Keluarga Cendana
Presiden Soeharto Dulu Akrab dengan Gus Dur, Tutut Kenang Momen saat Ayahnya Pinjamkan Baju
Momen ketika Gus Dur pinjam baju ke Soeharto, Tutut ungkap kedekatan kedua presiden.
Editor: Apriantiara Rahmawati Susma
TRIBUNTRENDS.COM - Terungkap kedekatan Presiden Soeharto dengan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Sebelumnya, putri sulung Soeharto, Tutut pernah membeberkan persahabatan antara sang ayah dengan Gus Dur.
Disebutkan Tutut, Gus Dur pernah meminjam baju kepada Soeharto.
Seperti apa kisah lengkapnya?
Tutut menceritakan momen saat Gus Dur silaturahmi ke kediaman keluarga Cendana.
Pada postingan tersebut, Tutut mengungkapkan Gus Dur pernah meminjam baju mantel.
Baca juga: Hubungan Probosutedjo dengan Presiden Soeharto, Adik Kakak Beda Bapak, Tak Mau Disebut Saudara Tiri

Kala itu, Gus Dur yang menjabat sebagai presiden memang berencana pergi ke sebuah negara berhawa dingin.
Soeharto pun dengan senang hati meminjamkan mantelnya kepada Gus Dur.
"Bapak menerima Gus Dur beserta Mbak Yenny Wahid ketika lebaran tahun 2005.
Bapak dan Gus Dur memiliki hubungan yang dekat.
Ketika Gus Dur menjabat sebagi Presiden dan hendak bepergian ke negara berhawa dingin (saya lupa mau berkunjung ke mana), Gus Dur khusus minta ke Bapak, baju overcoat yang dipakai Bapak.
Gus Dur maunya mantel yang dipakai Bapak ke Jerman.
Bapak seneng banget ketika dimintai mantelnya… Bapak mencari sendiri dan langsung mengirimnya ke Gus Dur.
Mantel itu sebagaimana dipakai Bapak yang di publish di cendana.archive.
Saya dulu juga sering diajak Gus Dur keliling pesantren.
Panggilan akrab saya ke Gus Dur adalah “Pak Dur”," tulisnya pada caption.
Cerita Soeharto & Gus Dur Buka Puasa Bersama, Suasana Tegang Berubah Cair, Begini Obrolan Keduanya
Presiden RI ke-2 Soeharto dengan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dikenal memiliki ideologi politik yang berlawanan.
Kendati demikian, hubungan Soeharto dengan Gus Dur tetap terjalin baik di luar ranah politik.
Bahkan, Soeharto dan Gus Dur tak jarang saling silaturahmi di sela-sela kesibukan mereka.
Ada cerita menarik ketika Soeharto dengan Gus Dur berkelakar soal jumlah rakaat salat tarawih.
Awalnya percakapan itu terasa menegangkan, namun kemudian berubah menjadi candaan. Seperti apa kisah lengkapnya?
Baca juga: Alissa Wahid Kenang Momen Gus Dur Silaturahmi ke Soeharto Tiap Lebaran, Tak Ada Obrolan Politik
Suatu hari di bulan Ramadan, Gus Dur diundang oleh Soeharto ke kediamannya di Jalan Cendana Jakarta untuk berbuka puasa bersama.
“Waktu itu Gus Dur hadir ditemani Kiai Asrowi,” tulis situs resmi NU mengisahkan pertemuan itu.
Pada masa itu Orde Baru dan Soeharto masih kuat berkuasa. Kisah itu terjadi tahun 90-an.
Gus Dur dan Soeharto dikenal bermusuhan secara ideologi politik, meski begitu, keduanya juga sering kunjung-mengunjungi.
Hal ini lantaran, Gus Dur masih memegang pucuk tertinggi ormas Islam di Indonesia, yakni NU.
Sedangkan Soeharto di akhir-akhir kekusaannya lagi gencar-gencarnya mendekati ormas dan kelompok Islam.
Singkat cerita, setelah buka puasa, lantas keduanya salat maghrib berjamaah.
Setelahnya, ada jamuan makan. Mereka minum kopi, minum teh, dan makan. Dari situlah, terjadi dialog antara Soeharto dan Gus Dur soal tarawih.
“Gus Dur sampai malam di sini?” tanya Soeharto.
“Enggak pak! Saya harus segera pergi ke tempat yang lain,” jawab Gus Dur
“Oh, iya ya ya....silaken. Tapi kiainya kan ditinggal di sini, ya?” kata Soeharto.
Tentu saja, jika Soeharto sudah berucap sesuatu, maka yang lain wajib mematuhi. Situasi pun sempat menegang, tapi bukan Gus Dur namanya jika tidak bisa membut suasana jadi cair lagi.
“Oh, Iya Pak! Tapi harus ada penjelasan,” kata Gus Dur.
“Penjelasan apa?” Soeharto penasaran.
“Salat tarawihnya nanti itu ngikutin NU lama atau NU baru?” jawab Gus Dur.
Mendengar ucapan Gus Dur itu, Soeharto jadi bingung. Baru kali ini ia mendengar ada NU lama dan NU baru. Lantas, ia pun bertanya, “Lho, NU lama dengan NU baru apa bedanya?”
“Kalau NU lama, tarawih dan witirnya itu 23 rakaat,” jawabnya.
“Oh Iya..ya..ya..ya....gak apa-apa,” ucap Soeharto.
Gus Dur sementara diam tak lagi berbicara. Keduanya pun hening sejenak.
Sejurus kemudian Soeharto bertanya lagi,”Kalau NU baru bagaimana?
“Diskon 60 persen! Hahaha...” kelakar Gus Dur.
Baca juga: Momen Anak Soekarno & Cucu Soeharto Jadi Pembawa Baki saat HUT RI, Megawati Bawa Bendera Pusaka Asli
Gus Dur, Soeharto dan semua orang yang ada di sekitarnya tertawa mendengar dialog itu. Suasana pun jadi begitu cair dengan candaan.
“Ya, jadi salat tarawih dan witirnya cuma tinggal 11 rakaat,” canda Gus Dur.
Tarawihnya didiskon 60 persen, dari 23 rekaat jadi cuma 11 rekaat.
“Ya sudah, saya ikut NU baru saja, pinggang saya sakit," kelakar Soeharto.
Begitulah obrolan antara dua Presiden, Soeharto dan Gus Dur.
Sumber: TribunTrends.com
Potret Lawas Darma Mangkuluhur di Pangkuan Soeharto, Kini Jadi Pengusaha dan Lamar Patricia Schuldtz |
![]() |
---|
Tata Cahyani Rayakan Ultah Ke-50, Mantan Tommy Soeharto Dipuji Awet Muda, Terungkap Profesinya |
![]() |
---|
Tata Cahyani Ultah ke-50, BCL hingga Raline Shah Beri Ucapan Selamat ke Mantan Istri Tommy Soeharto |
![]() |
---|
Tata Cahyani Ulang Tahun ke-50, Pesona Mantan Istri Tommy Soeharto Disorot: Masih Cantik Banget! |
![]() |
---|
Titiek Soeharto Ultah Ke-66, Prabowo Beri Ucapan, Pamer Momen Hangat Bersama Didit Hediprasetyo |
![]() |
---|