Ngeri-ngeri Sedap! Restoran Ini Sajikan Sup Kaldu yang Direbus Terus Menerus Selama Hampir 50 Tahun
Simak kisah kaldu sup dari restoran ternama Wattana Panich di Thailand, kaldu supnya sudah mendidih sejak 45 tahun lalu.
Penulis: Dhimas Yanuar NR
Editor: Dhimas Yanuar
TRIBUNTRENDS.COM - Rasa dan kebersihan adalah dua sisi masak-memasak makanan yang harus selalu diperhatikan.
Yap, jika bahan makanan tak bersih pasti tak enak, belum lagi rasa yang juga sering dipertanyakan.
Namun apa jadinya jika sebuah restoran akhirnya mengaku bahwa kaldu sup yang mereka masak tak pernah berubah selama hampir 50 tahun.

Inilah kisah kaldu sup dari sebuah restoran bernama Wattana Panich, di Thailand yang kini sudah mendidih sejak 45 tahun lalu.
Restoran ini awalnya viral dan terkenal dengan menyajikan 'sup yang berusia 50 tahun'.
Restoran yang berlokasi di lingkungan Ekkamai di Bangkok ini terkenal karena selalu memasak dengan kaldu yang sama dalam panci yang sama selama lebih dari 45 tahun.
Meskipun terdengar seperti mimpi buruk penikmat makanan, ternyata banyak orang yang justru menyebut sup restoran ini sangat enak. (Bahkan sampai mendapat bintang Michelin)
Baca juga: JIJIK Kurir Kemas Lagi Sup yang Tumpah, Aksinya Terekam CCTV Auto Viral, Harusnya Dia Bilang
Ternyata di balik itu ada cerita dan alasan kenapa proses memasak restoran Wattana Panich masih memakai kaldu dan wajan yang sama.
Restoran ini dimiliki oleh keluarga bernama Wattana Panich.
Nama restoran mereka langsung melejit gegara pengakuan mereka yang mengaku telah merebus kaldu kuah mie daging sapi bernama "Neua Tune" selama 45 tahun.
Neua Tune berbahan daging sapi rebus dan mentah, babat, bawang putih, kayu manis, lada hitam, ketumbar, dan sekitar selusin ramuan Cina.
Pada tahun 2020, generasi ketiga pemilik bisnis Nattapong Kaweeantawong menceritakan dalam sebuah kisah Great Big Story:
"Selama 45 tahun, kaldu sup kami tidak pernah dibuang setelah seharian dimasak."
"Kami menyimpan kaldu tersebut semalaman lalu menggunakannya untuk masak sup keesokan harinya."
"... Kaldunya telah diawetkan dan dimasak selama 45 tahun, sehingga memberikan rasa dan aroma yang unik."
Dilansir dari sebuah wawancara dengan NPR, Kaweeantawong meyakinkan kebersihan makanan mereka.
Banyak orang yang mengira mereka tak mencuci bersih panci, padahal mereka membersihkannya setiap malam.
“Supnya kami keluarkan dari panci, lalu dibiarkan mendidih sebentar semalaman,” jelasnya.
'Sedikit' yang tersisa mendidih di dalam panci kemudian menjadi bahan dasar sup keesokan harinya.
Metode ini dikenal sebagai "rebusan abadi", jelas membuat perbedaan pada rasa hidangan berdasarkan ulasan restoran di website Trip Advisor.
Salah satu pengulas yang mengunjungi restoran memberikan reviewnya:
"Tempat ini tidak perlu diperkenalkan lagi karena terkenal dengan supnya yang berusia 50 tahun.
"... Jadi, apakah ini layak untuk dihebohkan? Saya akan menjawab ya."
"Supnya sangat kecil tapi enak, dengan harga yang sangat terjangkau."
Ada juga yang mengaku bahwa supnya memiliki rasa unik:
"Sup berusia setengah abad dengan rasa, daging, mie, dan rempah-rempah yang indah."
"Tempat ini dinilai tinggi karena suatu alasan. Wajib dicoba bagi para pecinta kuliner!"
"Tidak diragukan lagi kaldu sapi terbaik yang pernah kami cicipi, mie-nya enak sekali."
"Bisa saja makan kaldu sepanjang hari dan saya bukan orang yang suka sup. Enak sekali," komentar yang ketiga.
Berani mencoba?
(*)
(TribunTrends/Dhimas)
Sumber: TribunTrends.com
Moh Ubaidillah, Sosok Putra Kiai yang Teladan Jadi Korban Tragis Ambruknya Ponpes Al Khoziny |
![]() |
---|
Pilu! Firasat Adik Rendra Menanti Sang Kakak Pulang, Kini Jadi Korban Runtuhnya Ponpes Al-Khoziny |
![]() |
---|
67 Santri Tewas: Polda Jatim Pastikan Usut Tuntas Tragedi Ambruknya Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo |
![]() |
---|
Sosok KH R. Abdus Salam Mujib Pengasuh Pesantren Al Khoziny, Tersorot Usai Insiden Bangunan Ambruk |
![]() |
---|
Juru Parkir "Getok" Harga Warung Nasi Ibu Imas Dari Rp50 Ribu, Kini Muncul dengan Tarif Rp30 Ribu |
![]() |
---|