Breaking News:

Berita Viral

SOSOK Apik Primadya, Eks Karyawan Indosat Pilih Buka Usaha Laundry, Omzet Miliaran, Punya 300 Cabang

Kisah Apik Primadya, mantan karyawan Indosat yang memilih resign dan buka usaha laundry, kini sudah punya 300 cabang dan omzetnya miliaran rupiah.

Editor: jonisetiawan
Ist
Apik Primadya, mantan karyawan Indosat yang pilih buka usaha laundry. 

TRIBUNTRENDS.COM - Belajar dari diri sendiri yang kerap mengeluarkan uang Rp200 ribu per bulan untuk laundry baju, pria ini pilih buka usaha sendiri.

Ya, dia adalah Apik Primadya, kisahnya hidupnya viral dan memotivasi banyak orang.

Sebelum sukses jadi pengusaha laundry, Apik Primadya merupakan seorang karyawan di perusahaan provider.

Namun, bekerja di kantoran tidak membuatnya betah, dia kemudian memilih resign.

Baca juga: Pria di Medan Palak Karyawan, Minta Uang dan Es Krim, Berakhir Damai, Korban Resign: Mungkin Takut

Apik Primadya, pria asal Nganjuk jadi juragan laundry.
Apik Primadya, pria asal Nganjuk jadi juragan laundry.

Pria asal Nganjuk, Jawa Timur ini bercerita, kala itu dirinya mencoba peruntungan dengan merantau ke Jakarta sejak 2001 lalu usai lulus SMK.

Saat itu ia menjadi karyawan di perusahaan Indosat.

Apik mengaku terkejut dengan biaya hidup di Ibu Kota yang jauh berbeda dengan di kampung halamannya.

"Hidup di Jakarta pastinya kaget, saya masih inget dulu tahun 2002 harga es teh itu di Malang masih 500 rupiah di Jakarta itu udah 2000, kaget," ungkapnya, dikutip dari kanal Youtube Pecah Telur, Selasa, (26/12/2023).

Bukan hanya itu, kondisi Jakarta yang padat penduduk dan seringkali macet, membuat Apik berusaha keras untuk diri.

Namun siapa sangka, kehidupan di Jakarta justru membuat Apik berpikir untuk membuka usaha.

Ia melihat adanya peluang usaha laundry.

Apik lantas patungan dengan teman-temannya untuk membuka usaha laundry

Saat itu, ia dan teman-temannya bermodal Rp 20 juta dan membuka usaha laundry pada tahun 2008.

"Akhirnya hayu dijadiin aja dan akhirnya kita buka laundry

Nah dari situ 20 juta beli mesin cuci dan mesin pengering," sambungnya.

Ilustrasi uang, denga modal Rp 20 juta, Apik buka usaha laundy.
Ilustrasi uang, denga modal Rp 20 juta, Apik buka usaha laundy. (Borneo Post Online)

Meski sudah memiliki modal, Apik belum mengetahui tips bisnis laundry, termasuk segi mencuci bahkan mengeringkan pakaian.

Sementara terkait penamaan bisnis laundry-nya, Apik mengikuti trend bahasa pada saat itu.

Namun, lagi-lagi Apik belum menentukan jenis laundry apa yang dijalankan.

"Nah, akhirnya 'apique' lah (nama laundry). Sesimpel itu sebenarnya. 

Abis itu gada tulisan ini laundry apa ini kiloan kah atau apa," lanjutnya.

Baca juga: DULU Kerja di Pinjol Gaji Rp 27 Juta Hidup Tak Tenang, Dhafi Kini Jual Bantal Sukses Punya 3 Pabrik

Apik juga masih belum percaya diri untuk mempromosikan bisnisnya saat itu.

Seiring berjalannya waktu, Apik mulai promosi hingga akhirnya mendapatkan pelanggan.

Karyawan Apik pun kian bertambah.

Kini, Apik memiliki 300 cabang laundry.

"Ya kalo sekarang 300, dan ini masih berjalan masih 300 an titik lebih. 

Jadi, tiap Minggu kita bisa opening 4 lokasi 3 lokasi," pungkasnya.

Selain itu, ia juga punya tiga swalayan khusus perlengkapan laundry

Dari sosok yang buta dunia bisnis, kini Apik bisa mengantongi omzet minimal Rp4 miliar rupiah per bulan.

Kisah Lain: Dulu Kerja di Pinjol Gaji Rp 27 Juta, Dhafi Jual Bantal, Punya 3 Pabrik

Ada juga sosok inspiratif Dhafi Adam, mantan pegawai pinjol yang kini sukses jadi juragan bantal.

Selama jadi karyawan pinjaman online, Dhafi Adam bergaji puluhan juta, namun hidupnya tak tenang.

Dhafi Adam membagikan kisah hidupnya yang pernah menjadi karyawan pinjol.

Diakui Dhafi, kerja jadi karyawan pinjol ia mendapat gaji fantastis yakni Rp 27 juta per bulan.

Baca juga: KECANDUAN Judi Online, Pria di Salatiga Kini Terjerat Pinjol, Hidup Tak Tenang Uring-uringan

Ilustrasi pinjol
Ilustrasi pinjol (Surya/Eben Haezer)

Namun siapa sangka, meski gajinya fantastis, namun Dhafi tak merasakan hidup tenang dan bahagia.

Kini setelah memutuskan resign dan memilih berjualan bantal, Dhafi justru sukses jadi juragan.

Ia kini memiliki tiga pabrik.

Kisah Dhafi ini dibagikan dalam tayangan youtube JagaLilin.

Saat kuliah, Dhafi memilih jurusan desain grafis pada salah satu perguruan tinggi di Surabaya.

Baca juga: BUNTUT Pria Nekat Akhiri Hidup karena Teror Debt Collector Tak Wajar, Pinjol AdaKami Dipanggil OJK

"Cari freelance-an untuk bayar kosan, makan, sama bayar SPP," ungkapnya.

Setelah lulus, Dhafi bekerja di salah satu perusahaan leasing dengan fokus pada pinjaman online (pinjol).

Tugas Dhafi cuma mencari nasabah, dan satu nasabah akan mendapatkan komisi Rp300 ribu.

Dhafi mengaku dalam sehari dirinya mampu mendapatkan tiga hingga lima seorang nasabah.

Sosok Dhafi Adam mantan karyawan pinjol
Sosok Dhafi Adam mantan karyawan pinjol (YouTube)

Dengan pendapatan itu, Dhafi bisa menyentuh Rp 27 juta.

Meski demikian, ia merasa heran karena tidak bisa menabung dan justru terlilit utang.

Akhirnya Dhafi memutuskan untuk resign.

"Padahal saya nggak nipu orang.

Apa mungkin karena riba
ya.

Akhirnya saya flashback.

Dan akhirnya saya ingin keluar dari pekerjaan," katanya lagi.

Baca juga: Utang Pinjol Rp 100 Juta, Ibu Tega Jual Anak Gadisnya ke Pria Asal Mesir, Korban Masih SMP

Setelah keluar, akhirnya Dhafi menjalankan bisnis online dengan berjualan handphone, bantal, dan lain sebagainya.

Namun, berkat bisnis bantal yang dijalani Dhafi Adam, akhirnya ia punya tiga pabrik dengan kapasitas produksi rata-rata 25 ribu per hari.

***

Artikel ini diolah dari Surya

Sumber: Surya
Tags:
laundryIndosatApik Primadya
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved