Breaking News:

Ahok Kembali ke Politik, Tegaskan dari Dulu Kader PDIP, Minta Jabatan ke Jokowi Usai Keluar Penjara

Pengakuan Ahok pernah ditawari bergabung dengan PSI, tegaskan dari dulu kader PDIP, minta jabatan ini ke Jokowi setelah bebas dari penjara.

Editor: ninda iswara
Kolase Tribunnews.com
Pengakuan Ahok pernah ditawari bergabung dengan PSI, tegaskan dari dulu kader PDIP, minta jabatan ini ke Jokowi setelah bebas dari penjara. 

TRIBUNTRENDS.COM - Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kini menjadi sorotan setelah memutuskan mundur dari jabatan sebagai komisaris utama PT Pertamina.

Ahok mundur dari jabatannya lantaran ingin kembali terjun ke politik.

Suami Puput Nastiti Devi ini juga menegaskan bahwa dirinya sejak dulu merupakan kader PDIP.

Kendati demikian, Ahok mengaku sempat ditawari masuk ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) setelah bebas dari penjara.

Hal tersebut disampaikan Ahok sekaligus untuk menegaskan, bahwa dirinya merupakan kader PDI Perjuangan (PDIP).

Baca juga: Megawati Larang Mundur dari Pertamina, Sempat Dituding sebagai Langkah Bodoh, Ahok Pun Menjawab!

Dalam acara bertajuk 'Ahok Is Back' di Warunk Wow, Jakarta Selatan, Kamis (8/2/2024), Ahok menyampaikan, saat dirinya menduduki jabatan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), rekan-rekannya sudah menduga jika ia akan kembali berpolitik.

"Temen saya udah bilang, daripada orang bingung. Komisaris yang lain aja, udah bisa nebak. DNA model Ahok nggak mungkin nggak keluar deh. Semua lagi perang, masa dia nggak perang," kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini, Kamis.

"Temen saya bilang ‘Hok kita ini umur udah 57, lu jangan cari musuh lagi pusing’. Dari dulu aku gak pernah nyari musuh, bener. Cuman bener musuh yang nemuin saya. Itu masalahnya,” sambungnya.

Dikatakan Ahok, sebenarnya tidak perlu heran dengan keputusannya kembali terjun ke politik.

Sebab, memang sejak awal dia merupakan kader PDIP.

“Saya pikir akhirnya kenapa saya sudah mau berhenti, saya aktif di politik kok. Saya kan pegang kartu PDI Perjuangan, saya pegang PDI Perjuangan,” ucapnya.

Bahkan, Ahok juga sempat berkelakar, selepas keluar dari penjara, dirinya sempat disangka akan masuk ke PSI, karena asumsi soal dirinya yang turut berkontribusi atas pendirian PSI.

“Banyak orang berpikir aku ini PSI, loh iya ini. Ngga, bener kok, karena PSI itu ada saham sepertiga persen di sini, kayak company kan waduh. Jadi saya bilang kenapa tetap di politik,” ucapnya.

Baca juga: Ahok Rela Mundur dari Komisaris Utama Pertamina, Ganjar: Terimakasih Tambahan Energinya Mas BTP

Ahok mengundurkan diri dari Komisaris Utama PT Pertamina, Jumat (2/2/2024).
Ahok mengundurkan diri dari Komisaris Utama PT Pertamina, Jumat (2/2/2024). (IG)

Namun demikian, Ahok pun menjelaskan anggapan dirinya akan ke PSI karena sempat ada beberapa mantan anak buahnya saat menjabat Gubernur DKI ada di PSI kala itu.

Mereka adalah Sunny Tanuwidjaja, Rian Ernest, dan Michael Victor Sianipar.

Ahok mengakui, dirinya memang pernah ditawari bergabung ke partai berlogo mawar itu, tetapi ia menolak tawaran itu.

"Terakhir saya ditawarkan untuk ke PSI ketika saya keluar dari tahanan. Makanya saya tolak. Itu aja sih," tukasnya.

Ahok Akui Pernah Minta Jabatan ke Jokowi Jadi Dirjen Bea Cukai

Dalam kesempatan yang berbeda, Ahok membeberkan bahwa dirinya pernah meminta jabatan kepada Presiden Jokowi.

Ahok mengatakan, ia meminta jabatan menjadi Dirjen Bea Cukai kepada Presiden Jokowi saat masih di dalam tahanan pada 2018 silam.

Hal itu dikisahkan dalam acara Bincang Ahok dengan Sejumlah Panelis Jelang Pemilu 2024, pada Kamis (8/2/2024).

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengaku, saat itu ditawari Presiden Jokowi, mau membantu pemerintah apa setelah keluar dari penjara.

Ahok pun menjawab, ia tidak mau menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ataupun Komisaris Pertamina.

Ia mengaku kepada Presiden Jokowi, menginginkan jabatan menjadi Dirjen Bea Cukai.

“Dulu saya keluar tahanan, saya tanya Pak Jokowi, Pak Jokowi pengen saya bantu apa? Dia bilang, Pak Ahok mau bantu apa? Ini cerita dalam tahanan loh tahun 2018,” beber Ahok, dikutip dari Wartakotalive.com.

Ahok lantas mengatakan alasannya mengapa ingin menjadi Dirjen Bea Cukai.

Ia menjelaskan, impor saat ini luar biasa ugal-ugalan sehingga membuat industri kecil bangkrut, sebab kontainer impor masuk memakai borongan dan tidak ada lagi kebijakan harus mengendap di gudang.

Sehingga, saat barang impor tiba di Indonesia langsung dipasarkan ke masyarakat.

Padahal, kata Ahok, di zaman Soeharto, dengan kebijakan subversi yang dilakukan Presiden ke-2 itu masih bisa mengerem impor yang ugal-ugalan.

Saat itu, Soeharto memberlakukan tarif bea impor cukup tinggi, sehingga industri dalam negeri bisa terjaga.

Baca juga: Pernah Hadapi Anies di Pilkada DKI Jakarta, Ahok Tertawa Ditanya soal Debat Capres: Gak Ikut Campur

Ahok (BTP) disebut bodoh karena tinggalkan jabatan di PT Pertamina.
Ahok (BTP) disebut bodoh karena tinggalkan jabatan di PT Pertamina. (Kolase Tribunnews.com)

Namun, saat ini, World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan Dunia mengeluarkan peraturan, tidak boleh mengeluarkan tarif impor sembarangan.

Maka kuncinya, kata Ahok, adalah industri memperbaiki kualitas barang dan Indonesia memiliki Dirjen Bea Cukai yang berani.

Di mana, Bea Cukai tidak mempermudah barang impor masuk ke Indonesia, guna menyelamatkan industri dalam negeri.

“Makanya saya mau minta jadi Dirjen Bea Cukai, saya yakin penyelundupan stop,” jelas Ahok.

Maka dari itu, Ahok mengatakan, apabila pasangan calon (paslon) nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD menjadi Presiden dan Wakil Presiden terpilih, ia ingin menjadi Menteri Keuangan.

Sebab Menteri Keuangan menjadi pengendali penuh Dirjen Bea Cukai.

(Tribunnews)

 

Diolah dari artikel di Tribunnews.com

Tags:
AhokPDIPJokowi
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved