Breaking News:

Berita Viral

Hidup Pas-pasan, Ibu Awan Numpang Makan di Rumah Ortu, Pulang ke Rumah Anak Tewas Dibanting Suami

Terungkap alasan Halimah tak menolong sang anak, Awan saat dibanting oleh suaminya bernama Usman. Sayang nyawa sang anak tak berhasil ditolong.

Editor: jonisetiawan
Kolase TribunTrends/Ist
Halimah ungkap alasan mengapa dirinya tak menolong sang anak, Awan yang tewas dibanting oleh suaminya bernama Usman. 

TRIBUNTRENDS.COM - Miris seorang bocah berinisial K alias Awan (11) di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara tewas setelah dibanting oleh ayah kandungnya, Usman (44).

Publik hingga orang-orang terdekat begitu terpukul atas meninggalnya Awan.

Apalagi korban dikenal sebagai anak yang baik dan mau bekerja keras membantu perekonomian keluarganya.

Sementara itu, Halimah tak mampu menahan kesedihan saat tahu anak ketiganya itu meninggal akibat dibanting oleh suaminya.

Publik pun dibuat penasaran mengapa Halimah tak menolong korban saat dianiaya oleh sang suami.

Baca juga: Bu RT Ungkap Keseharian Awan Bocah 11 Tahun yang Tewas Dibanting Ayah, Isak Tangis Iringi Jenazahnya

Halimah begitu terpukul anaknya bernama Awan tewas dibanting
Halimah begitu terpukul anaknya bernama Awan tewas dibanting oleh suaminya bernama Usman.

Halimah mengaku saat itu ia tak bisa membela putranya saat suaminya membabi buta mengiaya putranya sendiri.

Halimah tak menapik jika suaminya, Usman kerap memukul Awan jika anak ketiganya itu dianggap berbuat kesalahan.

Namun, kata Halimah, sauminya tak pernah sampai dibanting seperti yang terjadi pada Rabu (13/12/2023).

"Makanya saya nggak menyangka, kerasnya paling mukul nggak sampai ngebanting," kata Halimah.

Halimah mengaku saat kejadian dirinya sedang tak berada di rumahnya yang berlokasi di Muara Baru, RT 022 RW 017 Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Halimah menyebut, saat itu ia sedang berada di rumah orangtuanya untuk meminta makan.

"Saya lagi ke rumah orangtua saya. Karena saya kan kalo lagi nggak ada makan kadang-kadang ke rumah orang tua saya, makan atau apa," ungkap Halimah, Jumat (15/12/2023).

Halimah Ungkap Alasan Ibu Tak Bela Awan saat Dibanting Suami Hingga Tewas
Halimah Ungkap Alasan Ibu Tak Bela Awan saat Dibanting Suami Hingga Tewas

Hidup bersama Usman dan ke-empat anaknya, Halimah mengaku hidup pas-pasan.

Menurutnya, pengahasilan suaminya yang bekerja sebagai buruh serabutan sering kali tak mencukupi untuk kebutuhan keluarga.

"Suami saya kan borongan, buruh, kadang dapet kadang enggak, ini lagi nggak kerja. 

Kalau saya mah nggak kerja," ucap Halimah.

Saat ini, Usman sudah diamankan oleh polisi dan dijerat pasal terkait kekerasan terhadap anak.

Hasil Otopsi

Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara mengungkap hasil autopsi bocah bernama Awan (10).

Berdasarkan hasil autopsi, tulang tengkorak Awam patah serta mengakibatkan pendarahan dan kerusakan jaringan otak usai dibanting ayahnya sendiri.

Baca juga: Ya Tuhan! Anak Dibanting Ayah hingga Tewas, Semua Bermula Gegara Tabrak Tetangga saat Naik Sepeda

“Kemudian ada luka terbuka di bagian wajah, lalu ada luka pada anggota gerak atas dan anggota gerak bawah.

Jadi, posisi pada saat dibanting, tangan kemudian kaki mengalami cedera,” ujar Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, pada Jumat (15/12/2023).

“Yang menyebabkan kematian adalah pada tengkorak yang mengakibatkan rusaknya jaringan,” ungkap Gidion lagi.

Tak heran setelah dibanting Usman, dari telinga dan hidung Awan mengeluarkan darah.

Lalu sebelum sempat dirawat di rumah sakit, Awan keburu meninggal dunia.

Usman kini sudah ditetapkan sebagai tersangka.

“Iya, jadi tersangka,” kata Gidion.

Dalam kasus ini, polisi menerapkan Pasal 44 Ayat (3) Undang Undang RI Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Selain itu, polisi juga menerapkan Undang Undang RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Menjadi Undang Undang.

Keseharian Korban

Meninggalnya Awan banyak ditangisi oleh tetangga sekitar tempat tinggalnya.

Di lingkungan rumah, Awan memang dikenal sebagai anak yang supel dan gemar membantu.

Maka tak heran jika banyak tetangga yang merasa kehilangan ketika bocah malang itu harus meregang nyawa di tangan bapaknya sendiri.

Dikutip dari Kompas.com, jenazah Awan tiba dari rumah sakit Polri Kramat Jati sekira pukul 15.30 WIB.

“Nah, itu K. K, ya Allah, kasihan banget nasib kamu,” kata salah satu warga saat melihat ambulans tersebut.

Baca juga: Hati Malaikat, Awan Bocah Disabilitas Tewas Dibanting Ayah, Tetangga & Petugas PPSU Ungkap Kebaikan

Awan bocah 10 tahun tewas dianiaya oleh ayah kandungnya Usmanto, korban dikenal sebagai anak disabilitas yang menjadi tulang punggung keluarga, Kamis (14/12/2023)
Awan bocah 10 tahun tewas dianiaya oleh ayah kandungnya Usmanto, korban dikenal sebagai anak disabilitas yang menjadi tulang punggung keluarga, Kamis (14/12/2023) (Kolase Sripoku.com/Kompas.com)

Keranda yang berisi jenazah Awan pun langsung dibawa ke Musala untuk dishalatkan.

Tangis warga terus mengiringi kepergian Awan. Bahkan tetangga korban melontarkan kata-kata umpatan ke Usmanto sebagai pelaku pembunuhan Awan.

"Tega benar lu Usman sama anak sendiri, Ya Allah. Enggak punya hati,” sahut warga sambil menyeka air mata.

Warga memadati mushala untuk menshalatkan K.

Lantunan ayat suci Al Quran nyaring terdengar untuk mendiang.

Istri Ketua RT Kelurahan Penjaringan bernama Haria (39) mengungkapkan bahwa K memang dikenal baik oleh warga setempat.

Sosoknya yang murah senyum dan gampang bergaul membuat warga sangat emosional atas kepergian K.

“K tadinya sekolah, cuma keluar. Karena kan disabilitas, ngomongnya kurang jelas,” kata Haria saat ditemui di rumah duka, Kamis (14/12/2023).

K sempat mengemban pendidikan di salah satu Sekolah Dasar (SD).

Namun, K tidak melanjutkan pendidikan setelah beberapa minggu berjalan.

Awan bocah yang meninggal dibanting ayah bercita-cita ingin jadi pemadam kebakaran
Awan bocah yang meninggal dibanting ayah bercita-cita ingin jadi pemadam kebakaran (Kolase Tribun Trends)

“Keluar (dari sekolah). Nah, dioper ke Sekolah Luar Biasa (SLB). Cuma, karena kejauhan, faktor yang antar enggak ada, enggak selesai,” ungkap Haria.

“Dia (K) sarafnya juga enggak bisa menyangkut pelajaran,” timpal ibunda K, H 42), dalam kesempatan yang sama.

Meski penyandang disabilitas karena kesulitan berbicara, K sangat aktif dan kerap kali membantu warga.

Uang imbalan yang K dapatkan dari orang-orang selalu diberikan kepada H karena mendiang sangat ingin membantu ekonomi keluarga.

“Wah aktif banget dia. Jadi, dia ini kayak ‘tulang punggung keluarga’. Maksudnya, dia mau bekerja untuk membantu keluarganya,” kata Haria.

“Misalnya dia dikasih uang atau makan sama orang, dia selalu bawa pulang, kasih ke ibunya dan adiknya yang paling kecil.
Dia selalu prioritaskan buat ibunya dari uang imbalan yang dia dapatkan,” lanjut Haria.

Seorang petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Penjaringan bernama Juanda membenarkan bahwa hampir setiap hari K bermain di Kantor Kelurahan Penjaringan.

Juanda dan teman-temannya selalu menyarankan K agar segera pulang. Tetapi, almarhum enggan dan ingin bermain.

“Sumpah, dia baik banget sama kita-kita. Saya pun heran. Pernah, kita lagi kumpul, tiba-tiba K beli air mineral, banyak banget, terus kasih ke kita. Itu pakai uang dia sendiri,” ungkap Juanda.

Dalam satu kesempatan, K sempat mengaku kepada petugas PPSU Kelurahan Penjaringan bahwa dia ingin sekali menjadi petugas pemadam kebakaran.

Baca juga: Debat Pertama, Golkar Puji Prabowo, Demokrat Sebut Naik Kelas: Tingkat Kedewasaan Politik Tinggi

“Dia paling senang nonton Damkar di YouTube. Karena dia cita-citanya pingin jadi petugas Damkar,” pungkas Juanda.

Adapun Usmanto tega menganiaya K di Jalan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (13/12/2023).

Semua bermula saat K mengendarai sepeda di depan rumah lalu melindas kaki tetangga sampai berdarah.

“Karena posisi kencang (ketika mengendarai sepeda). Anak saya kan kalau naik sepeda suka gitu (kencang), dia hiperaktif,” kata H.
Setelahnya, Usmanto yang baru terbangun dari tidurnya itu dihampiri oleh orangtua anak tetangga yang ditabrak K.

“Itu diomongin (mengadu), ‘jangan gitu lagi kendarai sepeda, enggak benar’,” ucap Halimah.

“Dia (Usmanto sebelumnya) istirahat, lagi tidur, keberisikan gara-gara orangtua tetangga ngomel-ngomel, keadaan perut kosong karena di rumah enggak ada apa-apa, jadinya dia kesal, langsung anaknya dibanting,” ujarnya lagi.

Berdasarkan rekaman CCTV, Usmanto yang memakai kaus hitam dan celana jin pendek itu langsung menampar pipi sebelah kanan K.

Kemudian Usmanto menendang bokong K hingga tersungkur. Tidak sampai situ saja, Usmanto akhirnya mengangkat dan membanting K.

Terdengar teriakan tetangga yang menyaksikan perbuatan ayah korban. Setelahnya, Usmanto menggendong K.

“Pas sampai rumah, ada darah dari hidung dan mulut,” tutur Halimah.

***

Artikel ini diolah dari TribunBogor

Sumber: Tribun Bogor
Tags:
awanJakarta Utarabocah dibanting
Berita Terkait
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved