Berita Viral
Pria Pedagang Buah Ini Tawarkan Matanya untuk Dijual, Alasannya Nelangsa, Butuh Uang Bayar Utang
Sambil dagang buah, pria ini juga menawarkan bola matanya untuk dijual karena terlilit utang banyak
Penulis: Nafis Abdulhakim
Editor: Nafis Abdulhakim
TRIBUNTRENDS.COM - Sambil dagang buah, pria ini juga menawarkan bola matanya untuk dijual.
Alasannya pun mengejutkan publik yang mengetahuinya.
Ia berniat menjual bola matanya itu agar bisa membayar utang.
Dikutip dari Thaiger, Senin (11/3/2024), gambaran menyedihkan dari seorang penjual buah Thailand berusia 57 tahun di Bangkok telah menimbulkan kehebohan di internet.
Baca juga: Rela Jual Ginjal untuk Dana Kampanye, Caleg Bondowoso Lemas, Cuma Raih 43 Suara: Akhirnya Tumbang
Ia berjanji untuk menyumbangkan salah satu matanya untuk mengatasi kesulitan keuangannya.
Adegan yang memilukan ini, awalnya dibagikan oleh Halaman Facebook Dokter Lab Panda, menggambarkan seorang pria yang menjual buah-buahan dengan sebuah plakat bertuliskan pesan penting, “Mata untuk Dijual.”
Liputan media lokal selanjutnya mengungkapkan keadaan buruk yang mendorong petani tersebut melakukan tindakan ekstrem tersebut.
Meskipun perdagangan organ di Thailand ilegal, pria tersebut, yang terbebani oleh hutang yang semakin besar, menyatakan niatnya yang tulus untuk menjual matanya guna melunasi pinjamannya.

Penjual buah tersebut, mengungkapkan bahwa utangnya berasal dari investasi yang gagal.
Baca juga: Sempat Viral Jual Ginjal Demi Kampanye, Caleg Ini Telan Kecewa, Perolehan Suaranya Cuma 33
Sehingga membuatnya terjebak dalam siklus keputusasaan finansial.
Nasibnya mencerminkan krisis yang lebih luas, dengan lebih dari 100.000 orang terjerat utang akibat pinjaman dengan suku bunga selangit.
Undang-undang Thailand dengan tegas melarang perdagangan organ.
Dengan hukuman ketat yang dikenakan kepada mereka yang terlibat, termasuk praktisi medis.
Terlebih lagi, peraturan yang ditetapkan oleh Masyarakat Palang Merah Thailand hanya mengizinkan donasi organ dari kerabat.

Sehingga menggarisbawahi betapa beratnya usulan putus asa dari para pencari buah-buahan tersebut.
Di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai utang informal secara nasional, inisiatif pemerintah, termasuk program keringanan utang, telah diluncurkan untuk mengatasi masalah mendesak ini.
Baca juga: Erfin Caleg PAN akan Jual Ginjal untuk Kampanye, Zulhas Ajak Ketemu, Pengamat Sebut Hanya Gimmick
Payong Srivanich, Presiden Asosiasi Bank Thailand, memperkirakan jumlah utang informal mencapai 3,97 triliun baht.
Sehingga mendorong tindakan segera dari pihak berwenang, lapor The Nation.
Dalam tiga bulan terakhir saja, program keringanan utang ini menerima hampir 150.000 permohonan.
Hal ini menunjukkan betapa luasnya krisis ini, dengan total utang melebihi 11,09 miliar baht.
Dalam berita terkait, harapan seorang pedagang kaki lima untuk menghapus utang melalui penjualan es krimnya pupus ketika seorang pencuri licik memanfaatkan gangguan sesaatnya untuk mencuri ponselnya dan melarikan diri dengan sepeda motor.
Penjual berusia 60 tahun yang terkenal dengan Es Krim Pai Thong-nya, melapor ke Kantor Polisi Pratunam Chulalongkorn di Provinsi Pathum Thani untuk mengajukan pengaduan ke Wakil Inspektur Noppharot Saengsawang, petugas investigasi.
Rela Jual Ginjal untuk Dana Kampanye, Caleg Bondowoso Lemas, Cuma Raih 43 Suara: 'Akhirnya Tumbang'
Erfin Dewi Sudanto caleg DPRD Bondowoso pilu hanya raih suara kecil di Pemilu 2024.
Padahal sebelumnya Erfin Dewi Sudanto sempat jadi sorotan lantaran rela menjual ginjalnya untuk dana kampanye.
Erfin Dewi Sudanto mengaku rela menjual ginjalnya sebagai bukti tulus mengabdi kepada masyarakat.
Baca juga: Erfin Caleg PAN akan Jual Ginjal untuk Kampanye, Zulhas Ajak Ketemu, Pengamat Sebut Hanya Gimmick

Namun usaha Erfin Dewi nyatanya tak berbuah manis.
Kini, meski perhitungan suara masih berlangsung, caleg nomor urut 9 dapil Bondowoso 1, Jawa Timur, ini ternyata mendapatkan hasi real count cukup rendah.
Berdasarkan data si Rekap KPU pada Selasa (20/2/2024) pukul 15.16 WIB, caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu hanya memperoleh 43 suara.
Menurut Erfin, suara tersebut ia dapatkan dari tempat tinggalnya di Desa Bataan.
Efin curhat mengaku pasrah dengan suaranya, sebab ia sudah berusaha sangat maksimal.
Mulai dari level caleg DPRD, DPR RI hingga DPD.
"Money politic tak bisa dihindari, sedangkan saya modal apa adanya, akhirnya tumbang," kata dia kepada Kompas.com via telepon, Selasa (20/2/2024).
Ia mengaku kalah dengan politik uang, walau sudah berusaha memikat hati masyarakat agar memilihnya.
Erfin sendiri bertarung di Dapil 1 Bondowoso dengan beberapa caleg petahana seperi Sinung Sudrajat dari PDIP dan Kukuh Raharjo dari Golkar.
Gagal saat pilkades
Erfin sempat menjadi kepala desa di Desa Bataan pada periode 2007-2013. Saat itu mendapat gaji Rp 450.000 dan di akhir jabatannya, naik menjadi Rp 1.050.000.
Saat menjadi kepala desa, ia sempat menjual rumah warisan orangtuanya untuk kegiatan desa dan ia pun mendapat penghargaan dari Bupati Bondowoso yang saat itu dijabat oleh Amin Said Husni.
Setelah masa jabatannya habis, Erfin kembali maju dalam pilkades. Namun ia mengaku dijegal sehingga tak lolos saat tahapan administrasi.
“Tahun 2021 kemarin saya nyalon lagi, tapi di Desa Kajar, tapi tidak jadi dan ada pada posisi nomor dua,” aku dia, Rabu (16/1/2024). Setelah gagal di pilkades, ia pun maju menjadi caleg.
Setelah gagal di pilkades, ia pun maju menjadi caleg.
Baca juga: Dapat Suara Rendah, Caleg Nasdem Tarik Bantuan Paving di Banyuwangi, Klarifikasi: Tak Beri Tahu Saya
Posisi di partai sempat digeser
Erfin bercerita sebelum maju menjadi caleg PAN, ia sempat didatangi salah satu ketua partai di Bondowoso yang menawarinya maju sebagai anggota DPRD.
Alasannya karena Erfin dikenal baik dan memiliki massa di daerah pemilihannya.
“Saat itu saya bilang apa adanya, saya sekarang tidak punya apa-apa, kondisi ekonomi saya ambruk total, mohon maaf jangan paksa saya nyaleg, karena biaya besar,” ungkap dia.
Saat itu ketua partai meyakinkan akan membantunya dengan berbagai program, hingga akhirnya Erfin pun sepakat untuk maju.
Namun dua bulan sebelum pemilihan, ia mendapatkan informasi jika poisisinya diganti oleh orang lain.

"Setelah terjun di lapangan, warga sudah banyak yang tahu saya mau maju di Pileg, setelah pemberkasan kurang dua bulan, saya tidak dikasih kabar, ternyata saya digeser, ada yang mengganti posisi saya,” papar dia.
“Setelah terjun di lapangan, warga sudah banyak yang tahu saya mau maju di Pileg, setelah pemberkasan kurang dua bulan, saya tidak dikasih kabar, ternyata saya digeser, ada yang mengganti posisi saya,” papar dia.
Ia kemudian bertemu dengan rekannya yang menjadi Caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) di Kabupaten Banyuwangi.
“Besok paginya saya sowan ke ketua PAN, setelah bertemu beliau mengiyakan saya untuk maju sebagai Caleg,” jelas dia.
Sebelumya, viral aksi Erfin Dewi Sudanto, calon legislatif (caleg) di Bondowoso rela menjual ginjalnya menuai sorotan.
Erfin Dewi Sudanto mengungkapkan alasannya rela kehilangan salah satu ginjalnya untuk biaya kampanye di Pemilihan Umum Februari 2024 mendatang.
Erfin Dewi Sudanto.adalah warga Desa Bataan Kecamatan Tenggarang Bondowoso.
Ia maju sebagai caleg dari Partai PAN dengan Nomor urut 9 Daerah Pemilihan 1.
Menurutnya, hal tersebut dilakukan lantaran dana kampanye yang dibutuhkannya cukup besar.
Erfin mengaku tak memiliki uang yang cukup untuk membiayai kampanyenya ke masyarakat.
Selain itu alasan lainnya, demi ia bisa duduk di kursi parlemen, meskipun ia harus kehilangan salah satu ginjalnya.
Keseriusannya ini ditunjukkannya dengan membuat surat pernyataan bermaterai yang ditandatangani bahwa dirinya siap menjual ginjal.
"Surat pernyataan jual ginjal ini saya buat nantinya untuk biaya operasional dan biaya logistik untuk pemenangan calon legislatif," terang Erfin, dilansir dari Tribunjateng.com.

Ia bahkan sudah mempromosikan bahwa dirinya sudah siap untuk menjual ginjalnya, dan siapa saja yang berminat untuk segera menghubunginya.
Selain untuk biaya pemenangan kampanye, Erfin mengaku menjual ginjalnya sebagai bentuk dirinya rela mengabdi dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
"Intinya ini untuk mengabdi kepada masyarakat," kat Erwin.
Bahkan anak dan istri Erwin juga sudah menyetujui untuk menjual ginjalnya.
"Ginjal pun saya jual untuk membuktikan bahwa jiwa dan raga demi masyarakat Bondowoso," kata Erfin Dewi Sudanto.
Ia mengaku istri dan anaknya telah memberinya restu.
Nampak kini Erwin sudah sibuk memasang baliho dibeberapa tempat untuk mempromosikan bahwa ia maju menjadi caleg.
Baner dan baliho itu dibuatnya dari sisa tabungan yang dimilikinya.
Dirinya berharap kemenangan agar nantinya bisa merealisasikan janji-janji politiknya.
(TribunTrends.com/Nafis, TribunSumsel.com)
Sebagian artikel ini diolah dari TribunSumsel.com
Sumber: TribunTrends.com
Tangis Pemain Drumband MTsN 7 Sungai Bahar Jambi, Suara Kalah dari Musik Keras Diduga Rayakan Ultah |
![]() |
---|
Doa Ayah Kevin Silaban Paskibraka di Sumut Terkabul, Anak Tunaikan Tugas Kibarkan Bendera di HUT RI |
![]() |
---|
Detik-detik Wakil Bupati Ambar Purwoko Turun Panggung Demi Ikat Tali Sepatu Paskibraka Kulon Progo |
![]() |
---|
Penampilan Drumband Anak-anak di Jambi Dikacaukan Panitia, Gara-gara Ulang Tahun Istri Camat |
![]() |
---|
Julian Saputra Bocah SD Aceh Panjat Tiang Demi Bendera Berkibar, Ini Cita-citanya jika Besar Nanti |
![]() |
---|