Daftar 28 Bank yang Beri Pinjaman 'Utang' ke Sritex, Terbanyak BCA Tembus Rp 1,1 T: Intip Rinciannya
Inilah daftar 28 bank yang memberi pinjaman atau utang ke PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) yang memutuskan untuk tutup permanen pada 1 Maret 2025.
Editor: Dika Pradana
TRIBUNTRENDS.COM - Inilah daftar 28 bank yang memberi pinjaman atau utang ke PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) yang memutuskan untuk tutup permanen pada 1 Maret 2025.
Usut punya usut, Sritex ternyata memiliki utang yang menggunung di sejumlah bank, termasuk bank luar negeri. Utang yang menggunung tersebut pada akhirnya membuat Sritex kewalahan dalam melunasinya.
Hingga pada akhirnya Sritex resmi dinyatakan pailit lantaran kesulitan membayar utang-utangnya ke sejumlah bank.
PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) memiliki liabilitas total lebih dari Rp 25 triliun yang sebagian besar berasal dari pinjaman jangka panjang dari berbagai bank.
Meskipun perusahaan berupaya untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, seperti yang tercermin dalam putusan homologasi atau perdamaian, banyak bank yang menjadi kreditor utama dengan pinjaman signifikan.
Menurut laporan keuangan konsolidasian per 30 Juni 2024, sebagian besar utang jangka panjang Sritex berasal dari lembaga perbankan, baik yang berasal dari bank lokal maupun internasional.
Salah satu bank yang menjadi kreditor terbesar adalah PT Bank Central Asia Tbk (BCA), yang memberikan pinjaman sebesar US$ 71.309.579 atau sekitar Rp 1,1 triliun.

Dengan total liabilitas yang mencapai lebih dari Rp 25 triliun, berikut adalah rincian lengkap 28 bank yang memberikan pinjaman kepada Sritex:
PT Bank Central Asia Tbk (BCA): US$ 71.309.579 atau sekitar Rp 1,1 triliun
State Bank of India (cabang Singapura): US$ 43.887.212 atau sekitar Rp 690 miliar
PT Bank QNB Indonesia Tbk: US$ 36.939.772 atau sekitar Rp 581 miliar
Citibank N.A., Indonesia: US$ 35.826.893 atau sekitar Rp 563 miliar
PT Bank Mizuho Indonesia: US$ 33.709.712 atau sekitar Rp 530 miliar
PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Barat dan Banten Tbk: US$ 33.270.249 atau sekitar Rp 523 miliar
PT Bank Muamalat Indonesia: US$ 25.450.705 atau sekitar Rp 400 miliar
PT Bank CIMB Niaga Tbk: US$ 25.339.237 atau sekitar Rp 398 miliar
PT Bank Maybank Indonesia Tbk: US$ 25.164.698 atau sekitar Rp 395 miliar
PT BPD Jawa Tengah: US$ 24.202.906 atau sekitar Rp 380 miliar
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI): US$ 23.807.159 atau sekitar Rp 374 miliar

Bank of China (Hong Kong) Limited: US$ 21.775.733 atau sekitar Rp 342 miliar
PT Bank KEB Hana Indonesia: US$ 21.531.883 atau sekitar Rp 338 miliar
Taipei Fubon Commercial Bank Co., Ltd.: US$ 20.000.000 atau sekitar Rp 314 miliar
Woori Bank (cabang Singapura): US$ 19.870.626 atau sekitar Rp 312 miliar
Standard Chartered Bank: US$ 19.570.364 atau sekitar Rp 307 miliar
PT Bank DBS Indonesia: US$ 18.238.794 atau sekitar Rp 286 miliar
PT Bank Permata Tbk: US$ 16.707.929 atau sekitar Rp 262 miliar
PT Bank China Construction Indonesia Tbk: US$ 14.912.809 atau sekitar Rp 234 miliar
PT Bank DKI: US$ 9.130.513 atau sekitar Rp 143 miliar
Bank Emirates NBD: US$ 9.014.852 atau sekitar Rp 141 miliar
ICICI Bank Ltd. (cabang Singapura): US$ 6.969.549 atau sekitar Rp 109,6 miliar
PT Bank CTBC Indonesia: US$ 6.950.110 atau sekitar Rp 109,3 miliar
Deutsche Bank AG: US$ 6.821.059 atau sekitar Rp 107 miliar
PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk: US$ 4.970.936 atau sekitar Rp 78 miliar
PT Bank Danamon Indonesia Tbk: US$ 4.519.559 atau sekitar Rp 71 miliar
PT Bank SBI Indonesia: US$ 4.380.982 atau sekitar Rp 68 miliar
MUFG Bank, Ltd.: US$ 23.777.834 atau sekitar Rp 374 miliar

Utang Sritex yang Mencapai Rp 25 Triliun
Sritex memiliki beban utang yang sangat besar dengan mayoritas berasal dari pinjaman jangka panjang yang mencapai total US$ 1.597.894.876 atau sekitar Rp 25,5 triliun.
Dari jumlah tersebut, US$ 809.994.386 atau sekitar Rp 12,7 triliun merupakan utang yang diberikan oleh bank-bank di atas, termasuk BCA yang memberikan pinjaman terbesar, yaitu Rp 1,1 triliun.
Selain pinjaman dari bank-bank besar di Indonesia, Sritex juga memiliki utang jangka panjang dari berbagai bank internasional seperti State Bank of India dan Citibank, yang turut berperan dalam struktur utang perusahaan.
(TribunTrends.com/*)
Budi Arie Lengser, Ngambeknya Terekam Jelas di Instagram: Unfollow Prabowo Usai Reshuffle Kabinet |
![]() |
---|
Sosok Elisabet Lann, Menteri Kesehatan Swedia yang Ambruk Usai Dilantik, Diduga Gula Darah Rendah |
![]() |
---|
Profil Bishnu Prasad Paudel, Menteri Keuangan Nepal yang Dihajar Pendemo, Puluhan Tahun Jadi Pejabat |
![]() |
---|
Perbedaan Kiprah Anak Menkeu, Sri Mulyani dan Purbaya Yudhi Sadewa, Berprestasi Dibandingkan Viral |
![]() |
---|
Menkeu Purbaya Minta Maaf, Dikritik Usai Komentari Tuntutan Rakyat 17+8 di Hari Pertama Kerja |
![]() |
---|