Breaking News:

Palestina vs Israel

Tentara Israel Tembak Mati Warga Sendiri di Gaza, Rakyat Demo Minta Bebaskan Sandera: Mereka Sekarat

Rakyat demo minta sandera dibebaskan, tentara Israel salah tembak mati warga sendiri di Gaza.

Editor: ninda iswara
RONALDO SCHEMIDT / AFP
Rakyat demo minta sandera dibebaskan, tentara Israel salah tembak mati warga sendiri di Gaza. 

TRIBUNTRENDS.COM - Demo besar-besaran dilakukan warga Israel terkait apa yang dilakukan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Rakyat turun ke jalan setelah mendengar kabar IDF keliru menembak mati warganya sendiri yang ditawan di Gaza.

Mereka juga melayangkan tuntutan terkait pembebasan para sandera.

Para pengunjuk rasa memprotes pemerintah Israel dan memintanya segera mengambil tindakan guna membebaskan warga Israel yang masih disandera Hamas.

Dilansir The Times of Israel, pengunjuk rasa tampak mengganggu lalu lintas kendaraan di persimpangan Kaplan tatkala bergerak menuju ke markas IDF di Kirya, Tel Aviv.

Mereka mendesak pemerintah untuk mengupayakan kesepakatan baru dengan Hamas demi membebaskan warga Israel yang diculik Hamas tanggal 7 Oktober lalu.

Baca juga: Aksi Tentara Israel Nyanyi Lagu Yahudi Hanukkah di Masjid, Kena Sanksi, IDF Murka: Kesalahan Serius!

"Waktu mereka sudah habis. Bawa mereka pulang sekarang!" demikian teriakan para pengunjuk rasa.

"Tak ada kemenangan hingga sandera terakhir dibebaskan."

Eli Albag, salah satu warga Israel, menyebut pemerintah harus melakukan perundingan dengan Hamas. Putra Albag, Liri (18), kini disandera oleh Hamas.

"Ini hari yang sulit. Adalah hal yang menyedihkan bagi kami ketika setiap sandera pulang ke rumah, di dalam peti mati," kata Albag.

Sementara itu, pengunjuk rasa lainnya yang bernama Ori mendesak adanya gencatan senjata. Sepupu Ori, Itay Svirsky, diduga menjadi salah satu warga Israel yang disandera.

"Negara Israel dan para pemimpinnya bertindak seolah-olah mereka sudah menyerah dalam hal sandera. Kami menerima kembali semua sandera dalam bentuk jenazah," kata Ori menjelaskan.

"Mereka sekarat. Meraka sekarat karena pengeboman, kegagalan operasi penyelamatan, dan tembakan dari pasukan kita, bahkan ketika mereka berhasil kabur."

Ori membantah argumen bahwa serangan militer Israel bisa menekan Hamas untuk membebaskan sandera.

Baca juga: Tak Hanya Hancurkan yang Masih Hidup, Israel Rusak Pemakaman di Gaza, Kuburan Hancur Dilindas Tank

Tentara Israel mengambil posisi di dekat kota selatan Sderot pada 8 Oktober 2023. Meningkatnya kekerasan antara Israel dan Hamas telah menewaskan hampir 1.000 orang sejak pejuang Palestina melancarkan serangan mendadak besar-besaran, kata para pejabat pada Minggu, seperti yang diperingatkan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tentang a perang yang
Tentara Israel mengambil posisi di dekat kota selatan Sderot pada 8 Oktober 2023. Meningkatnya kekerasan antara Israel dan Hamas telah menewaskan hampir 1.000 orang sejak pejuang Palestina melancarkan serangan mendadak besar-besaran, kata para pejabat pada Minggu, seperti yang diperingatkan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tentang a perang yang "panjang dan sulit" akan terjadi. (RONALDO SCHEMIDT / AFP)

"Kami meminta pemerintah Israel bersiap membayar harga yang harus dibayar dan menempatkan sandera sebagai agenda utama."

Dalam beberapa hari terakhir turut muncul kemarahan dari para keluarga sandera.

Mereka geram karena mendengar laporan bahwa pemerintah menangguhkan usulan dengan Hamas perihal pembebasan sandera.

Keliru tembak mati warga sendiri

Sebelumnya, IDF mengatakan personelnya tidak sengaja menembak mati tiga warga Israel yang ditahan di Gaza utara.

Menurut IDF, kesalahan itu terjadi lantaran personelnya keliru mengindentifikasi ketiganya sebagai ancaman.

"Saat pertempuran di Shejaiya, IDF keliru mengindentifikasi tiga orang Israel yang disandera sebagai ancaman. Akibatnya, tentara melepaskan tembakan ke arah mereka dan mereka tewas," ujar Juru Bicara IDF Daniel Hagari, Jumat, (15/12/2023), dikutip dari CNN International.

Hagari berujar, jasad ketiganya telah dibawa ke Israel guna diperiksa. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa ketiganya adalah orang Israel yang ditawan.

Dua orang sandera bernama Yotam Haim dan Alon Shimriz yang dilaporkan diculik dari Kibbutz Kfar Aza tanggal 7 Oktober lalu.

Adapun satu sandera lainnya bernama Samer Talalka yang diculik dari Kibbutz Nir Am pada tanggal yang sama.

Hagari mengatakan IDF sudah mulai menyelidiki peristiwa itu. Menurut dia, IDF yakin bahwa ketiga orang itu kabur dari penyandera atau memang ditinggalkan karena ada pertempuran di sana.

Hagari menjanjikan adanya transparansi dalam pengusutan kasus tersebut.

Dia menyebut peristiwa penembakan itu terjadi di tengah pertempuran sengit.

"Teguran dan instruksi terkait perihal identifikasi sandera di medan tempur telah disampaikan kepada semua tentara IDF di seluruh Jalur Gaza," ujarnya.

Sebelum kabar penembakan itu disampaikan, Israel mengatakan ada 132 tawanan yang masih di Gaza. Dari jumlah itu, ada sebanyak 112 orang yang diyakini masih hidup.

Sudah ada lebih dari 100 sandera yang dibebaskan Hamas bulan lalu setelah gencatan senjata disepakati.

Sementara itu, Israel sudah membebaskan 240 warga Palestina yang ditahan di Israel.

Baca juga: Jelang Nikah, Pria Palestina Tewas Akibat Serangan Israel, Nasib Calon: Kembali Bersama Cintanya

Tentara Israel saat baku tembak dengan militan Hamas di jalur Gaza. Dalam peperangan ini zionis yahudi diduga memberlakukan Protokol Hannibal, doktrin membunuh sesama tentara Israel agar tidak jadi sandera. Protokol ini telah ditangguhkan sejak 2016, akan tetapi diduga diberlakukan lagi saat menghadapi Hamas pada 2023.
Tentara Israel saat baku tembak dengan militan Hamas di jalur Gaza. Dalam peperangan ini zionis yahudi diduga memberlakukan Protokol Hannibal, doktrin membunuh sesama tentara Israel agar tidak jadi sandera. Protokol ini telah ditangguhkan sejak 2016, akan tetapi diduga diberlakukan lagi saat menghadapi Hamas pada 2023. (Times of Israel/AFP)

Diminta lebih berhati-hati

Selepas kasus penembakan itu, tentara Israel di Gaza diminta untuk lebih berhati-hati ketika betemu dengan orang yang berpakaian sipil.

Juru Bicara IDF, Jonathan COnricus, mengatakan ada banyak kombatan di Gaza yang berpakaian seperti warga sipil.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berujar kematian tiga sandera itu adalah "tragedi yang tak bisa ditoleransi".

Dia menyebut Israel mendapat pelajaran atas peristiwa tersebut.

"Bersama dengan seluruh warga Israel, saya menundukkan kepala saya dalam kesedihan yang mendalam dan berduka cita atas meninggalnya tiga putra kesayangan kita yang diculik," kata Netanyahu.

Kata dia, seluruh warga Israel berduka cita pada malam itu.

"Belasungkawa saya untuk keluarga yang sedih di tengah masa-masa sulit mereka yang luar biasa."

Sementara itu, politikus Israel bernama Benny Gantz mengatakan hatinya hancur ketika mendengar berita penembakan itu.

"Kesedihan yang membersamai operasi militer ini makin besar karena peristiwa yang pelik ini," kata Gantz.

(Tribunnews)

 

Diolah dari artikel di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
IsraelGazaHamas
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved