Berita Viral
Wanita Palestina yang Viral Usianya Lebih Tua dari Israel Meninggal Dibunuh Penembak Jitu Zionis
Seorang nenek asal Palestina yang sempat viral karena berusia lebih tua dari negara Israel dikabarkan meninggal setelah ditembak
Editor: Galuh Palupi
TRIBUNTRENDS.COM - Seorang nenek asal Palestina yang sempat viral karena berusia lebih tua dari negara Israel dikabarkan meninggal setelah ditembak oleh penembak jitu Zionis.
Nenek itu diketahui bernama Hadia Nasr, meninggal pada Jumat (8/12/2023) menurut laporan Al Arabiya.
Hadia Nasr sempat viral setelah tanggal kelahirannya terungkap.
Ia lahir pada tahun 1944, empat tahun sebelum Nakba (pengusiran besar-besar warga Palestina) akibat perang tahun 1948 yang menyebabkan berdirinya Israel.
Wanita itu mencuri hati ratusan orang di dunia maya setelah muncul dalam sebuah video yang diposting oleh jurnalis Palestina Saleh al-Jaafrawi, yang mengunjunginya ketika dia berada di rumah sakit dalam masa pemulihan setelah terluka dalam serangan udara Israel.

Wanita itu mencuri hati ratusan orang di dunia maya setelah muncul dalam sebuah video yang diposting oleh jurnalis Palestina Saleh al-Jaafrawi, yang mengunjunginya ketika dia berada di rumah sakit dalam masa pemulihan setelah terluka dalam serangan udara Israel.
Baca juga: INNALILLAHI! Ini Wajah-wajah Para Pemimpin Militan Hamas Dihabisi Israel, Netanyahu: Kami Hancurkan
Dalam video tersebut, al-Jaafrawi menemukan tanggal lahirnya saat melihat dokumen resminya dan mengonfirmasi bahwa dia lahir sebelum Israel terbentuk.
Keduanya juga terlihat tertawa setelah sang pemuda bercanda menggoda wanita Palestina tersebut.
Setelah pulih dari luka-lukanya, wanita lanjut usia tersebut dilaporkan menolak panggilan untuk mengevakuasi paksa lingkungannya dan kembali ke rumahnya.
Dia ditembak mati di luar pintu depan rumahnya, menurut tangkapan layar percakapan yang dibagikan dalam video media sosial Al Arabiya.
Israel terus melanjutkan serangannya di dan sekitar kota-kota utama Gaza, dengan jumlah korban tewas di wilayah tersebut melonjak di atas 17.000 orang.
Lebih dari 80 persen penduduk Gaza – sekitar 1,9 juta dari 2,3 juta penduduknya – telah menjadi pengungsi internal sejak Israel menghancurkan seluruh lingkungannya, menurut data PBB.
Lebih dari 500 Ribu Warga Palestina Kelaparan dan Kehausan
Sedikitnya, 500,000 warga Palestina di Gaza menghadapi kelaparan dan kehausan.
Situasi kemanusiaan saat ini di Gaza sedang menghadapi bencana, juru bicara Kota Gaza, Hosni Muhanna mengatakan.
Setengah juta warga Palestina berisiko kelaparan dan kehausan di kota-kota di mana serangan Israel terus berlanjut di Gaza.
“Situasi kemanusiaan di Gaza adalah bencana,” kata juru bicara Kota Gaza, Hosni Muhanna.
Baca juga: Kondisi Miris Puluhan Ribu Pengungsi di Gaza Selatan, Kini Terlantar: Tidak Aman dan Tidak Manusiawi

Hosni Muhanna seraya menambahkan bahwa tentara Israel sengaja menargetkan infrastruktur makanan dan air di Gaza.
Setengah juta warga Palestina berisiko kelaparan dan kehausan di kota-kota di mana serangan Israel terus berlanjut, kata Pemerintah Kota Gaza pada hari Sabtu (9/12/2023),
Dia menggambarkan situasi kemanusiaan sebagai “bencana” karena tentara Israel dengan sengaja menargetkan infrastruktur makanan dan air.
“Situasi kemanusiaan di Gaza adalah bencana,” kata juru bicara Pemerintah Kota Hosni Muhanna kepada Anadolu.
“Kekurangan bahan bakar mengganggu proses evakuasi korban luka dan pengangkutan jenazah,” kata juru bicara tersebut.
“Beberapa peralatan konstruksi dan kendaraan menjadi tidak dapat digunakan akibat Israel menargetkan garasi Kota Gaza,” kata Muhanna, sambil mencatat bahwa “mereka mengalami kesulitan dalam membuka jalan-jalan yang ditutup akibat pemboman Israel.”
“Kami tidak bisa menyediakan air ke Rumah Sakit Al-Shifa,” kata pejabat Palestina itu.
“Krisis air dan pangan di pusat-pusat penampungan meningkat secara eksponensial karena jumlah orang yang datang ke pusat-pusat tersebut melebihi kapasitas,” tambahnya.
Infrastruktur tersebut sengaja dijadikan sasaran, kata Muhanna, seraya menambahkan bahwa “tidak mungkin membersihkan limbah yang meluap dari saluran pembuangan karena kekurangan bahan bakar.”
Israel melanjutkan serangan militernya di Jalur Gaza pada 1 Desember setelah berakhirnya jeda kemanusiaan selama seminggu dengan kelompok Pejuang Palestina.
Setidaknya 17.487 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 46.480 lainnya terluka dalam serangan udara dan darat yang tiada henti.
Baca juga: Tentara Israel di Jalur Gaza Keracunan Massal, Banyak yang Kena Diare, Karena Makanan Sumbangan?
Tentara Israel Bakar Bantuan Makanan dan Air
Di tengah ancaman kelaparan yang dihadapi setengah juta warga sipil Gaza, Tentara Israel malah memvideokan dirinya sedang membakar bantuan makanan dan air di Shejaiya di Bagian Utara Gaza.
Tentara IDF membakar persediaan makanan dan air di Shejaiya yang terkepung di bagian utara Gaza.
Tampak wajah mereka puas luar biasa dengan senyuman lebar tampak di salah satu wajah prajurit.
Mereka sendiri sengaja memfilmkan dan memposting aksi membakar makanan ini karena tidak ada konsekuensi dari kebejatan kelakuan mererka ini.
Tentara Israel membakar bantuan perbekalan untuk warga Gaza di Lingkungan Shujaiya, mereka membakar persediaan makanan dan air penting di sana dalam apa yang mereka sebut sebagai perayaan 'Hanukkah'.
Video tersebut muncul ketika kelaparan melanda Gaza karena tidak ada bantuan yang diizinkan masuk dan ribuan orang menghadapi kondisi yang mengerikan untuk mendapatkan makanan pokok dan air bersih.
Dikutip dari Metro, tentara Israel memfilmkan diri mereka sendiri membakar ‘persediaan makanan dan air’ di Gaza saat pertempuran terus berlangsung.
Media Inggris, Metor menyebut ini adalah momen yang menyedihkan ketika pasukan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tampak membakar bantuan kemanusiaan di Gaza.
Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan beberapa pria berseragam IDF menyeringai ketika mereka membakar paket makanan dan tumpukan botol air di belakang truk pengangkut makanan.
Makanan itu adalah sumbangan dari organisasi nirlaba Euro-Med Human Rights Monitor, film tersebut diklaim diambil di lingkungan Shejaiya di Kota Gaza, yang digambarkan militer Israel sebagai pusat konflik di Gaza.
Mereka mengklaim, serangan semalam menghantam pusat komunikasi militer pejuang Hamas dan terowongan bawah tanah di Gaza selatan serta komando militer pejuang Hamas di Shejaiya, kata sebuah pernyataan militer IDF.
Pertempuran saat ini sedang berlangsung di beberapa lokasi, beberapa jam setelah AS memveto pemungutan suara mengenai gencatan senjata – yang merupakan momen penting bagi PBB – dan kemudian menyetujui penjualan darurat peluru tank ke Israel.
Kata-kata tidak dapat menggambarkan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah kantong Palestina.
Dengan hanya sedikit bantuan yang diperbolehkan masuk, dan pengiriman menjadi tidak mungkin dilakukan di sebagian besar wilayah tersebut, warga sipil terus menghadapi kekurangan makanan dan air.
Khan Younis, kota yang awalnya ditetapkan Israel sebagai kota aman bagi puluhan ribu warga Palestina yang melarikan diri ke utara, kini telah muncul sebagai garis depan peperangan terbaru.
Orang-orang di lapangan mendengar suara tembakan dan ledakan terus-menerus sepanjang malam ketika pesawat-pesawat tempur membombardir daerah-daerah di dalam dan sekitar kota selatan.
“Ini tidak berhenti,” kata Radwa Abu Frayeh, warga Sipil yang tinggal dekat Rumah Sakit Eropa di Khan Younis.
“Ada pemboman, lalu ambulans berangkat untuk membawa kembali korban.”
Israel mengklaim telah memberikan instruksi rinci kepada warga sipil untuk mengungsi ke daerah yang lebih aman, meskipun tentara Israel terus menyerang apa yang dikatakannya sebagai sasaran militan di seluruh wilayah tersebut.
Ribuan orang telah mengungsi ke kota selatan Rafah dalam beberapa hari terakhir – salah satu daerah terakhir di mana lembaga bantuan dapat mengirimkan makanan dan air.
Israel telah menetapkan wilayah sempit di garis pantai selatan yang tandus, Muwasi, sebagai zona aman, namun warga Palestina menggambarkan kondisi yang sangat padat dengan kurangnya tempat berlindung dan tidak adanya toilet.
'Saya sedang tidur di atas pasir. Dingin sekali,” kata Soad Qarmoot seorang warga sipil yang menggambarkan dirinya sebagai pasien kanker yang terpaksa meninggalkan rumahnya di kota utara Beit Lahiya.
(Serambi News/Tribunnews)
Diolah dari artikel di Serambi News dan Tribunnews.com.
Sumber: Serambi Indonesia
Respon Ambigu DJ Panda setelah Kemunculan Sintya Cilla, Kepala Nunduk, Bikin Publik Bertanya-tanya |
![]() |
---|
Kontroversi DJ Panda, Benarkah Pernah Hamili Dua Wanita Lain Selain Erika Carlina? |
![]() |
---|
Sintya Cilla Fans DJ Panda Nekat Datangi Denny Sumargo, Rela Dihujat: 'Demi Anak Aku' |
![]() |
---|
Pengakuan Sintya Cilla Fans DJ Panda, Sebut Punya Anak dari Sang DJ, Blak-blakan Bongkar Pertemuan |
![]() |
---|
Setelah Erika Carlina, Muncul Fans Wanita yang Ngaku Punya Anak dari DJ Panda, Minta Pengakuan |
![]() |
---|