Breaking News:

Keluarga Soekarno

Tak Mau Dimadu, Inggit Garnasih Cerai dari Presiden Soekarno, Fatmawati Nangis Berlutut Minta Maaf

Kisah Fatmawati berlutut di kaki Inggit Garnasih, merasa bersalah telah merebut Soekarno.

Kolase TribunTrends.com
Kisah Fatmawati berlutut di kaki Inggit Garnasih, merasa bersalah telah merebut Soekarno. 

TRIBUNTRENDS.COM - Sudah jadi rahasia umum jika Presiden Soekarno memiliki lebih dari satu istri.

Soekarno menikah dengan istri keduanya, Inggit Garnasih selama 20 tahun sebelum akhirnya bercerai.

Perceraian Soekarno dan Inggit Garnasih dipicu karena kehadiran Fatmawati.

Inggit Garnasih tak ingin dimadu dan lebih memilih diceraikan Soekarno.

Fatmawati yang mengetahui hal itu pun menangis merasa bersalah hingga meminta maaf berlutut di kaki Inggit Garnasih.

Inggit Garnasih adalah perempuan yang menjadi istri kedua presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno selama 20 tahun.

Hal tersebut dikatakan langsung oleh Tito Zeni Asmara Hadi, cucu dari Inggit Garnasih saat ditemui wartawan TribunJabar.co.id, Kamis (17/8/2017) di kediamannya, Komplek Cibolerang Bandung.

"Ibu Inggit Garnasih dinikahi Presiden Soekarno pada tahun 1923 sampai akhirnya mereka harus bercerai pada tahun 1943," ujar Tito kepada wartawan TribunJabar.co.id.

Tito menceritakan perceraian tersebut dikarenakan Inggit Garnasih yang merupakan neneknya tidak ingin dimadu oleh Presiden Soekarno.

Saat itu, lanjut Tito, Presiden Soekarno menyelingkuhi Inggit Garnasih dan menjalin hubungan dengan Fatmawati.

Pertemuan Presiden Soekarno dan Fatmawati terjadi ketika Soekarno beserta keluarga harus menjalani pengasingan di Bengkulu.

"Soekarno bertemu dengan Fatmawati ketika ia dan kerluarganya termasuk Inggit Garnasih dibuang pemerintah Belanda ke Bengkulu," ujar Tito.

Tito mengatakan saat di Bengkulu, Soekarno bertemu dengan Fatmawati yang merupakan teman dari Ratna Djuami, anak angkat Soekarno dan Inggit Garnasih.

Perselingkuhan antara Soekarno dan Fatmawati, lanjut Tito, berlanjut hingga akhirnya diketahui oleh Inggit Garnasih.

Saat itu Presiden Soekarno meminta izin kepada Inggit Garnasih untuk menikahi Fatmawati.

"Soekarno meminta izin kepada Inggit Garnasih untuk menikahi Fatmawati, namun Inggit tidak ingin dimadu dan meminta diceraikan," ujar Tito.

Tito mengatakan akhirnya Inggit Garnasih dan Presiden Soekarno bercerai dan Presiden Soekarno menikahi Fatmawati.

Baca juga: Alasan Siti Oetari Nenek Maia Estianty Diceraikan Soekarno, Menikah Umur 16, 2 Tahun Kemudian Janda

Soekarno dan Inggit Garnasih istri keduanya
Soekarno dan Inggit Garnasih istri keduanya (via Tribunsolo.com)

Usai perceraian tersebut, lanjut Tito, tidak pernah sekali pun terjadi pertemuan antara Inggit Garnasih dan Fatmawati.

Pertemuan Inggit Garnasih dan Fatmawati baru terjadi pada tahun 1980.

"Tahun 1980 atas bantuan Ali Sadikin, Gubernur Jakarta saat itu, akhirnya Fatmawati menemui Inggit Garnasih untuk meminta maaf karena telah mengambil Soekarno darinya," ujar Tito.

Tito menceritakan saat itu Fatmawati ditemani oleh anak-anaknya juga berlutut sambil memegang kaki Inggit Garnasih dan berlinang air mata meminta maaf kepada Inggit Garnasih.

Saat dimintai maaf oleh Fatmawati, lanjut Tito, Inggit Garnasih berkata sudah memaafkannya dari dulu.

"Kepada Fatmawati, Inggit Garnasih mengatakan seorang Ibu adalah lautan maaf bagi anak-anaknya dan berpesan kepada Fatmawati jangan mencubit jika tidak ingin dicubit," ujar Tito.

Tito mengatakan Inggit Garnasih menganggap Fatmawati seperti anaknya sendiri, oleh karena itu dirinya dengan mudah memberi maaf kepada Fatmawati.

Sosok Inggit Garnasih

Sosok yang mendampingi Soekarno pada masa-masa susah sebelum kemerdekaan adalah Inggit Garnasih.

Inggit, menikah dengan pemuda Soekarno setelah bercerai dengan Haji Sanusi.

Sedangkan Soekarno saat itu mahasiswa TH di Bandung juga menceraikan Oetari, putri dari HOS Cokroaminoto.

Keduanya menikah pada tahun 1923, saat itu usia Inggit lebih tua 12-13 tahun.

Namun dalam surat nikah disebutkan, Soekarno berusia 24 tahun dan Ny Garnasih, janda empat bulan, berusia 23 tahun.

Dalam kartu penduduknya dan batu nisannya tercatat tanggal lahirnya 17 Februari 1888. Tetapi seperti kebanyakan penduduk Indonesia saat itu, tidak banyak yang mencatat tanggal kelahirannya.

Meskipun demikian, yang bisa dipasti-kan adalah, Inggit lahir pada hari Sabtu.

Dikutip dari Harian Kompas, 10 Nevemer 1997, pasangan Inggit Garnasih yang dipanggil Soekarno dengan julukan "Enggit" dan Soekarno dengan panggilan "Kusno", melewati saat-saat paling sulit pada awal perjuangan merebut kemerdekaan.

Sejarah mencatat, Soekarno beberapa kali dijebloskan ke penjara lalu dibuang ke Flores dan Bengkulu.

Namun sejarah tidak pernah mencatat, bagaimana "Enggit" tetap setia mendampingi suaminya dan memberinya semangat.

Soekarno bersama Fatmawati istri ketiga Soekarno
Soekarno bersama Fatmawati istri ketiganya (YouTube Metro TV)

Sumber inspirasi

Peranan Inggit Garnasih sebagai istri, tenggelam oleh kehebatan suaminya.

Padahal pada saat-saat lelah, pada saat-saat Soekarno bimbang, Inggit Garnasih tampil bukan hanya sebagai istri yang bisa membahagiakan suaminya.

Tetapi ia juga mampu memberikan inspirasi, dan semangat, dengan keyakinan ySoekarno bahwa bangsa Indonesia merebut kemerdekaan, akan tercapai.

"Dalam periode kehidupanku selanjutnya, Inggit sangat penting bagiku. Dia adalah ilhamku. Dia adalah pendorongku. Dan dalam waktu dekat aku memerlukan semua ini," ujar Soekarno dalam Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.

Inggit memang tidak setengah-setengah mendukung semangat suaminya.

Ia bersedia jalan kaki pergi-pulang Bandung-Sukamiskin ketika suami-nya ditahan di penjara Sukamiskin.

Masih sambil berjualan kecil-kecilan untuk menopang hidupnya.

Sebagai seorang istri yang tahu siapa suaminya, Inggit masih tetap mendampingi suaminya ketika dibuang ke Flores lalu dipindah ke Bengkulu.

Baca juga: Kisah Menur Cucu Soekarno Jauh dari Keluarga Sejak Kecil, Tak Pernah Tinggal Serumah dengan Kakak

Mengantarkan Soekarno ke gerbang kemerdekaan

Namun nasib rupanya menentukan lain. Ketika saat-saat yang dinantikan tiba, di tempat terakhir ini pulalah pasangan ini harus berpisah, betapa pun ia sangat mencintai Soekarno.

Inggit kembali ke Bandung karena sikap dan pendiriannya yang teguh tidak mau dimadu, beberapa saat sebelum suaminya memimpin bangsa Indonesia.

Inggit hanya mengantarkan Soekarno ke gerbang kemerdekaan Republik Indonesia, persis seperti judul biografinya yang ditulis Ramadhan KH.

Walau demikian, dalam beberapa kali pertemuan, Inggit memperlihatkan cintanya yang tulus kepada Soekarno tak pernah pupus. Ia menyatakan selalu berdoa untuk Soekarno.

Pada tanggal 13 April 1984 ia dipanggil kehadirat Illahi. Inggit meninggal dengan tenang dan dimakamkan di pemakaman umum Babakan Ciparay, Kodya Bandung.

(Tribun Jabar/ Rezeqi Hardam) (KOMPAS.com/ Rizal Setyo Nugroho)

Diolah dari artikel di Tribun Jabar dan KOMPAS.com

Sumber: Tribun Jabar
Tags:
SoekarnoInggit GarnasihFatmawati
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved