Breaking News:

Khazanah Islam

Benarkah Bulan Suro Merupakan Bulan Keramat Rawan Malapetaka? Buya Yahya Jelaskan Pandangan Islam

Apakah benar bulan suro adalah bulan keramat yang rawan terjadi malapetaka? Begini penjelasan Buya Yahya dari sudut pandang Islam.

Penulis: Sinta Manila
Editor: Sinta Manila
Youtube Al-Bahjah TV
Apakah benar bulan suro adalah bulan keramat yang rawan terjadi malapetaka? Begini penjelasan Buya Yahya dari sudut pandang Islam. 

TRIBUNTRENDS.COM - Apakah benar bulan suro adalah bulan keramat yang rawan terjadi malapetaka?

Jika orang nekat melakukan sesuatu yang penting di bulan Suro maka harus siap-siap datangnya masalah, apakah itu semua sesuai dengan syariat Islam?

Begini penjelasan Buya Yahya dari sudut pandang Islam tentang bulan Suro yang dikeramatkan oleh masyarakat.

Baca juga: Benarkah Umat Islam Dilarang Merayakan Ulang Tahun? Ulama Buya Yahya Sarankan Tidak Tiup lilin

Masuk di tanggal 1 Suro masyarakat beberapa daerah menganggap itu merupakan tanggal keramat.

Menandai masuknya bulan baru yakni sasi Suro yang kentang dengan aura mistis.

Bahkan pemahaman kepercayaan masyarakat tertentu di bulan ini, adalah momen hajatan di kaum ghaib.

Sehingga jika manusia nekat melakukan hajatan atau perayaan yang lain akan ketiban sial.

Melansir dari YouTube Al Bahjah TV, ulama Buya Yahya tegas membantah hal itu.

"Hari Allah itu semuanya baik, hari jelek itu cuma satu waktu anda bermaksiat melanggar Allah itu hari jelek." jelas Buya Yahya.

Ternyata dalam Islam bulan Suro atau dalam Islam disebut dengan Muharram, adalah bulan yang dimuliakan.

"Kebalikannya, itu bulan penuh rahmat (bulan muharram).

Bulan Allah ada 12, 4 diantaranya adalah bulan haram, diantaranya adalah bulan muharram bulan haram, bulan yang dimuliakan, bukan bulan mala petaka," tegas Buya Yahya.

Buya Yahya menegaskan bahwa itu adalah hanya bualan dari dukun.

Ilustrasi dukun
Ilustrasi dukun (TribunJabar)

"Gak ada itu jangan percaya yang demikian, ada berita-berita, itu adalah suudzan kepada Allah yang mengatakan hari naas.

Semua bulan itu adalah bulan baik, bulan mulia, selesai gak ada itu, jangan percaya yang lain, itu hanyalah bualan dukun," tegas Buya Yahya.

Bahkan di bulan Suro atau Muharram ini, masyarakat muslim sebaiknya melakukan puasa.

Karena selain Ramadhan, puasa yang baik adalah di bulan Muharram.

"Bulan muharram adalah bulan istimewa maka lakukan puasa, Muharram untuk puasa.

Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadhan adalah bulan Muharram," pungkas Buya Yahya.

Dalam bulan Muharram yang istimewa adalah puasa Asyura, Nabi masuk kota Madinah.

Baca juga: Bawa Tas Saat Salat Bisa Ditaruh di Depan Saja, Bahaya Kalau Ada di Belakang, Buya Yahya Jelaskan

Ilustrasi berpuasa
Ilustrasi berpuasa (mos.cms.futurecdn.net)

Mana kala orang madinah orang yahudi pada berpuasa, seperti yang dinukil Buya Yahya dalam hadist Nabi tentang puasanya orang Yahudi di 10 Muharram.

"Aku lebih berhak untuk bersyukur terimakasih atas diselamatkan nabi Musa di 10 Muharram.

Maka Nabi Muhammad juga berpuasa dan menyuruh sahabat nabi berpuasa di tanggal 10 Muharaam.

'Semoga Allah mengampuni dosa yang lalu, sahabat nabi cermat tidak mau ikut-ikutan.

'Ini hari diagungkan oleh orang Yahudi.' lalu nabi mengatakan 'Kalau sampai aku hidup sampai tahun depan aku akan puasa tanggal 9'.

Tapi Nabi sudah wafat duluan sebelum tanggal 9 muharram.

Jadi tanggal 9 sunah untuk berbeda dengan kaum yahudi.

Kalau 9 tidak sempat puasanya tanggal 10 tambah tanggal 11." jelas Buya Yahya.

(TribunTrends.com/MNL)

 

Tags:
SuroBuya Yahya
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved