Breaking News:

Keluarga Cendana

Sebelum Wafat, Ibu Tien Sempat Curhat Tak Ingin Soeharto Jadi Presiden Lagi Tapi Tak Digubris

Pesan Ibu Tien sebelum wafat, tak ingin Soeharto jadi presiden lagi, ucapan terbukti 2 tahun kemudian.

Istimewa
Pesan Ibu Tien sebelum wafat, tak ingin Soeharto jadi presiden lagi, ucapan terbukti 2 tahun kemudian. 

TRIBUNTRENDS.COM -  Siti Hartinah alias Ibu Tien pernah menyampaikan pesan terkait suaminya, Soeharto kepada seorang menteri.

Kepada menteri tersebut, Ibu Tien mengungkapkan pesan supaya Soeharto tak lagi jadi presiden.

Menteri yang dimaksud tak lain adalah Mien Sugandhi.

Mien Sugandhi menjabat sebagai Menteri Urusan Peranan Wanita di era Soeharto.

Diketahui, Mien Sugandhi meninggal dunia pada tahun 2020 lalu.

Saat masih menjabat menteri, tepatnya 17 Agustus 1996, Mien dianugerahi tanda kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana.

Penghargaan itu diberikan untuk mereka yang berjasa besar di suatu bidang atau peristiwa tertentu yang bermanfaat bagi kemajuan, kesejahteraan, dan kebesaran bangsa dan negara.

Baca juga: Misteri Tusuk Konde Milik Ibu Tien Soeharto, Tak Bisa Sembarangan Diambil saat Jatuh, Ada Ritual

Mien Sugandhi
Mien Sugandhi (Tribun Pontianak)

Mien dikenal sebagai sosok yang dekat dengan Soeharto dan istrinya, Tien Soeharto.

Bahkan, sebelum meninggal dunia pada tahun 1996, Tien menyampaikan pesan melalui Mien supaya Soeharto tak lagi maju sebagai presiden.

Dikutip dari buku Pak Harto, The Untold Stories (2011), Mien menyebut bahwa pesan dari mantan Ibu Negara itu disampaikan dalam suatu acara Golkar.

"Tiba-tiba Ibu Tien berkata kepada saya, tolong katakan kepada... (Ibu Tien menyebut salah seorang petinggi Golkar), agar Pak Harto jangan menjadi presiden lagi. Sudah cukup, sudah cukup, beliau sudah tua," kata Mien mengingat ucapan Tien.

Mien mengaku terkejut dan seketika berkata, "Lho Bu, kalau begitu siapa yang mumpuni untuk menggantikan beliau?"

"Biarlah itu diserahkan dan ditentukan oleh pemilu saja. Aku sudah tidak mau lagi. Aku mau pergi, aku lungo (pergi), pokok'e aku lungo," kata Tien.

Atas pesan itu, Mien lantas menyampaikannya ke politisi Golkar yang dimaksud Tien. Namun, politisi tersebut tak percaya Tien berpesan demikian.

"Saya pun bersikeras, masak saya berani berbohong? Mengubah kata-kata Ibu Tien saja saya tidak berani," ujar Mien.

"Tetapi mereka tidak percaya, ya sudah. Mereka malah mengatakan bahwa lebih dari seratus juta rakyat Indonesia tetap menginginkan Pak Harto menjadi presiden," lanjutnya.

Akhirnya, Tien mengembuskan napas terakhir pada 28 April 1996.

Kemudian, setahun setelahnya, Soeharto kembali terpilih sebagai presiden dan dilantik untuk ketujuh kalinya pada 11 Maret 1998.

Namun, tak lama setelah itu situasi politik menjadi tidak kondusif dan Soeharto menyatakan mundur dari jabatannya.

Baca juga: Bukan karena Kejawen, Terkuak Alasan Soeharto Pilih Tempati Rumah Cendana, Misteri Ranjau Anti-tank

"Ah, seandainya orang-orang diberi pesan oleh Ibu Tien itu dulu itu mau merenungkannya," kata Mien dalam buku Pak Harto, The Untold Stories lagi.

Mien Sugandhi wafat dalam usia 85 tahun. Perempuan bernama lengkap Siti Aminah Sugandhi ini lahir pada 28 Juli 1934.

Mien menjabat sebagai Menteri Urusan Peranan Wanita di era Presiden Soeharto, yaitu selama 1993 hingga 1998.

Sebelumnya, selama tahun 1977 hingga 1993, politisi Partai Golkar ini menjabat sebagai anggota DPR.

Momen Tusuk Konde Ibu Tien Soeharto Mendadak Jatuh, Sosok Ini Ditampar saat Hendak Mengambil

Istri Presiden RI ke-2 Soeharto, Ibu Tien kerap tampil berkebaya di berbagai kesempatan.

Ibu Tien biasanya mengenakan kebaya sesuai pakem yakni lengkap dengan sanggul Jawa dan tusuk konde.

Ada kisah menarik di balik tusuk konde yang dipakai oleh Ibu Tien.

Seperti diketahui, Ibu Tien merupakan bagian dari keluarga besar keraton di Surakarta, Solo, Jawa Tengah.

Tak sedikit orang menyakini Ibu Tien yang keturunan ningrat adalah sumber dari pamor Soeharto.

Diyakini ketika Bu Tien wafat mendahului Pak Harto pada 1996, pamor dan kewibawaan Soeharto turut surut dan berujung pada lengsernya Presiden kedua RI itu pada Mei 1998.

Baca juga: Ucapan Ibu Tien Sebelum Meninggal, Tak Ingin Soeharto Jadi Presiden Lagi, Terbukti 2 Tahun Kemudian

Cintanya harmonis hingga maut memisahkan, Soeharto dan Ibu Tien ternyata berawal dari perjodohan, simak selengkapnya!
Cintanya harmonis hingga maut memisahkan, Soeharto dan Ibu Tien ternyata berawal dari perjodohan, simak selengkapnya! (ISTIMEWA)

Letak  wibawa dan ‘’kesaktian’’ Bu Tien yang sangat berpengaruh kepada Pak Harto ada pada tusuk konde.

Hal ini diungkap  seorang penerbang helikopter TNI AU yang tak mau disebut namanya.

Hal ini dikisahkan mantan pilot helikopter yang jabatan terakhirnya adalah jenderal bintang tiga (Marsekal Masdya), ketika dia masih berpangkat Mayor.

Dia kerap menerbangkan Helikopter Puma VVIP, suatu ketika penumpangnya adalah Bu Tien dan para pengawalnya.

Seorang pilot heli berpangkat Mayor itu juga berusaha menunjukkan loyalitas yang tinggi.

Sebelum  penumpang VVIP masuk ke kabin heli, pilot dan kopilot heli mendampingi  para penumpang.

Hingga kemudian siap menerbangkannya heli setelah penumpang dalam kondisi on board.

Saat sedang mendampingi Ibu Tien yang akan masuk heli itulah, tusuk konde yang dikenakan Bu Tien tersenggol pintu dan jatuh.

Dengan sigap, pilot helikopter berpangkat Mayor itu bermaksud mengambil tusuk konde dan ingin menyerahkannya kepada Ibu Tien.

Meski tangan si pilot heli belum menyentuh tusuk konde, para pengawal Ibu Tien Soeharto yang lebih sigap terlebih dahulu menampar pilot bersangkutan sambil menghardik.

Pilot heli berpangkat Mayor itu sangat syok.

Karena yang bereaksi personel Paspampres, dia hanya diam saja.

Pilot heli itu akhirnya  menyadari bahwa untuk mengambil tusuk konde Bu Tien perlu ‘’ritual’’ tertentu dan tidak boleh dipungut sembarangan.

Personel Paspampres yang mengambilnya, terlebih dahulu menyembah tusuk konde itu sambil komat-kamit, kemudian dengan takzim menyerahkannya kepada Ibu Tien.

Tribuntrends/Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Tags:
Ibu TienSoehartoMien Sugandhi
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved