Berita Viral
Kisah Pak Mad, Kakek asal Banyuwangi Semangat Jadi Muadzin Meski Tak Bisa Melihat, Suaranya Merdu
Meski tidak bisa melihat, Pak Mad asal Banyuwangi tetap semangat jadi muadzin, suaranya merdu saat kumandangkan adzan.
Editor: jonisetiawan
TRIBUNTRENDS.COM - Memiliki keterbatasan tidak menjadi halangan bagi seseorang pria paruh baya bernama Pak Mad untuk berbuat kebaikan.
Kisah Pak Mad viral karena masih semangat menjadi muadzin meski dirinya telah kehilangan penglihatan sejak lima tahun terakhir.
Pria asal Banyuwangi, Jawa Timur, memiliki suara yang merdu saat mengumandangkan adzan.
Dia berpakaian rapi memakai baju koko krem dipadukan dengan peci dan kain sarung.
Dalam video yang beredar, Pak Mad terlihat mengumandangkan adzan sambil menyentuh dinding masjid.
Baca juga: Ada Larangan Adzan di Sekolah, Siswa SMA 1 Situbondo Demo Desak Kepsek Mundur, Klarifikasi Kepsek
Video Pak Mad ketika mengumandangkan adzan itu dibagikan oleh akun TikTok milik @afandialbaimi pada Senin (11/3/2024).
Pemilik akun mengaku sebagai tetangga Pak Mad.
Ia bercerita, Pak Mad adalah seorang muadzin di Masjid Masjid Baitul Muttaqin, Desa Kalipait, Tegaldlimo, Banyuwangi, Jawa Timur.
Ia mengungkapkan kekagumannya terhadap sosok Pak Mad dengan suara merdunya ketika melantunkan adzan.
Tidak hanya itu, pemilik akun juga memuji kegigihan Pak Mad yang tetap bersemangat menjadi muadzin meskipun telah kehilangan penglihatannya.

Menurut cerita pemilik akun, Pak Mad telah kehilangan penglihatannya selama kurang lebih lima tahun terakhir.
"Tetangga rumah di Banyuwangi. Namanya Pak Mad.
Muadzin di Masjid Baitul Muttaqin, Desa Kalipait, Tegaldlimo, Banyuwangi," tulis pemilik akun dalam keterangan unggahannya.
"Suaranya, masyaallah, merdu. Yang lebih luar biasanya, selama 5 tahun terakhir, ia kehilangan penglihatannya.
Tapi, tak menyurutkan langkahnya untuk ke masjid," tambahnya.
Dalam videonya, terlihat sosok Pak Mad yang sedang berdiri sambil memegang mikrofon di salah satu tangannya.
Sementara, tangan lain Pak Mad memegang dinding masjid yang dilapisi keramik berwarna putih.
Dengan peci hitam, baju koko, dan sarungnya, Pak Mad melantunkan adzan.
Setelah selesai, ia pun melepaskan tangannya dari dinding.
Baca juga: Kisah Tamin, Marbut Masjid Al-Jabr yang Dulunya Pemain Gaple, Tobat Gara-gara Ingat Kematian
Hingga artikel ini ditulis, Jumat (22/3/2024), video tersebut telah dilihat sebanyak lebih dari 511 ribu kali.
Selain itu, video ini juga tersebar di berbagai media sosial lainnya.
Sementara itu, para warganet juga mengungkapkan kekagumannya terhadap sosok Pak Mad di kolom komentar.
"Semoga aku bisa seperti beliau, walaupun sepuh tapi istiqomah menjadi Muadzin," tulis akun @sa*********ik.
"Semoga sehat selalu dan dilimpahkan kan rezekinya. Semangat terus njeh pak," kata akun @sa*******ni.
"MasyaAllah suaranya bagus, banget bismillah sehat, bapak barokah umur panjang sehat walafiat.. amiiin," timpal akun @no********85.
Kisah Lain: Kisah Tamin, Marbut Masjid Al-Jabr yang Dulunya Pemain Gaple
Dulunya pemain gaple, Tamin (65) memutuskan tobat dan kini menjadi salah satu marbut di Masjid Al-Jabr.
Baru-baru ini, warga Pondok Labu itu bercerita mengenai sepenggal perjalanan hidupnya.
Dikatakan kini dirinya sudah menjadi marbut sejak 16 tahun terakhir.
Masjid Al-Jabr yang berlokasi di Jalan Bango II, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, itu telah menjadi “rumah kedua” Tamin.
Kendati demikian, Tamin mengaku sempat berprofesi sebagai kondektur bus milik Perusahaan Umum (Perum) Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD).
Baca juga: Banjir Tak Halangi Warga Jambi Salat Tarawih, Berangkat ke Masjid Naik Perahu
Dalam momen-momen tertentu, ia kerap bermain kartu bersama teman-temannya dengan taruhan uang.
Alhasil, kegiatan ini menjadi kebiasaan lalu terbawa ke lingkungan lain.
“Waktu saya masih punya anak tiga, bandelnya saya itu bukan bandel yang enggak benar, bukan bandel yang begitu. Saya tuh main gaple, main remi, itu bandelnya,” kata Tamin saat ditemui Kompas.com di Masjid Al-Jabr, Senin (18/3/2024).
“(Main gaple dan remi itu) asal ada saja yang begadang,” imbuh dia.
Usai beberapa lama melakoni permainan gaple dan remi, kegiatan itu rupanya membuat Tamin berpikir tentang kematian.
Ayah empat anak itu khawatir tidak ada anggota keluarganya yang merapalkan doa saat Tamin telah tiada.
Dengan begitu, pria dengan pendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD) di Pondok Labu ini menyuruh anak pertamanya untuk belajar mengaji.

“Yang saya bilang tadi ke anak pertama, 'belajar ngaji gih. Kalau lu enggak bisa ngaji, kalau Baba mati, yang ngajiin siapa? Ya sudah, ngaji deh, nanti Baba yang anterin'. Ya orang saya main gaple mulu, enggak bisa ngaji,” ungkap Tamin.
Baca juga: Pria Dewasa Salat di Masjid Salah Arah Kiblat, Cara Anak Ini Menegur Dipuji, Sopan Tanpa Tertawa
Selama proses mengantar anak sulungnya yang saat itu masih berusia 10 tahun, sedikit demi sedikit Tamin mulai mendapatkan hidayah dari Tuhan Yang Maha Esa.
“Iya (gara-gara ingat mati). Saat nunggu anak saya, saya tertarik saat dengar orang mengaji, 'enak banget orang ngaji ya’, gitu. Padahal enggak bisa mengaji,” kata Tamin.
Alhasil, sekitar tahun 1990-an, Tamin mencari guru yang bisa mengajarkannya huruf-huruf hijaiyah. Bersamaan dengan itu, ia juga belajar mengenai akidah Islam oleh guru lain.
“Belajar akidah di Citayam saya. Nah di situ, saya baru sadar di situ.
Habis itu memperdalam lagi dan lagi.
Tahun 1996, saya mulai mengajar ilmu tauhid,” imbuh Tamin.
Usai melepas profesi kondektur, Tamin menjadi petugas keamanan di salah satu SD yang satu yayasan dengan Masjid Al Jabr.
Baca juga: Mau Tobat, Mantan Waria Malah Ditipu Calon Istri, Dokter yang Mau Dinikahi Ternyata Sudah Bersuami
Namun, pekerjaannya itu tidak bertahan lama. Dia dipindahtugaskan menjadi marbut Masjid Al-Jabr.
Tak ada penolakan. Tamin justru menganggapnya sebagai garis kehidupan yang telah ditunjukkan oleh Sang Pencipta.
“Kan kita, maaf ya, kalau jiwa sudah tua, mau cari pekerjaan apa?
Ya kita ibaratnya sambil ibadah saja di Masjid. Jadi, keuntungan jadi marbut ya beribadah.
Enggak (ada penolakan), memang sudah tua, mau ngapain? Ikhlas saja,” ungkap Tamin.
Baca juga: Sikap Awan Berubah, Tobat dari Judi, Tepati Janji Kirim Gajinya ke Arzum Balli, Kini Batal Cerai?
“Lah iya. Saya juga enggak sangka bisa jadi marbut. Itulah rahasia Allah. Kalau sudah rahasia Allah, apa pun yang terjadi, itulah,” imbuh dia.
Untuk diketahui, istri Tamin dan dua anaknya telah menghadap Sang Pencipta. Namun, dua anak lainnya kini juga menjadi imam di Masjid Al Jabr.
***
Sumber: Tribun Jabar
Profil Bripda MA dan Kasus Lemparan Helm, Kondisi Pelajar SMK 2 Serang Kritis |
![]() |
---|
Kondisi Pelajar SMK di Serang Banten Usai Dilempar Helm oleh Bripda MA, Keluarga Desak Keadilan |
![]() |
---|
Respon Ambigu DJ Panda setelah Kemunculan Sintya Cilla, Kepala Nunduk, Bikin Publik Bertanya-tanya |
![]() |
---|
Kontroversi DJ Panda, Benarkah Pernah Hamili Dua Wanita Lain Selain Erika Carlina? |
![]() |
---|
Sintya Cilla Fans DJ Panda Nekat Datangi Denny Sumargo, Rela Dihujat: 'Demi Anak Aku' |
![]() |
---|