Kunci Jawaban
Kunci Jawaban: Pengertian Deep Learning Menurut Beberapa Ahli Pendidikan, Bagaimana Penerapannya?
Simaklah kunci jawaban Pengertian Deep Learning Menurut Beberapa Ahli Pendidikan, Bagaimana Penerapannya?
Editor: Sinta Darmastri
TRIBUNTRENDS.COM - Simaklah kunci jawaban Pengertian Deep Learning Menurut Beberapa Ahli Pendidikan, Bagaimana Penerapannya?
Pertanyaan ini terdapat dalam salah satu modul Kurikulum Merdeka, di Platform Merdeka Mengajar (PMM).
Akan memaparkan kunci jawaban untuk soal berupa "Pengertian Deep Learning Menurut Beberapa Ahli Pendidikan, Bagaimana Penerapannya?."
Pada artikel ini akan tersaji penjelasan mengenai Pengertian Deep Learning Menurut Beberapa Ahli Pendidikan, Bagaimana Penerapannya?.
Deep Learning menjadi perbincangan setelah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyebut akan menerapkan Deep Learning dalam proses pembelajaran.
Pernyataan ini kemudian mengundang perhatian banyak pihak karena disebut-sebut akan menggantikan Kurikulum Merdeka.

Apa Pengertian Deep Learning?
Berikut pengertian Deep Learning menurut beberapa ahli pendidikan :
1. Fullan, Langworthy, dan Barber (2014).
Dalam karya mereka tentang transformasi pendidikan, Deep Learning didefinisikan sebagai: “Deep Learning in education is the process of acquiring knowledge in a way that students can apply critical thinking, creativity, and problem-solving skills to real-world challenges.”
(Deep Learning dalam pendidikan adalah proses memperoleh pengetahuan di mana siswa dapat menerapkan pemikiran kritis, kreativitas, dan keterampilan pemecahan masalah pada tantangan dunia nyata).
Baca juga: Kunci Jawaban: Post Test Modul 2, Mendengarkan dengan Baik Adalah Bagian dari Keterampilan, PMM
2. Marton dan Säljö (1976).
Peneliti pendidikan ini memperkenalkan konsep Deep Learning sebagai: “An approach where students seek to understand meaning and engage in learning at a conceptual level rather than rote memorization.”
(Pendekatan di mana siswa berupaya memahami makna dan belajar pada tingkat konseptual daripada sekadar menghafal).
3. Barbara Oakley (2014)
Dalam bukunya A Mind for Numbers, Oakley mendeskripsikan: “Deep Learning involves the ability to form strong mental models of concepts through deliberate practice, spaced repetition, and connections between ideas.”
(Deep Learning melibatkan kemampuan membentuk model mental yang kuat melalui latihan yang disengaja, pengulangan berkala, dan hubungan antar gagasan).
4. Hattie dan Donoghue (2016)
Mendefinisikan Deep Learning sebagai: “The process where learners develop a deep understanding of content, which enables them to transfer knowledge to new contexts and adapt it creatively.”
(Proses di mana peserta didik mengembangkan pemahaman mendalam terhadap konten, yang memungkinkan mereka mentransfer pengetahuan ke konteks baru dan mengadaptasinya secara kreatif).
5. Bransford, Brown, dan Cocking (2000)
Dalam karya How People Learn, mereka menjelaskan: “Deep Learning is the process of connecting new knowledge to prior understanding and applying this knowledge in meaningful ways to solve problems.”
(Deep Learning adalah proses menghubungkan pengetahuan baru dengan pemahaman sebelumnya dan menerapkan pengetahuan ini secara bermakna untuk memecahkan masalah).
Pengertian di atas menekankan bagaimana Deep Learning dalam pendidikan tidak hanya berfokus pada pemahaman materi secara mendalam, tetapi juga bagaimana siswa dapat mengaitkan, menerapkan, dan mengembangkan pengetahuan mereka untuk menghadapi tantangan dunia nyata.
Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa pendekatan ini bertujuan untuk membuat siswa lebih terlibat dalam proses belajar, bukan hanya sekadar menghafal informasi.
Dalam Deep Learning, siswa diminta untuk menghubungkan pelajaran dengan kehidupan nyata dan berpikir lebih kritis mengenai materi yang diajarkan.
Pendekatan pembelajaran deep learning dalam konteks pendidikan merujuk pada metode pengajaran yang berfokus pada pemahaman mendalam dan keterampilan berpikir kritis.
Tujuannya agar siswa dapat memahami konsep secara mendalam dan dapat menerapkannya dalam berbagai situasi.
Baca juga: Kunci Jawaban: Modul 2, Tuliskan Keterampilan Konsultan dalam Diri yang Sudah Baik dari Anda, PMM
Baca juga: Kunci Jawaban: Post Test Modul 2, Mendengarkan dengan Baik Adalah Bagian dari Keterampilan, PMM
Penerapan Deep Learning
Apakah Deep Learning akan menggantikan Kurikulum Merdeka? Mendikdasmen menegaskan bahwa Deep Learning bukanlah kurikulum baru.
Deep Learning merupakan pendekatan belajar yang dapat diterapkan dalam berbagai kurikulum yang ada.
Jadi meskipun konsep Deep Learning menarik dan berpotensi meningkatkan kualitas pembelajaran, saat ini Kurikulum Merdeka Belajar masih akan tetap berlaku.
Secara umum Deep Learning memiliki sejumlah manfaat yang sangat signifikan bagi siswa, di antaranya:
1. Pengembangan Kritis: Siswa didorong untuk berpikir kritis dan mengeksplorasi materi secara lebih mendalam.
2. Penerapan Pengetahuan: Siswa dapat menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari dan situasi dunia nyata.
3. Keterlibatan Aktif: Pendekatan ini mengharuskan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, bukan hanya pasif menerima informasi.
4. Peningkatan Keterampilan Kolaborasi: Deep Learning juga mendorong siswa untuk bekerja sama dalam proyek, mengembangkan keterampilan komunikasi, dan kolaborasi yang efektif.
Guru juga memainkan peran penting dalam pendekatan ini. Mereka tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif, memberikan umpan balik yang positif, dan menghargai usaha siswa tanpa terlalu fokus pada kesalahan.
Kunci Jawaban IPA Kelas 7 Halaman 26 Konversilah Satuan-Satuan Di Bawah Ini Ke Dalam Satuan Bakunya |
![]() |
---|
Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 4 Halaman 37 Tuliskan 10 Kata Huruf Pertama Kata Dasarnya Tidak Luluh |
![]() |
---|
Kunci Jawaban PAI Kelas 8 Halaman 50 51 52 53 54 Pernyataan Menunjukkan Iman Kepada Kitab |
![]() |
---|
Tulislah Sebuah Teks Berita Berdasarkan Berita Pesawat Terbang, Bahasa Indonesia Kelas 11 Hal 40 41 |
![]() |
---|
Bagaimana Pendapat Kalian Mengenai Pengembangan Pesawat CN-235, Bahasa Indonesia Kelas 11 Hal 40 41 |
![]() |
---|