Breaking News:

Berita Viral

Cerita Alfina Haji Termuda dari Semarang Jateng, Usia Baru 18, Nabung Sejak TK, Lulus SMA Berangkat

Halima Hadi Alfina, jemaah haji dari Semarang, Jawa Tengah ini baru berusia 18 tahun ketika berangkat ke tanah suci untuk menunaikan rukun Islam

Editor: Galuh Palupi
Tribun Jatim/IST
Cerita Afina haji termuda dari Semarang, nabung sejak TK 

TRIBUNTRENDS.COM - Halima Hadi Alfina, jemaah haji dari Semarang, Jawa Tengah ini baru berusia 18 tahun ketika berangkat ke tanah suci untuk menunaikan rukun Islam kelima.

Alfina panggilan akrabnya, adalah jemaah haji termuda yang berangkat bersama ibunya, Jumiyati.

Alfina sudah menabung untuk biaya haji sejak masih TK.

Ia membiayai sendiri ibadah hajinya dari uang honor hasil menari.

Alfina memang punya bakat menari dan sudah sering pentas sejak kecil.

Alfina bersama ibunya saat berada di Madinah
Alfina bersama ibunya saat berada di Madinah

Honor dari kemampuannya menari itu lantas ia tabung sedikit demi sedikit.

Baca juga: 5 Fakta Haji Furoda yang Diikuti Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, Program Haji Paling Mahal

“Pakai uang hasil menabung sendiri (untuk berhaji). Alhamdulillah setiap kali dapat uang dari menari, saya tabung sedikit demi sedikit,” kata Alfina saat ditemui di sekitaran Masjid Nabawi.

Dia bercerita, sejak kecil sudah diajari menabung oleh orangtuanya.

Bahkan sejak TK, dia mulai menabung dan kemudian dialokasikan untuk mendaftar haji oleh orangtuanya.

Sejak kecil, Alfina pandai menari.

Dia seringkali diundang ke berbagai event tari.

Nah, hasil dari menari selalu ia tabung. Selain disisakan sedikit untuk jajan dan bersedekah.

"Honor menari saya titipkan Ibu, untuk tabungan haji. Kebetulan sejak PAUD saya sudah ikut sanggar tari,” kisah Alfina.

Saat didaftarkan haji oleh orangtuanya, tahun 2009 silam, Alfina masih TK.

Gadis itupun belum paham maknanya.

Ilustrasi pelaksanaan ibadah haji
Ilustrasi pelaksanaan ibadah haji

Baru setelah remaja, ia paham dan mengerti bahwa naik haji merupakan kewajiban bagi yang mampu.

Baca juga: Dipertemukan di Sorga Pilu Jemaah Haji Asal Pangandaran, Istri Wafat Usai Tiba di Bandara Jeddah

“Setelah paham, malah saya semakin semangat menabung. Saya tidak pernah menargetkan berapa banyak tabungan yang terkumpul. Pokoknya, begitu dapat honor, langsung ditabung,” ujarnya.

Selain tampil di sejumlah even, Alfina juga rajin mengikuti lomba-lomba di luar tari dan sering menang.

Hasil lomba itu menambah pundi-pundi tabungan hajinya.

Tahun 2020 lalu dia masuk daftar berangkat haji.

Namun karena Covid-19 keberangkatan Alfina bersama orangtua dan kakak-kakaknya tertunda.

Tahun 2024 ini mereka akhirnya berkesempatan ke tanah suci.

Alfina berangkat membawa bekal yang cukup.

Di tanah suci, ia juga bisa membiayai sendiri keperluannya, tanpa minta orangtua.

Untuk kebutuhan utama maupun kebutuhan membeli souvenir dan berbagai hal selama di tanah suci semua pakai uang sendiri.

Alfina mengaku bisa disiplin menabung karena didikan orang tua.

Baca juga: Minta Maaf ke Aaliyah, Fuji Siap Datang ke Nikahan Thariq Halilintar, Haji Faisal Ikut Jika Diundang

Dia tak pernah diberi uang jajan, selalu membawa bekal dari rumah ketika berangkat ke sekolah.

Kebutuhannya juga dicukupi orang tua.

Suasana di tempat tawaf usai Mekkah ditinggal jutaan jemaah haji
Suasana di tempat tawaf usai Mekkah ditinggal jutaan jemaah haji

Sehingga dia tak merasa harus sama dengan teman-temannya yang lain, yang setiap saat harus mengikuti model dan perkembangan teknologi.

Tanpa merasa kuper atau ketinggalan zaman dengan pilihannya itu.

“Sejak kecil juga kami ajari disiplin mengelola keuangan. Salah satunya selalu kami tekankan bahwa berbelanja itu sesuai kebutuhan, bukan keinginan,” kata Jumiyati, mendampingi anaknya.

Didikan Jumiyati membawa hasil. Alfina tekun menabung dan bahkan bisa membiayai sendiri ongkos naik haji.

Alfina pun senang dan bangga bisa merasakan hasil menabungnya sejak kecil.

Kisah Lainnya, Sajeriah Wanita Tunanetra Asal Parepare yang Akhirnya Naik Haji

Tekad untuk bisa berangkat haji begitu besar dari dalam diri Sajeriah (65), wanita asal Parepare, Sulawesi Selatan.

Dia akhirnya bisa berangkat haji setelah 14 tahun menanti.

Sajeriah tak bisa menyembunyikan senyum di wajahnya.

Penyandang disabilitas netra itu tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 3 UPG dan tiba di Madinah, Selasa (15/5/2024).

Baca juga: Nasib Jemaah Haji Usai Pesawat Garuda Terbakar di Langit Makassar, Diterbangkan Lagi, Ganti Pesawat

Meski memiliki keterbatasan, semangat Sajeriah tak padam. 

Dia menyiapkan sendiri perlengkapan hajinya, mulai dari mencuci, melipatnya, dan menyusunnya di dalam koper.

Sajeriah juga mengaku tak khawatir melakukan perjalanan haji. 

Bahkan, jika saat menjalankan ibadah dia ditakdirkan meninggal pun Sajeriah mengaku ikhlas.

“Saya tidak takut, kalaupun saya meninggal tidak apa-apa,” ucapnya, Rabu (15/5/2024), seperti dilaporkan jurnalis Kompas.com anggota Media Center Haji (MCH) 2024, Khairina.

Ilustrasi naik haji
Ilustrasi naik haji (HO)

Keikhlasan Sajeriah bahkan membuat orang-orang di sekitarnya menitikkan air mata. 

Hasmia (53), keponakan yang mendampingi Sajeriah menunaikan ibadah haji tak kuasa menahan tangisnya.

Sejak kecil, Hasmia mengaku dekat dengan sang bibi. Sajeriah begitu mandiri. 

Dia biasa mengurus keponakan-keponakannya, memasak nasi, mencuci, dan mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga.

Baca juga: Kisah Syafira, Calon Haji Usia 18 Tahun, Gantikan Ayah yang Meninggal, Campur Aduk Sedih dan Bahagia

Hasmia bahkan tak merasa Sajeriah bibinya memiliki keterbatasan karena dia begitu terampil.

“Dia bisa masak, mencuci, dan segalanya dia lakukan sendiri,” ucap Hasmia.

Petugas kesehatan sedang memerika kesehatan jemaah haji asal Parepare, Makasar, Sajeriah (65), jemaah haji penyandang tuna netra.
Petugas kesehatan sedang memerika kesehatan jemaah haji asal Parepare, Makasar, Sajeriah (65), jemaah haji penyandang tuna netra. (MCH 2024)

Di mata Hafidah Jufri, ners atau perawat yang memeriksa kesehatan Sajeriah dan mendampinginya, Sajeriah memiliki semangat yang luar biasa. Perempuan itu penuh semangat. 

Kondisi kesehatannya sangat baik karena hasil tes kesehatan, baik darah, urine, dan lain-lain masih di bawah ambang batas.

“Semangatnya luar biasa, saya salut,” ujarnya.

M Hasyim Usman, Ketua Kloter 3 UPG juga kagum akan semangat Sajeriah yang berkeyakinan besar untuk berangkat haji meski memiliki keterbatasan.

“Awalnya pendampingan dia tidak masuk. Awalnya yang diusulkan untuk mendampingi adalah keponakannya yang serumah tetapi tidak bisa,” ucap Hasyim.

Begitu Sajeriah dinyatakan berangkat, Hasyim pun memberikan semangat. 

Salah satunya, dia membagi anggota rombongan dengan komposisi beragam, mulai dari tua muda, dan lansia.

Juga dibagi ada anggota yang sehat dan yang memiliki masalah kesehatan.

“Walaupun ada yang tidak setuju diberikan pemahaman, kita berangkat ini sama, satu saudara masa kami tidak mampu,” ujarnya lagi.

Baca juga: Kisah Pencari Rumput Asal Lamongan Naik Haji, Nabung Belasan Tahun, Sempat Pesimis: Upahnya Kecil

Salah satu yang paling diingat Hasyim dari sosok Sajeriah adalah saat wanita itu harus berulang kali kembali ke kantor Kementerian Agama mengurus berbagai persyaratan administrasi.

“Dia datang langsung ke kantor walau sebenarnya bisa saja diwakilkan yang lain,” kisah Hasyim.

Sementara itu, Sajeriah yang mengalami kebutaan sejak usia tujuh tahun ini mengaku diberangkatkan adiknya.

Sajeriah sudah berumrah tujuh tahun lalu dan kini ia berhaji.

Dia sempat merasa khawatir akan merepotkan banyak orang, tetapi dia akhirnya mantap berangkat. 

Sajeriah hanya menggantungkan hidupnya pada Allah SWT.

“Ada Allah SWT yang membantu. Apalagi mereka yang bisa melihat. Ayo naik haji,” ucapnya.

(Tribun Trends/Tribun Jatim)

Tags:
Halima Hadi AlfinaSemarangJateng
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved