Breaking News:

Eksis Sejak Era Soeharto, Kak Seto Ungkap Sudah Bertemu 7 Presiden, Cuma 1 yang Tak Memanggil 'Kak'

Cerita Kak Seto sudah bertemu 7 Presiden RI, tapi hanya satu yang tak memanggilnya dengan sebutan 'Kak'.

YouTube Kompas.com
Cerita Kak Seto sudah bertemu 7 Presiden RI, tapi hanya satu yang tak memanggilnya dengan sebutan 'Kak'. 

TRIBUNTRENDS.COM -  Publik tentu sudah tak asing lagi dengan sosok Kak Seto yang dikenal sebagai psikolog anak.

Seperti diketahui, pemilik nama asli Seto Mulyadi ini sudah berkecimpung di bidang pendidikan anak selama puluhan tahun.

Kak Seto bahkan sudah eksis sebagai psikolog anak sejak era Presiden RI ke-2 Soeharto.

Kak Seto mengaku sudah merasakan tujuh presiden berbeda selama hidup di Indonesia.

Baca juga: Benar Terjadi? Soeharto Pernah Ramal Masa Depan Indonesia: Anak Muda Lebih Suka Barang Luar Negeri

Kak Seto atau Seto Mulyadi
Kak Seto atau Seto Mulyadi (Tribunnews)

Dari ketujuh presiden itu, Kak Seto menyebut ada satu presiden yang tak pernah memanggilnya dengan embel-embel 'Kak'.

"Dari tujuh presiden, hanya satu yang tidak memanggil kak, yaitu Bung Karno," kata Kak Seto, dikutip Kompas.com dari kanal YouTube VINDES, Minggu (17/10/2021).

Kak Seto mengatakan, pernah bertemu dengan Bung Karno saat dirinya masih berusia tujuh tahun.

Namun, pada saat itu, ia masih sangat kecil dan belum mendapat predikat 'Kakak' karena pengabdiannya.

Sejak era kepresidenan Soeharto, Kak Seto sudah mulai dikenal sebagai seorang psikolog anak.

"Dari mulai Pak Harto, kemudian Pak Habibie, Gus Dur, Ibu Mega, Pak SBY, dan Pak Jokowi memanggil kak semua," ujarnya.

Predikat Kak sendiri memang sudah melekat dan sangat identik dengan pria berusia 70 tahun tersebut.

Tak hanya presiden, mertuanya pun terkadang sering menyapanya dengan panggilan Kak Seto.

"Sampai mertua saya juga suka panggil kak karena semuanya sudah melekat saja," ucapnya.

Soeharto Tetap Merakyat Meski Sudah Jadi Presiden, Setia Potong Rambut ke Tukang Cukur Bawah Pohon

Tak banyak orang tahu, Presiden RI ke-2 Soeharto ternyata punya tukang cukur rambut langganan sejak dulu.

Tukang cukur itu sudah melayani Soeharto sejak ia masih berkarir di militer.

Meski sudah jadi presiden, Soeharto pun tetap potong rambut di tukang cukur tersebut.

Menurut penuturan putri sulungnya, Tutut melalui blognya, Soeharto bahkan hanya mau dipotong rambut oleh tukang cukur itu meski sudah jadi presiden.

Tukang cukur di bawah pohon adalah mereka yang melayani konsumennya di dekat pohon.

Baca juga: Tommy Soeharto Ceritakan Perlakuan Keluarga Cendana ke Mantu Soeharto, Mayangsari & Prabowo Beda?

Soeharto dicukur oleh Pak Yos, pencukur di bawah pohon
Soeharto dicukur oleh Pak Yos, pencukur di bawah pohon (tututsoeharto.id)

Kain putih dibentangkan dan dikaitkan ke pohon sebagai dinding pembatas.

Saat masih menjabat sebagai Panglima Cadangan Umum Angkatan Darat (Panglima Caduad), Soeharto selalu memotong rambut di tukang cukur bawah pohon.

Pencukurnya bernama Pak Yos.

Pak Yos kerap memotong rambut Soeharto bahkan ketika mantan Panglima Kostrad itu menjabat sebagai presiden.

Berdasarkan tulisan anak pertama Soeharto, Tutut Soeharto di situs pribadinya, Pak Yos sering mangkal di bawah pohon di Jalan H Agus Salim.

Tempat mangkal Pak Yos itu tidak jauh dari rumah Soeharto.

Bila rambutnya sudah panjang, Soeharto akan memanggil Pak Yos untuk memotong rambutnya.

Setelah menjadi presiden, Soeharto disarankan untuk mengganti tukang cukur.

"Katanya, 'masak presiden, tukang cukurnya dari bawah pohon.'," kata Tutut Soeharto.

Namun, ucapan itu tidak dipedulikan Soeharto.

Ia tetap memilih dicukur rambut oleh Pak Yos.

Ada alasan tersendiri mengapa Soeharto tetap setia dengan Pak Yos.

Menurutnya, tidak ada alasan untuk mengganti Pak Yos.

"Kata bapak apa bedanya, kan Pak Yos manusia juga, yang warga Negara Indonesia," ucapnya.

Keputusan Soeharto itu membuat Pak Yos terharu.

"Pak Yos sendiri kaget dan terharu, karena masih dipanggil bapak walau sudah menjadi Presiden RI.

Bedanya, setelah bapak menjabat sebagai presiden, Pak Yos memakai baju lengan panjang setiap memotong rambut bapak," katanya.

Namun, Pak Yos meninggal pada 1977.

Sejak itu, Soeharto kehilangan dan harus mencari tukang cukur pengganti Pak Yos.

Pengganti Pak Yos adalah Umang yang sudah lama bekerja untuk keluarga Cendana.

Umang merupakan tukang sisir Tutut, Mamiek, Titiek, dan Tien Soeharto.

"Akhirnya bapak bertanya pada saya, 'Wuk kamu tahu nggak tukang cukur yang bisa dipanggil ke rumah.'

Saya jawab, 'Umang saja pak, dia bisa kok motong rambut.'," cerita Tutut.

Awalnya, Seoharto kurang yakin. Ia ragu Umang dapat memotong rambut pria karena lebih sering bekerja sebagai tukang sisir wanita keluarga Cendana.

Tapi, ternyata Umang biasa memotong rambut suami Tutut.

Akhirnya, Soeharto setuju untuk dicukur oleh Umang.

Tribuntrends/Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Tags:
Kak SetoSoehartoBung Karno
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved