Berita Viral
Studi: 84 Persen Karyawan Lebih Produktif Bekerja WFH atau Hybrid Dibandingkan Kerja Full di Kantor
Lebih tepatnya, studi menyebut 84% karyawan merasa lebih produktif bekerja secara hybrid atau jarak jauh WFH daripada kerja di kantor.
Penulis: Dhimas Yanuar NR
Editor: Dhimas Yanuar
TRIBUNTRENDS.COM - Sebuah studi menyebut bahwa 84 persen karyawan akan lebih produktif bekerja secara WFH atau hybrid.
Hybrid sendiri adalah sistem kerja campur antara kerja di kantor dan secara jarak jauh secara digabungkan.
Secara jelasnya, para karyawan memang lebih memilih dan menyukai kerja secara jarak jauh dan tak sering berangkat ke kantor.
Dilansir dari World of Buzz pada Kamis, (5/9/2024), sebuah studi dari Zoom menemukan bahwa 84 persen karyawan merasa lebih produktif jika bekerja hybrid atau jarak jauh.
Hal ini tentu dibandingkan dengan lingkungan kerja di kantor tradisional atau secara penuh.
Baca juga: Nekat Liburan Saat WFH, Pria Ini Kesusahan Cari Sinyal hingga Terpaksa Terbang untuk Kirim Kerjaan
Bahkan dalam studi disebutkan bahwa karyawan merasa lebih terhubung dengan tim mereka dalam pengaturan kerja hybrid.
Manfaat kerja hybrid juga disebut tak hanya soal fleksibilitas dalam bekerja.
Beberapa karyawan hybrid melaporkan merasa lebih terkoneksi dengan tim dan manajer, 82 persen karyawan yang mengikuti survey mengutarakah sentimen ini.
Studi tersebut juga mengungkapkan bahwa fokus diskusi tentang gaya kerja yang fleksibel adalah keuntungan dalam produktivitas.
Khususnya ketika karyawan dapat bekerja secara jarak jauh, bahkan disebut sama efektifnya dengan bekerja di kantor meski tidak 100 persen bisa dilakukan setiap orang.

“84% pemimpin perusahaan mengatakan bahwa meningkatkan produktivitas adalah prioritas utama. Mereka hingga sekarang masih mencari tahu pengaturan kerja terbaik untuk perusahaan.”
“Tak sedikit yang merasa terhubung, tetapi mereka juga tidak selalu membutuhkan interaksi langsung,” tulis studi tersebut,
Bahkan penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa karyawan lebih produktif dalam pengaturan kerja hybrid.
Disebutkan sekira 84% mengaku mereka menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dalam pengaturan kerja hybrid atau jarak jauh daripada di kantor.
Sementara 72% orang yang bekerja secara langsung merasa sangat atau cukup terhubung dengan manajer mereka.
Persentase lebih tinggi terpapar ketika mereka bekerja dalam pengaturan kerja hybrid (82%).
Hal ini menunjukkan bahwa perasaan terhubung tidak selalu bergantung pada interaksi tatap muka secara langsung.
Hubungan antar karyawan dan pemimpin perusahaan bisa kuat dan dapat dibentuk di lingkungan kerja jarak jauh dan hybrid.
Meskipun banyak perusahaan yang beradaptasi dengan pengaturan kerja hybrid baru mereka, ternyata ada 75% yang percaya bahwa beberapa tahun kedepan mereka akan menyesuaikan diri.
Survei juga menunjukkan bahwa 82% pemimpin perusahaan berencana untuk membuat gaya kerja mereka lebih fleksibel.
Sebagian besar pemimpin perusahaan melaporkan bahwa tempat kerja mereka menjadi lebih fleksibel selama 2 tahun terakhir.
Laporan studi menyebut 50% karyawan dan pemimipin mengaku kerja mereka jauh lebih fleksibel dan 45% menyatakan tempat kerja mereka sedikit lebih fleksibel.
“Untuk menciptakan tempat kerja yang siap menghadapi masa depan, penting untuk terus menyesuaikan diri berdasarkan umpan balik dan preferensi karyawan, dan memiliki teknologi yang dapat berkembang seiring dengan organisasi juga penting,” tulis studi dari Zoom tersebut.
Metodologi penelitian
Survei Future of Work dan IT Leadership merupakan studi global yang dilakukan oleh Reworked INSIGHTS untuk Zoom.
Lebih dari 600 pemimpin IT dan C-suite selevel CEO dan hampir 1.900 karyawan di seluruh dunia disurvei untuk mendapatkan pendapat mereka tentang berbagai pengaturan tempat kerja, produktivitas, dan dampak AI generatif.
Survei dilakukan secara daring, dengan semua tanggapan bersifat wajib dan anonim.
(*)
(TribunTrends/Dhimas)
Sumber: TribunTrends.com
Kilas Balik Kehidupan Alvi di Pondok: Santri Pendiam yang Kini Jadi Tersangka Mutilasi Sadis |
![]() |
---|
Dari Santri ke Jagal Nyawa: Jejak Kelam Alvi Sebelum Mutilasi Kekasihnya, Guru dan Alumni Terpukul |
![]() |
---|
Menkeu Nepal Dipermalukan Massa: Dikejar, Dipaksa Telanjang, Tercebur ke Sungai, Berapa Kekayaannya? |
![]() |
---|
Dari Ransel Merah ke Jurang Pacet, Begini Cara Alvi Maulana Hamburkan Potongan Tubuh Kekasihnya |
![]() |
---|
Sosok Elisabet Lann, Menteri Kesehatan Swedia yang Ambruk Usai Dilantik, Diduga Gula Darah Rendah |
![]() |
---|