Breaking News:

Keluarga Cendana

Soeharto Ternyata Sosok Humoris, Tutut Ungkap Tingkah Lucu Ayah saat Berduaan dengan Ibu Tien

Terungkap kebiasaan lucu Soeharto saat berduaan dengan Ibu Tien, Tutut menyebutnya dengan istilah pura-pura sare.

ISTIMEWA
Ibu Tien meninggal dunia pada 28 April 1996, dokter Kepresidenan ungkap detik-detik pilunya mantan Presiden RI Ke-2 itu. 

TRIBUNTRENDS.COM - Presiden RI ke-2 Soeharto memang dikenal sebagai sosok pemimpin yang kontroversial.

Di balik kepemimpinannya yang kontroversial, ada sisi lain Soeharto yang tak banyak orang tahu.

Soeharto ternyata punya kebiasaan lucu saat berduaan dengan sang istri, Ibu Tien.

Kebiasaan Soeharto itu pernah diungkapkan oleh anak sulungnya, Siti Hardiyanti Rukmana atau yang akrab disapa Mbak Tutut melalui akun Instagramnya.

Dalam foto yang diunggah Mbak Tutut, nampak Presiden Soeharto atau Pak Harto sedang duduk bersama istrinya, Raden Ayu Siti Hartinah atau Ibu Tien sambil bercanda mesra.

Baca juga: Jarang Tersorot, Ini 7 Cicit Soeharto, Tutut Punya Cucu Kembar, Cucu Bambang Trihatmodjo Blasteran

Potret kebersamaan Soeharto dan Ibu Tien.
Potret kebersamaan Soeharto dan Ibu Tien. (Instagram)

Rupanya ada kebiasaan Pak Harto yang bisa membuat istrinya tersenyum lebar.

Menurut Mbak Tutut, kebiasaan itu disebutnya dengan istilah pura-pura 'sare'.

"Bapak pura-pura sare (tidur), ibu tertawa geli melihat tingkah bapak. Foto ini di dalam pesawat dalam perjalanan pulang dari kunjungan ke luar negeri, November 1990," tulis Mbak Tutut.

Tidak hanya kepada Istrinya, ternyata Pak Harto juga sering merespon anak-anaknya dengan 'pura-pura sare'.

Sebagaimana yang diceritakan Mbak Tutut, dalam beberapa kesempatan dirinya ikut mendampingi kunjungan Pak Harto.

Untuk mengusir rasa jenuh dan bosan saat dalam perjalanan, Mbak Tutut menggoda Pak Harto dan Ibu Tien dengan meminta keduanya agar berkenan untuk difoto.

"Salah satu respon bapak kadang lucu, dengan pura-pura sare (tidur). Ibu tertawa geli melihatnya.

Itulah sisi mesra bapak dan ibu," kata Mbak Tutut.

Pada unggahan sebelumnya, Mbak Tutut mengatakan bahwa Pak Harto gemar melahap makanan yang terbuat dari singkong dan kacang.

Berlatar sebuah saung bambu reot, Pak Harto duduk sendirian tanpa ditemani Ibu Tien maupun pengawal protokoler istana.

Ketika itu, pria berjuluk 'the smiling general' tersebut sedang meninjau usaha pembibitan kelapa di daerah Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sekitar tahun 1980.

Di kala istirahat, Pak Harto ditemani oleh secangkir kopi dan singkong rebus serta 'blondo' buatan Ibu Tien.

Blondo merupakan salah satu makanan kesukaan Pak Harto yang kerap dibuatkan oleh Ibu Tien.

Kini, Blondo sudah tidak populer lagi. Mbak Tutut yakin generasi saat ini sudah tidak mengetahui lagi makanan yang disebut blondo.

"Biasanya kalau di rumah dibuatkan Blondo oleh ibu... Generasi baru mungkin sudah tidak tau lagi apa itu Blondo.

Blondo adalah ampas kalau membuat minyak kelapa... Blondo didhahar (di makan) dengan singkong rebus. Uenak tenan itu," ujar Mbak Tutut. (M15)

Kenapa Soeharto & Ibu Tien Pilih Tinggal di Rumah Cendana? Padahal Istana Merdeka Lebih Megah

Saksi mata kehidupan Keluarga Cendana adalah sebuah rumah kecil di gang Cendana.

Keluarga Cendana yang dikepalai Soeharto memimpin negara Republik Indonesia selama 32 tahun lamanya.

Rumah yang kini kosong itu juga menjadi saksi kejayaan Soeharto menjadi Presiden ke-2 Indonesia.

Rumah yang beralamat Jalan Cendana No.8, Menteng, Jakarta Pusat ini ditinggal oleh Seoharto meninggal pada tahun 2008 silam, dan kini tempat bersejarah itu tak berpenghuni.

Baca juga: Sebelum Meninggal, Curhatan Ibu Tien soal Soeharto Diabaikan, 2 Tahun Kemudian Malah Jadi Kenyataan

Menilik dari akun TikTok @matthewjedidiah, seorang warganet memperlihatkan rumah Soeharto di Jalan Cendana yang tak berpenghuni itu.

Sang pemilik akun sempat meminta izin terlebih dahulu kepada penjaga keamanan untuk mengambil gambar rumah Keluarga Cendana.

Namun sayang, pemilik akun tak mengizinkan untuk mengambil gambar bagian dalam rumah.

Dia hanya diizinkan mengambil gambar hanya bagian luar rumah saja.

Kondisi rumah Cendana kini tak berpenghuni, dulu jadi saksi kejayaan Soeharto.
Kondisi rumah Cendana kini tak berpenghuni, dulu jadi saksi kejayaan Soeharto. (Kolase TribunTrends/Tiktok)

“Ini rumahnya panjang banget,” ucapnya dikutip TribunTrends dari TikTok @matthewjedidiah, Selasa, (11/6/2024).

Rumah Cendana sendiri terletak di Jalan Cendana nomor 6-8, Menteng, Jakarta Pusat. 

Rumah yang memiliki cat berwarna hijau khas militer itu sudah tampak tua. 

Selain warna cat, desain arsitektur tempat tinggal Cendana juga menampilkan sentuhan militer yang kuat.

Satu-satunya perbedaan terletak pada bagian pagar depan yang memiliki panjang lebih dari 20 meter. 

Pagar depan rumah hanya berupa teralis besi setinggi 1,5 meter yang dicat dengan warna putih.

Patung peninggalan Soeharto dan beberapa mobil terparkir di rumah Cendana.
Patung peninggalan Soeharto dan beberapa mobil terparkir di rumah Cendana.

Dari luar pagar, ada banyak patung di bagian halaman rumah serta ada pos kecil di bagian depan rumah.

Rumah yang menjadi kebanggaan mendiang Soeharto itu tampak tak terawat seperti rumah kosong.

“Rumahnya emang udah cukup tua, kalau dari luar banyak patung-patung,” terangnya.

“Sama ada ginian nih, (seperti pos) kayaknya itu buat paspampres beliau berjaga pada masanya,” sambungnya.

Tak hanya itu, halaman rumah Cendana juga dipenuhi beberapa tanaman hias peninggalan Soeharto, sehingga nampak begitu asri dan tenang.

Baca juga: Pernikahan Soeharto & Ibu Tien Digelar Sederhana, Malam Pertama Menegangkan, Tak Sempat Bulan Madu

Meski tak berpenghuni, rumah tersebut tetap dijaga oleh dua orang satpam dan masih ada beberapa mobil yang terparkir di garasi. 

Belum diketahui mobil tersebut milik siapa, kemungkinan salah satu di antaranya adalah milik sang penjaga rumah.

“Diluarnya ada pos satpam sama beberapa mobil parker, kayaknya punya orang-orang yang masih kerja di sini. Kalo dilihat dari luar ada Alphard sama garasi lagi,” pungkasnya.

Potret bagian depan rumah Cendana.
Potret bagian depan rumah Cendana.

Dua pohon Beringin yang lebat daunnya, menjadi saksi bisu dari perjalanan hidup sang pemilik rumah, masih berdiri tegak di taman kecil di depan rumah.

Sementara itu, atap rumah terbuat dari genteng. 

Namun, warna oranye pada bagian atap rumah sang jenderal terlihat pudar dan ditumbuhi lumut.

Tidak banyak detail yang terlihat dari depan rumah. 

Hanya terdapat kandang burung yang dicat putih, dengan lebar sekitar 1 meter, berdiri di sudut kanan depan rumah.

Cat putih pada rangka kandang terlihat sudah pudar.

Sementara itu, pada 2017 rumah Keluarga Cendana disebut akan dijadikan museum. 

Namun, hingga saat ini belum juga terealisasikan.

Rumah Keluarga Cendana ini memang sudah kosong sejak Soeharto wafat. 

Pasalnya, tak ada satu pun keturunan sang mantan presiden yang tinggal di rumah tersebut.

Alasan Soeharto Pilih Tinggal di Cendana

Soeharto, menolak tinggal di Istana Merdeka.

Presiden yang menjabat sebagai 32 tahun itu memilih tinggal di rumah pribadinya, Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat.

Dikutip dari buku “Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya” yang ditulis G. Dwipayana dan Ramadhan KH, diterbitkan PT Citra Kharisma Bunda Jakarta, tahun 1982, bukan tanpa alasan pilihan itu diambil Soeharto

Namun, dirinya melakukan hal tersebut untuk kepentingan dan kebaikan keluarga.

"Saya memilih tinggal di Jalan Cendana No. 8, di daerah Menteng dan tidak pindah ke Istana Merdeka. 

Saya mengambil keputusan ini bukan karena tidak mau, melainkan demi kepentingan dan kebaikan keluarga," demikian penuturan Soeharto dikutip dari buku tersebut.

Soeharto tidak ingin anak-anaknya terpisah dari masyarakat. 

Meski dirinya menyadari dengan kedudukannya sebagai presiden tentu kebebasannya akan terbatas.

Namun, tidak bagi anak-anaknya. Dengan tinggal di rumah pribadi tentunya akan memiliki pergaulan yang lebih bebas, ketimbang harus tinggal di Istana.

"Dalam pada itu saya sadar, sesuai dengan kedudukan saya, meski saya tinggal di rumah ini kebebasan kami tetap terbatas. 

Tetapi, pergaulan anak-­anak saya tentu masih lebih bebas daripada kalau mereka tinggal di Istana," tandasnya.. 

Tribuntrends/WartaKotalive.com

Sumber: Grid.ID
Tags:
SoehartoIbu Tien
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved