Breaking News:

Berita Viral

Dipaksa Lari, Mahasiswi Meninggal Karena Serangan Jantung, Dosen Tunda Beri Pertolongan Pertama

ega sekali, seorang dosen memaksa mahasiswinya lari keliling lapangan meski mahasiswi tersebut punya penyakit jantung, berujung meninggal dunia.

Penulis: joisetiawan
Editor: jonisetiawan
Kolase TribunTrends/scmp
Seorang mahasiswi meninggal usai dipaksa lari oleh dosennya, sang dosen juga tunda beri pertolongan pertama. 

TRIBUNTRENDS.COM - Tega sekali, seorang dosen memaksa mahasiswinya lari keliling lapangan meski mahasiswi tersebut punya penyakit jantung.

Alhasil, tak selang beberapa lama mahasiswi tersebut kejang-kejang.

Teman-temannya pun tak berani mendekat karena dilarang oleh sang dosen.

Hingga akhirnya mahasiswi tersebut meninggal dunia.

Baca juga: Penjelasan Undip soal Mahasiswi Penerima KIP Kuliah Gaya Hidup Mewah, Status Penerima Bisa Dicabut

Dilansir TribunTrends.com dari scmp, seorang mahasiswi di China dengan penyakit jantung bawaan meninggal setelah dipaksa oleh dosena untuk mengambil bagian dalam kegiatan olahraga.

Mahasiswi Baicheng Medical College itu mengalami kejang saat berlari dengan teman-teman sekelasnya pada 12 April 2024 lalu.

Adapun mahasiswi itu bernama Zhao, dia dibawa ke rumah sakit usai kejadian.

Namun sayangnya, dua hari kemudian dia dinyatakan meninggal.

Ilustrasi mahasiswi meninggal usai dipaksa lari oleh dosennya.
Ilustrasi mahasiswi meninggal usai dipaksa lari oleh dosennya. (via Tribunnews.com)

Bibinya, bernama Wang, mengatakan Zhao menyerahkan dokumen medis yang membuktikan dia memiliki penyakit jantung bawaan ke perguruan tinggi tahun lalu.

Kala itu dirinya mendapatkan pengecualian untuk tidak terlibat kegiatan olahraga oleh pihak kampus.

Namun, gurunya, Song, memerintahkan Zhao untuk berpartisipasi dalam berlari baru-baru ini.

Mahasiswi di China meninggal usai dipaksa lari oleh dosennya.
Mahasiswi di China meninggal usai dipaksa lari oleh dosennya.

Dia mengatakan ketidakpuasan Song dengan keponakannya berasal dari sebuah insiden pada awal April ketika dia meminta Zhao harus memberi istrinya beberapa ikan hidup untuk dimasak sebagai hadiah.

Zhao memesan ikan di situs belanja, namun saat tiba, ikan itu ternyata telah mati.

"Guru itu marah dan membuat segalanya sulit bagi anak kami," kata Wang dikutip TribunTrends, Sabtu, (4/5/2024).

"Dia mengatakan dokumen penyakit jantungnya palsu. Jadi dia harus lari setiap hari." imbuhnya.

Baca juga: Sosok Mahasiswi yang Dinikahi Bos Emas Usia 60 Tahun, Masih Satu Desa dengan Istri Pertama Suami

Ketika Zhao pingsan usai dipaksa lari, Song mengatakan kepada siswa lain untuk tidak mendekatinya. 

Dia tidak langsung menghubungi layanan darurat, tetapi menghubungi manajemen perguruan tinggi.

"Jika kita melakukan upaya untuk menyelamatkannya tepat waktu, saya pikir itu akan efektif. 

Tapi guru tidak mengizinkan kami mendekatinya," kata teman sekelasnya.

Song tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Dia telah mematikan ponselnya.

Pihak kampus mengkonfirmasi Zhao telah meninggal karena penyakit jantung, tetapi tidak dapat mengklarifikasi peran Song dalam tragedi itu.

"Polisi sedang menyelidiki kasus ini dan kami bekerja sama," kata salah satu perwakilan kampus.

Kasus Lain: Guru SD di Lampung Hukum Murid Makan Kuaci dengan Kulitnya di Lantai

Teganya dua oknum guru SD di Kecamatan Pulau Pisang, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, mereka menghukum murid dengan cara tak biasa.

Murid SD tersebut dipaksa makan kuaci yang dibuang ke lantai sambil berjongkok.

Kelakuan dua oknum guru tersebut bikin orang tua korban murka.

Mereka tidak terima dan melaporkan kejadian ini ke Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Pesisir Barat.

Baca juga: Jadi Selingkuhan, Siswi SMA di Subang Malah Dibela Guru Olahraga, Istri: Padahal Ada Anak Perempuan

Ilustrasi siswa SD yang dihukum guru makan kuaci
Ilustrasi siswa SD yang dihukum guru makan kuaci yang dibuang ke lantai. (Tribunnews)

Azwar, satu di antara orang tua murid, mengaku melaporkan dua oknum guru itu karena telah memberikan hukuman berlebihan kepada siswa.

Dia menyebutkan, tujuh siswa disuruh memakan kuaci yang ditebarkan di lantai menggunakan mulut sambil berjongkok.

Parahnya lagi, siswa yang bangun dari posisi jongkok akan dipukuli pakai kayu.

"Kami menilai hukuman ini berlebihan, karena tujuh siswa ini dipaksa memakan kuaci beserta kulitnya tanpa dikupas di lantai," ucapnya, Rabu (28/2/2024).

Dijelaskannya, peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (22/2/2024) lalu.

Pada jam istirahat, siswa kelas 3 SD itu makan kuaci.

Baca juga: Nasib Polisi Banyumas yang Siksa Pelaku Pencurian Motor hingga Tewas, Kini Dihukum 7 Tahun Penjara

Ilustrasi guru
Ilustrasi guru (Kolase TribunTrends)

Namun, saat kembali masuk jam belajar, wali kelas berinisial NS mendapati ruangan berserakan kulit kuaci.

"Informasi dari kakak tingkatnya, mereka ini disuruh gurunya menyapu lantai tersebut sampai bersih dan berkata tidak akan mengajar jika ruangan kelas tidak bersih," bebernya.

NS kemudian menyuruh muridnya ke depan kelas serta memanggil tiga rekan gurunya yang lain, yakni B, M, dan N.

Lalu NS bertanya kepada rekannya, hukuman apa yang pantas diberikan kepada muridnya tersebut.

Baca juga: Rayakan Pensiun, Guru Ini Hadiahkan Paket Umrah ke Murid yang Menang Undian, Semua Biaya Digratiskan

M memberikan saran agar memberikan hukuman dengan cara memakan kuaci.

Setelah membeli kuaci, M menebar kuaci ke lantai.

Lalu ia menyuruh murid-murid tersebut memakan kuaci beserta kulitnya menggunakan mulut dengan tangan di belakang.

"Saat anak kami itu dihukum disaksikan ramai-ramai oleh murid dari kelas lain dari kelas 4, 5, dan 6," ujarnya.

Setelah memakan kuaci, anak-anak tersebut masih merasa jijik hingga ada yang mual, muntah, dan tenggorokan sakit.

Azwar menuturkan, kejadian tersebut telah dilaporkan kepada kepala sekolah yang bersangkutan.

"Kami para orang tua juga sudah dipertemukan dengan yang guru bersangkutan," kata dia.

Baca juga: Kepergok Nonton Drakor, 2 Remaja Korut Dihukum Kerja Paksa 12 Tahun, Dianggap Hancurkan Masa Depan

Pada saat pertemuan itu, oknum guru tersebut telah meminta maaf dan mengaku khilaf.

Melihat kondisi anaknya, mereka belum bisa memaafkan sepenuhnya.

Untuk itu, para orang tua murid melaporkan oknum guru tersebut ke Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pesisir Barat agar kejadian seperti itu tidak terulang kembali.

Mereka juga berharap agar Pemkab Pesisir Barat memberikan sanksi kepada dua oknum guru tersebut.

"Sebenarnya yang kami minta dua oknum guru yakni wali kelas NS dan guru N tugasnya dimutasi dari Pulau Pisang," imbuhnya.

"Karena kalau mereka masih mengajar di Pulau Pisang, bagaimana perasaan anak kami yang masih merasa trauma," tandasnya.

***

(TribunTrends/Jonisetiawan)

Tags:
mahasiswiserangan jantungmeninggal
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved