Berita Viral
Kisah Perjuangan Polisi di Keerom, Jalan Kaki 12 Jam, Angkut Kotak Suara, 'Jalan Rusak dan Putus'
Kisah perjuangan anggota kepolisian yang ditugaskan mengawali dan membantu penyelenggara pemilu, gotong kotak suara jalan kaki 12 kilometer
Editor: Nafis Abdulhakim
TRIBUNTRENDS.COM - Perjuangan polisi yang memikul kotak suara di Keerom, Provinsi Papua.
Ia terpaksa menggendong kotak suara tersebut karena jalan rusak dan terputus.
Polisi ini harus menempuh perjalanan selama 12 jam untuk mencapai Tempat Pemungutan Suara (TPS) tujuan.
Baca juga: Meninggal usai Amankan TPS, Keluarga Wagiman Dapat Santunan dari KPU Pangandaran, Uang Rp 46 Juta
Berbagai cerita unik penuh perjuangan terjadi pada saat Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Kisah perjuangan ini datang dari anggota kepolisian yang ditugaskan mengawali dan membantu penyelenggara pemilu pada saat pelaksanaan Pemilu 2024 pada Rabu (14/2/2024).
Salah satunya, yaitu anggota Kepolisian Polres Keerom yang ikut membantu memikul logistik berjalan kaki selama 12 jam ke lokasi tempat pemungutan suara (TPS) yang berada di Kampung Milki, Distrik Towe, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua.
Kondisi jalan yang rusak dan putus membuat kendaraan yang mengangkut logistik ke Kampung Milki, Distrik Towe, tidak bisa melewatinya.
Hal ini membuat para anggota Polres Keerom yang ikut pengamanan logistik pemilu harus turun membantu memikul logistik sambil berjalan kaki menuju ke lokasi TPS yang berada di Kampung Milki.
Kapolres Keerom AKBP Christian Aer mengungkapkan, kondisi jalan yang rusak dan putus membuat mobil yang digunakan untuk mengangkut logistik pemilu ke Kampung Milki, Distrik Towe, terpaksa tidak bisa melewatinya.

Baca juga: Jadi Petugas Linmas di TPS, Kunto Aji Beli Seragam, Tak Kapok Ikut Tugas Lagi: Tergantung Acaranya
Kondisi ini, menurut Christian, anggota Polres Keerom yang ikut bertugas melakukan pengamanan terpaksa ikut membantu mengangkut logistik sambil berjalan kaki selama 12 jam perjalanan.
“Ada jalan yang rusak dan putus, membuat kendaraan tidak bisa melewatinya, sehingga logistik pemilu harus dibawa dengan cara dipikul sambil berjalan kaki selama 12 jam,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (17/2/2024).
Hal ini membuat pelaksanaan pemilu yang seharusnya dilaksanakan pada Rabu (14/2/2024) terpaksa harus ditunda dan baru dilaksanakan pencoblosan pada Jumat (16/2/2024) di Kampung Milki, Distrik Towe.
“Kami bersyukur karena pelaksanaan pencoblosan di TPS yang berada di Kampung Milki, Distrik Towe sudah dilaksanakan pada Jumat kemarin. Selama pelaksanaannya juga berjalan dengan aman dan lancar,” ucapnya.
Dia menyatakan, setelah pencoblosan, para penyelenggara pemilu dan anggota kepolisian yang bertugas membawa kotak suara dari Kampung Milki menuju Distrik Senggi, guna dilakukan rekapitulasi suara di tingkat distrik.
“Kita patut bersyukur karena pencoblosan sudah dilaksanakan, meski sempat tertunda. Tapi puji Tuhan semua bisa berjalan dengan aman dan lancar.
Terutama TPS Kampung Milki sudah melakukan pencoblosan dan logistik dan kotak suara sudah dibawah kembali ke Distrik Senggi,” ujarnya.
Aksi Ketua KPPS TPS 50 RW 04 Petamburan, Firmansyah (40) tetap antar koran di sela penghitungan dan rekapitulasi suara Pemilu 2024 pada Rabu (14/2/2024).
Meski tengah disibukkan sebagai Ketua KPPS, namun Firmansyah tak melupakan pekerjaannya untuk mengantar koran.
Firmansyah bahkan meminta izin saat para panitia sibuk mengurus Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap).
Baca juga: Susah Sinyal, Perjuangan KPPS Manggarai Barat Unggah Hasil Pemilu, Panjat Pohon hingga Naik Perahu
“Pekerjaan utama saya kan antar koran, itu kemarin pas panitia masih sibuk urus Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap), saya izin sebentar buat kerja sekitar pukul 02.00 WIB,” kata Firmansyah, Jumat (16/2/2024).
Firmansyah mengaku terpaksa melakukan hal tersebut agar pekerjaan utamanya itu tak terbengkalai.

“Kalau enggak dipaksain, pekerjaan utama saya terlantar. Kan saya juga enggak mau kehilangan pekerjaan utama,” ucap Firmansyah.
Dirinya menemukan celah waktu saat anggota KPPS lain yang bertanggungjawab atas Sirekap masih sibuk berkutat dalam pengunggahan foto form C1.
Meski rasa kantuk menyerang, Firmansyah masih mampu menembus wilayah Tanah Abang menuju Gramedia Palmerah untuk mengambil stok koran tersebut.
“Saya berangkat ke Palmerah pukul 02.00 WIB, terus beruntun mengantar koran ke Palmerah Selatan, lanjut ke Slipi, lalu keluar lewat Gatot Subroto, dan titik terakhir itu antar koran ke Pancoran,” ungkap Firmansyah.
Firmansyah mengaku profesi loper koran itu sudah digelutinya sejak 2007.
“Saya sudah bekerja di sana dari 2007 dan selalu di Media Indonesia,” jelas Firmansyah.
Setelah menunaikan pekerjaannya, Firmansyah langsung kembali ke TPS untuk membantu anggota KPPS lain menyelsaikan proses rekapitulasi suara.
“Saya antar koran cuma satu jam, mulai sekitar pukul 02.00 WIB.
Setelah saya sudah kembali ke lokasi, ternyata Sirekap masih belum beres,” tambahnya.
Baca juga: Nasib Petugas KPPS Bangka Barat, Digigit Ular saat Antar Segel Kotak Suara ke TPS, Ini Kondisinya
Melihat hal tersebut, ditambah Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) yang sudah meminta untuk rekapitulasi segera dibereskan, Firmansyah segera menyudahi.
“Itu jam segitu juga sedikit saya paksain beres, karena sebenarnya formulir C1 belum semuanya berhasil diunggah ke Sirekap,” ungkap Firmansyah.
Setelah selesai mengantarkan kotak surat suara ke Gelanggang Olahraga Remaja (GOR) Bendungan Hilir (Benhil), Firmansyah tidur terlelap seharian hingga menjelang waktu Maghrib.
Tugas Lebih dari 24 Jam, Ketua KPPS di Malang Meninggal Serangan Jantung, Sempat Antar Istri & Anak
Kabar duka, ketua KPPS di kota Malang meninggal dunia setelah bertugas lebih dari 24 jam.
Ketua KPPS tersebut terkena serangan jantung sebelum mengembuskan napas terakhir.
Di pagi hari, ketua KPPS tersebut sempat mengantar anak dan istrinya ke sekolah.
Ketua KPPS TPS 20 di Kota Malang, Jawa Timur, Sigit Widodo (54) meninggal usai bertugas seharian.
Rencananya, jenazah akan dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Polehan, Kecamatan Blimbing sekitar pukul 12.00 WIB, Jumat (16/2/2024).
Mendiang Sigit Widodo meninggalkan satu istri Dian Wulandari, dan dua anaknya yakni Daniel Adista dan Mika Adistu.
Daniel bercerita bahwa ayahnya itu sempat merasa lelah usai bertugas sebagai Petugas KPPS mulai Rabu (14/2/2024) pukul 05.30 WIB, hingga Kamis (15/2/2024) pukul 05.00 WIB.
Baca juga: Kabar Duka di Tengah Pemilu 2024, 13 Petugas KPPS Meninggal, 6 Orang Rawat Inap, 140 Rawat Jalan

"Sempat merasa kecapekan waktu mengantar adik sama ibu ke sekolah, pagi kemarin," kata Daniel pada Jumat (16/2/2024).
Mendiang sempat istirahat kemarin, Kamis (15/2/2024) mulai pukul 07.00 WIB pagi hingga 14.30 WIB, siang.
Namun, pada pukul 18.30 WIB Sigit sempat mengeluhkan tidak kuat, dan ingin pergi ke Rumah Sakit Islam (RSI) Aisyiyah Malang.
"Mau mengeluarkan mobil untuk ke RSI Aisyiyah, kemudian habis dikeluarkan mobilnya mau berangkat, orangnya serangan jantung," katanya.
Sigit kemudian dibawa ke RSI Aisyiyah, dan dinyatakan meninggal dunia oleh pihak rumah sakit sekitar pukul 19.50 WIB.
Baca juga: Momen Unik Pemilu 2024, Paku Coblosan Dibawa, Dosen jadi KPPS Dihampiri Mahasiswi, Koreksi Skripsi
"Dibawa ke rumah sakit diagnosanya ayah ini jantungnya berhenti sama gagal napas, sudah enggak ada di perjalanan, ke rumah sakit kira-kira pukul 19.00 WIB," katanya.
Diketahui, Sigit memiliki riwayat sakit diabetes.
Daniel menyampaikan, ayahnya itu beberapa waktu akhir ini seringkali merasa lemas atau capek apabila kondisi drop.
"Beberapa tahun terakhir ini kalau drop, capek langsung lemas, tapi kok enggak tahu kemarin jantungnya keserang," katanya.*)
Diolah dari artikel Kompas.com
Sumber: Kompas.com
Pekerjaan Sintya Cilla Bikin Denny Sumargo Syok, Rela Beli Minuman Mahal Demi Ketemu DJ Panda |
![]() |
---|
Profil Bripda MA dan Kasus Lemparan Helm, Kondisi Pelajar SMK 2 Serang Kritis |
![]() |
---|
Kondisi Pelajar SMK di Serang Banten Usai Dilempar Helm oleh Bripda MA, Keluarga Desak Keadilan |
![]() |
---|
Respon Ambigu DJ Panda setelah Kemunculan Sintya Cilla, Kepala Nunduk, Bikin Publik Bertanya-tanya |
![]() |
---|
Kontroversi DJ Panda, Benarkah Pernah Hamili Dua Wanita Lain Selain Erika Carlina? |
![]() |
---|