Breaking News:

Tata Cara dan Niat Puasa Qadha Bayar Utang Ramadan, Kapan Waktu Ideal untuk Mengganti Puasa?

Simak tata cara puasa qadha bayar utang Ramadan, lengkap dengan niat dan panduan waktu ideal untuk mengganti puasa.

Editor: jonisetiawan
TribunTrends/pngtree
Panduan puasa qadha ramadan, lengkap dengan waktu yang tepat. 

TRIBUNTRENDS.COM - Setiap Muslim memiliki kewajiban untuk mengganti atau mengqadha puasa yang ditinggalkan selama bulan Ramadan.

Hal ini merupakan bentuk tanggung jawab atas ibadah yang belum terlaksana, baik karena sakit, bepergian, atau sebab lainnya yang dibenarkan secara syar’i.

Dalam melaksanakan puasa qadha, penting bagi umat Islam untuk memahami bacaan niat puasa pengganti Ramadan, karena niat merupakan salah satu rukun puasa yang menentukan keabsahan ibadah tersebut.

Baca juga: Jadwal Puasa Ramadhan 2025 Versi Muhammadiyah Rilis, Segera Bayar Utang Puasa Jika Masih Ada!

Bagi umat Muslim yang memiliki utang puasa dari tahun lalu, sangat penting untuk segera melunasinya sebelum memasuki bulan Ramadhan tahun 2025. 

Melaksanakan qadha puasa merupakan kewajiban yang harus ditunaikan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap ibadah yang tertunda.

Pemerintah akan menetapkan bahwa awal Puasa Ramadhan 1446 H jatuh pada tanggal 1 Maret 2025.

Oleh karena itu, bagi mereka yang masih memiliki hutang puasa dari tahun-tahun sebelumnya, waktu untuk melunasinya semakin mendekat.

Penting untuk memanfaatkan sisa waktu sebelum Ramadhan untuk menunaikan kewajiban ini, agar dapat menyambut bulan suci dengan hati yang bersih dan siap untuk menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan.

Jangan menunda-nunda, karena puasa yang ditinggalkan tanpa qadha akan menjadi tanggung jawab yang harus diselesaikan.

Ilustrasi puasa qadha Ramadan.
Ilustrasi puasa qadha Ramadan. (Istimewa)

Waktu yang Tepat Melaksanakan Qadha Puasa Ramadhan

Mengutip Buku Pintar Puasa Wajib dan Sunnah oleh Nur Solikhin (2018), waktu untuk melaksanakan puasa qadha cukup panjang, yakni dapat dilakukan mulai tanggal 2 Syawal hingga sebelum datangnya bulan Ramadan berikutnya.

Hal ini memberikan keleluasaan bagi seorang muslim untuk mengganti puasa yang tertinggal selama bulan Ramadan sebelumnya, baik karena sakit, perjalanan, maupun alasan syar'i lainnya.

Meski demikian, pelaksanaan puasa qadha tetap dibatasi oleh larangan tertentu, seperti berpuasa pada hari-hari yang diharamkan, yakni Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, dan hari-hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Zulhijah).

Sebagai bentuk tanggung jawab, puasa qadha dianjurkan untuk segera dilaksanakan, tanpa harus menunda-nunda kecuali ada alasan yang benar-benar mendesak.

Baca juga: Niat Puasa Qadha Lengkap dengan Hukumnya, Ini 6 Golongan Orang yang Wajib Bayar Utang Puasa Ramadhan

Dalam pelaksanaannya, puasa qadha juga bisa digabungkan dengan puasa sunnah, seperti puasa Senin-Kamis atau Puasa Ayyamul Bidh (tiga hari di pertengahan bulan Hijriah), dengan niat utama untuk mengganti puasa wajib.

Namun, penting diingat bahwa menunda pelaksanaan puasa qadha tanpa alasan yang sah dapat berdampak pada dosa, sebab tindakan tersebut dianggap melalaikan kewajiban.

Lebih lanjut, jika seseorang melewatkan waktu untuk mengganti puasa hingga datangnya Ramadan berikutnya, maka ia tidak hanya tetap diwajibkan untuk mengqadha puasa, tetapi juga dikenai kewajiban membayar fidyah sebagai denda.

Fidyah ini biasanya berupa pemberian makanan kepada fakir miskin, yang jumlahnya setara dengan satu porsi makanan pokok per hari yang ditinggalkan.

Oleh karena itu, umat muslim hendaknya memperhatikan kewajiban ini agar tetap menjaga kesempurnaan ibadahnya di hadapan Allah SWT.

Cara Qadha Ramadhan

Ada beberapa syarat atau ketentuan dalam mengqadha puasa.

Pertama, qadha puasa tidak boleh dibatalkan kecuali ada halangan yang dibolehkan dalam berpuasa Ramadhan.

Kedua, tidak wajib membayar puasa secara berturut-turut, atau boleh dilaksanakan dalam waktu yang tak berurutan jika berhutang lebih dari 1 hari.

Baca juga: Doa Buka Puasa Rajab 2025 atau 1446 H, Simak Jadwal Lengkap Berserta Keutamaannya

Ketiga, mengganti puasa sesuai dengan jumlah utangnya.

Keempat, membaca niat puasa qadha diwajibkan di malam hari sama seperti waktu bulan Ramadan.

Kelima, saat melakukan qadha puasa lalu berhubungan dengan suami/istri di siang hari, maka tidak ada denda yang dibayarkan, melainkan mengganti puasa yang disertai dengan taubat.

Sementara itu, berikut ini bacaan niat mengganti atau qadha puasa Ramadan.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءٍ فَرْضَ رَمَضَانً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu Shouma Ghodin'an Qadaa'in Fardho Romadhoona Lillahi Ta'ala

Artinya : "Aku niat puasa esok hari karena mengganti fardu Ramadan karena Allah Ta'ala."

Ilustrasi buka puasa
Ilustrasi buka puasa (Tribun Timur)

Bacaan Doa Buka Puasa

اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Allahumma lakasumtu wabika aamantu wa'alaa rizqika afthortu birohmatika yaa arhamar roohimiin.

Artinya: "Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah Tuhan Maha Pengasih."

***

(TribunTrenbds/TribunWow)

Tags:
qadhaRamadanpuasa
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved