhan (Omay) bermula dari ulasan yang dibuat oleh Codeblu mengenai warung makan Oseng Nyak Kopsah di Cipondoh, Tangerang, yang dikelola oleh Bang Madun.

Ulasan tersebut menyoroti kualitas makanan yang dianggap tidak sebanding dengan harga serta kebiasaan memberikan plastik kresek untuk membungkus sisa makanan, yang dianggap tidak higienis.

Farida Nurhan, yang sebelumnya juga membuat konten di warung tersebut, mengkritik ulasan Codeblu, dan memperkeruh situasi dengan menyerang kehidupan pribadi Codeblu.

Farida mengunggah voice note dari ibu Codeblu, yang menuding Codeblu telah menculik istrinya, serta mengolok-olok foto Codeblu 15 tahun lalu.

Tindakan ini membuat Codeblu merasa privasinya diganggu, dan ia melaporkan Farida ke Polda Metro Jaya atas dugaan fitnah dan pencemaran nama baik melalui media elektronik.

Kontroversi ini memicu perdebatan mengenai batasan ulasan makanan di media sosial dan bagaimana konflik pribadi dapat dibawa ke ranah publik.

2. Dituding Melakukan Pemerasan Usai Memberi Review Negatif

Kontroversi semakin memanas setelah Codeblu mengunggah video pada 15 November 2024 yang menuduh toko cake and patisserie CT mengirimkan nastar berjamur ke sebuah panti asuhan.

Codeblu mengklaim mendapatkan informasi tersebut dari seseorang yang bekerja di toko tersebut, serta mengkritik kualitas produk dan kondisi dapur yang menurutnya tidak layak.

Video ini viral dan memicu kritik tajam dari netizen terhadap toko kue CT.

Namun, pada 17 November 2024, toko kue CT membantah tuduhan tersebut, menyatakan bahwa produk yang didistribusikan telah melewati proses Quality Control.

Meski sudah dibantah, Codeblu tetap membuat video teguran kepada toko tersebut pada Januari 2025.

Tuduhan ini kembali mengemuka pada 26 Februari 2025, dan pada 28 Februari 2025, Codeblu akhirnya meminta maaf setelah mengetahui bahwa informasi yang ia sampaikan tidak benar.

Namun, pada 1 Maret 2025, muncul tuduhan baru yang lebih serius, yaitu bahwa Codeblu meminta uang sebesar Rp 350 juta dari toko kue CT sebagai imbalan untuk menghapus ulasan negatifnya.

Tuduhan ini memperburuk reputasi Codeblu, namun istri Codeblu, Theresia Rosalinda, dengan tegas membantahnya. 

Ia menjelaskan bahwa Rp 350 juta adalah tarif untuk jasa konsultasi, bukan imbalan untuk menghapus ulasan.

Kontroversi ini menggambarkan pentingnya verifikasi informasi sebelum membagikan ulasan di media sosial, mengingat dampaknya terhadap reputasi bisnis dan kehidupan pribadi.

3. Disorot Anggota DPR RI

Kontroversi yang melibatkan Codeblu dan toko kue CT akhirnya menarik perhatian Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Anggota Komisi VI DPR, Mufti Anam, menyatakan keprihatinannya terkait konten-konten review makanan yang bisa merugikan pelaku usaha kuliner jika tidak disertai verifikasi yang cukup.

Ia menyarankan perlunya regulasi yang lebih ketat terhadap kreator konten untuk melindungi kedua belah pihak, baik produsen maupun konsumen.

Mufti Anam juga menyoroti kelengahan dari Kementerian Perdagangan dalam melindungi produsen dan konsumen dari ulasan yang tidak berbasis fakta.

Dengan adanya perhatian dari DPR, isu ini menggarisbawahi pentingnya pengawasan konten kreator dan bagaimana kebebasan berbicara harus seimbang dengan tanggung jawab sosial.

DPR berencana untuk mendorong regulasi yang lebih jelas, khususnya di sektor ulasan makanan, untuk melindungi reputasi bisnis dan menjamin hak konsumen.

4. Diboikot karena sering Review Negatif

Seruan boikot terhadap Codeblu yang dibagikan oleh akun X @bacottetangga__ memang telah menyedot perhatian publik, dengan mencapai 1,3 juta pengguna.

Dalam foto tersebut, tertera tulisan "Boikot! Oknum Food Reviewer" yang memperlihatkan wajah Codeblu, menambah intensitas kontroversi yang semakin meluas.

Di kolom komentar, banyak netizen yang turut menyuarakan dukungannya terhadap boikot tersebut, bahkan ada yang memberikan komentar pedas terkait ulasan negatif yang dibuat Codeblu.

Salah satu komentar yang cukup mencolok datang dari pengguna dengan nama @epi*** yang menegaskan bahwa seorang reviewer atau influencer seharusnya tidak merugikan UMKM dan brand dengan memberikan ulasan yang negatif. 

"Setuju (diboikot). Harusnya reviewer atau influencer itu kalau cari makannya dari UMKM dan brand, harusnya gak jelek-jelekin. Gak berkah itu duit yang masuk," tulisnya.

anyak yang menganggap bahwa ulasan yang merugikan tanpa verifikasi yang tepat bisa berdampak buruk pada usaha kecil dan menengah, yang sudah berjuang keras untuk bertahan di tengah persaingan bisnis yang ketat.

Boikot yang semakin meluas ini menambah panjang kontroversi yang melibatkan Codeblu, yang semakin memperburuk citranya di mata publik.

Kini, Codeblu harus menghadapi lebih banyak tantangan, baik dari sisi reputasi maupun tanggung jawab moralnya sebagai seorang influencer.

(TribunTrends.com/Kompas.com/Andika Aditia)