Breaking News:

Berita Viral

Sosok Daffa Mahessa Hamid, Polisi Viral di Gorontalo Tak Gengsi Nyambi Jualan Siomay, Dikira Intel

Viral sosok polisi di Gorontalo yang nyambi jualan siomay keliling pakai kendaraan, dikira intel.

|
kolase TikTok
Viral sosok polisi di Gorontalo yang nyambi jualan siomay, dagangan laris diserbu pembeli. 

TRIBUNTRENDS.COM -  Inilah sosok Bripda Daffa Mahessa Hamid, seorang polisi di Gorontalo yang nyambi jualan siomay.

Belakangan ini sosok Daffa Mahessa Hamid ramai jadi sorotan karena videonya jualan siomay seliweran di TikTok.

Melalui akun TikTok-nya @pakpol_sharing, Daffa Mahessa Hamid memang sering membagikan kegiatannya sehari-hari.

Mulai dari aktivitasnya di kantor polisi hingga berjualan siomay.

Daffa Mahessa Hamid mengungkapkan ia berjualan siomay di luar jam kerjanya.

Baca juga: Sosok Dea Lestari, Artis FTV yang Ternyata Nyambi Jadi Kepala Sekolah, Ini Potretnya Ngajar di TK

Daffa Mahessa Hamid, polisi nyambi jualan siomay.
Daffa Mahessa Hamid, polisi nyambi jualan siomay. (TikTok)

Meski sudah kerja jadi polisi, namun ia tetap semangat berjualan siomay menggunakan kendaraan miliknya.

Ia mengaku berjualan siomay untuk menambah penghasilan.

Daffa tak jarang membuka lapak siomay di belakang mobilnya.

Terkadang ia juga berdagang menggunakan sepeda motornya.

Ia seringkali membagikan video ketika berjualan siomay.

Bahkan, ada yang mengira Daffa seorang intel yang menyamar menjadi penjual siomay.

Ia pun langsung membantah tudingan tersebut.

Di video-video yang ia bagikan, tampak dagangannya laris manis diserbu para pembeli.

Daffa tak gengsi memamerkan aktivitasnya jualan siomay.

Baginya yang terpenting adalah uang yang ia hasilkan halal.

"Setiap hari saya dagang siomay. Cari uang yang halal-halal aja ya, yang berkah," ujarnya.

Daffa juga sesekali memberikan motivasi kepada anak muda untuk mencari rezeki yang halal.

"Mumpung masih muda, ayo kita usaha, jangan malas-malas. Mumpung masih muda," katanya.

Ternyata Daffa tak hanya nyambi jualan siomay tapi juga berdagang ikan.

"Kadang saya jualan siomay, kadang saya jualan ikan," ungkapnya.

Viral sosok polisi di Gorontalo yang nyambi jualan siomay, dagangan laris diserbu pembeli.
Viral sosok polisi di Gorontalo yang nyambi jualan siomay, dagangan laris diserbu pembeli. (kolase TikTok)

Video polisi nyambi jualan siomay ini viral dan mengundang beragam komentar dari netizen.

Tak sedikit netizen memuji Daffa sosok pekerja keras.

"Mantap bang, sukses selalu," ujar seorang netizen.

"Alhamdulillah, sangat membanggakan orang tua, bisa menjadi suri tauladan bagi generasi muda atau anggota polisi lainnya," tandas netizen lain.

Tonton video-nya di sini

Cerita Guru SMA Kerja Nyambi Jadi Badut, Kini Panen Cuan Puluhan Juta Tiap Bulan, Punya 15 Karyawan

Inilah sosok Shoni Suprayoga, guru SMA di Semarang yang kerja nyambi jadi badut, hasilkan puluhan juta rupiah per bulan.

Shoni Suprayoga tak malu punya pekerjaan sampingan jadi badut.

Dari profesinya sebagai badut, Shoni Suprayoga justru dapat membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain.

Usaha badutnya lancar, Shoni Suprayoga kini bahkan sudah punya 15 karyawan.

Baca juga: Kisah Azka Wijaya, Bocah 11 Tahun yang Jadi Badut Jalanan Demi Bayar Kontrakan, Ayah Sakit-sakitan

Kisah Guru SMA Semarang Tak Malu Jadi Badut, Dapat Puluhan Juta Per Bulan hingga Punya 15 Karyawan
Kisah Guru SMA Semarang Tak Malu Jadi Badut, Dapat Puluhan Juta Per Bulan hingga Punya 15 Karyawan (YouTube Kompas TV)

Usaha badut hiburan bagi anak-anak ini telah digeluti Shoni sejak tujuh tahun lalu.

Peluang ini didapat Shoni sebelum dirinya menjadi seorang guru.

Saat itu dirinya pernah bekerja ikut saudaranya di Jakarta sebagai badut di kawasan Ancol.

Kini setelah dirinya menjadi seorang guru di Kota Semarang keinginannya untuk memiliki pekerjaan sampingan sebagai badut hiburan ia wujudkan.

Dengan dibantu sang istri yang juga seorang guru, Shoni secara bertahap mengumpulkan aksesoris badut, badut karakter, alat make up, hingga alat sulap sebagai modal untuk menghibur anak-anak di acara ulang tahun.

Kini buah dari kerja keras Shoni mulai menampakkan hasilnya.

Ia kini banyak menerima panggilan untuk mengisi acara hajatan, acara sekolah dan perpisahan.

Sebagai seorang guru, Shoni mengaku tidak malu sebagai badut penghibur.

Sebaliknya ia mengaku senang karena bisa menghibur dan melihat tawa ceria anak-anak yang dihiburnya.

“Pekerjaan utama saya kan guru untuk sampingan saya milih badut.

Karena saya berpengalaman sejak lulus SMA pernah ikut saudara di Jakarta, terus ini ingin membesarkan di Kota Semarang.

Karyawan kita kurang lebih 15 orang, untuk order tiap bulan kurang lebih 50-60 lokasi,” terang Shoni, melansir dari kompas.tv ( grup TribunJatim.com ).

Dari pekerjaan sampingan sebagai badur penghibur, Shoni bisa mendapatkan cuan hingga puluhan juta rupiah per bulan.

Dalam sebulan setidaknya ia mendapatkan 60 orderan untuk penampilan badut.

Orderan ini tak hanya dari Semarang namun juga luar kota seperti Kendal, Pekalongan, Grobogan dan Solo.

Kini Shoni juga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar, dimana sekarang ada 15 karyawan yang ikut membantu menjadi badut hiburan.

Baca juga: Sukses jadi Content Creator, TikTokers Dulu Badut Penjual Balon, Diludahi, Kini Masuk Nominasi Award

Pekerjaan serupa juga pernah dilakoni Musri (46), seorang guru honorer asal Sumatra Utara ini.

Kisahnya viral di tahun 2019.

Mengutip TribunMedan via Grid.ID, Musri adalah seorang guru honorer yang mengajar kelas VI SD Negeri No.105364 di Desa Lubuk Rotan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdangbedagai, Sumatera Utara (Sumut).

Musri sudah 20 tahun mengabdi sebagai guru honorer.

Mirisnya, hingga kini Musri masih digaji Rp 700 ribu per bulan.

Parahnya lagi, gaji yang nominalnya amat sedikit itu, diterima Musri setiap tiga bulan sekali.

Tak ayal, Musri harus memutar otak demi bisa bertahan hidup.

Salah satunya dengan menjadi 'hantu' sundel bolong atau pocong.

Ya, selain sebagai guru honorer, Musri juga berprofesi sebagai badut hantu di sebuah rombongan organ tunggal yang biasa diundang ke acara pesta.

Rombongan organ tunggal yang diikuti Musri ini lebih dikenal warga Kabupaten Serdangbedagai dengan nama Keyboard Mak Lampir.

Pesta khitanan dan pernikahan, jadi kesempatan Musri dan rekan-rekan seperjuangannya untuk mencari pundi-pundi rezeki.

"Gaji cuma Rp 700 ribu per bulan, ya harus pintar-pintarlah cari tambahan.

"Job-nya itulah, jadi sundel bolong atau pocong," ucap Musri.

Musri menyebutkan, dalam sebulan ia dan teman-temannya bisa tampil sebanyak empat hingga enam kali.

"Sekali tampil bisa bergaji Rp100 ribu sampai Rp 125 ribu per orang tergantung jauh dekatnya lokasi acara," lanjutnya.

Meski profesi badut penghiburnya berbeda jauh dengan pekerjaannya sebagai guru honorer, Musri mengaku tak malu.

"Aku enggak mencuri jadi enggak perlu malu karena aku menganggap apa yang kulakukan ini hanya sebatas menghibur dan membuat orang ketawa saja," ujar Musri.

Terlebih lagi, Musri merasa pekerjaannya sebagai badut penghibur pesta tak mengganggu kesehariannya sebagai guru.

"Walaupun pulang jadi hantu malam tapi saya usahakan jangan sampai mengganggu kerjaan jadi guru.

"Job jadi hantu itu biasanya Sabtu dan Minggu.

"Kadang kalau tidak ada job jadi hantu ya jadi badut," jelasnya.

Baca juga: SOSOK Ervin Drummer Cokelat yang Bangkrut hingga Jadi Badut Usai Dipecat Band, Kini Ngedrum Lagi! 

Lelaki yang tinggal di Desa Kesatuan, Kecamatan Perbaungan tersebut mengaku tak tahu sampai kapan ia harus bekerja sebagai badut.

Musri juga menyebut rekan-rekan guru dan para walimurid telah menerima pekerjaannya sebagai badut.

Pasalnya, mereka memaklumi karena tahu gaji sebagai guru honorer sangat lah kecil.

Keluarga juga tak pernah mempermasalahkan pekerjaannya.

"Saya dan istri sudah lama pisah.

"Kalau anak saya ada satu, tapi dia ikut dengan mamaknya di Medan," katanya.

Musri hanya bisa berharap agar pemerintah bisa memperhatikan kesejahteraan guru honorer seperti dirinya.

Tribuntrends/TribunJatim.com

Tags:
berita viral hari inipolisiTikTok
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved