Banyak Tentara IDF Tak Pakai Kacamata Pelindung, Cidera hingga Nyaris Buta, Benarkah Tak Punya Dana?
Kabar ratusan tentara IDF cidera hingga nyaris buta karena tak pakai kacamata pelindung saat perang di Gaza viral. Benarkah tak punya uang untuk beli?
Editor: Suli Hanna
TRIBUNTRENDS.COM - Akibat perang tanpa kacamata pelindung, ratusan tentara IDF dilaporkan mengalami cidera di mata hingga nyaris buta.
Disinyalir, tentara IDF disebut tak punya uang untuk beli barang tersebut, padahal ada dana milyaran untuk biaya lain.
Bagaimana kabar lengkapnya?
Mantan Perdana Menteri dan Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid mengatakan, ada miliaran shekel yang disumbangkan ke kantor-kantor politisi korup yang tidak diperlukan.
Ia mengomentari berita tentang 100 tentara Israel yang menderita cedera mata parah, termasuk kebutaan.
“Pemerintah tidak punya uang untuk membeli kacamata pelindung bagi para pejuang,” katanya pada Kamis (7/12/2023).
“Mereka (pemerintah Israel) terus menggelontorkan miliaran dolar ke kantor-kantor politisi korup yang tidak perlu,” lanjutnya.
Perusahaan Penyiaran Israel melaporkan, pada Rabu (6/12/2023), sekitar 100 tentara Israel terluka di bagian matanya selama perang di Gaza, beberapa di antaranya sampai pada titik kebutaan.
Baca juga: Putra Menteri Kabinet Perang Israel Tewas di Gaza, Luka Kena Bom, Umur Masih 25: Prajurit Cadangan

Saluran Israel tersebut mengutip seorang pejabat di Kementerian Kesehatan Israel yang mengatakan, “Cedera-cedera tersebut disebabkan oleh pecahan peluru, tembakan, atau luka tembak, dan antara 10-15 persen dari cedera ini menyebabkan kebutaan pada satu atau kedua mata.”
Pejabat Israel menegaskan para tentara tidak memakai kacamata untuk melindungi mata dari pecahan peluru, yang menyebabkan 15 persen kebutaan pada satu atau kedua mata untuk 100 tentara Israel.
Dia menunjukkan Rumah Sakit Soroka di kota Beersheba di Israel selatan saja menerima 40 tentara yang terluka di bagian mata.
Hal ini menunjukkan selama tiga hari terakhir saja rumah sakit tersebut menerima 5 tentara yang terluka parah di bagian mata, dan beberapa dari mereka menjalani operasi yang sulit.
Mengingat banyaknya cedera mata yang dialami tentara Israel di Gaza, Rumah Sakit Soroka memimpin kampanye donasi untuk membeli kacamata pelindung bagi tentara tersebut, menurut sumber yang sama.
Baca juga: Kesal Terus Dihujat, Tentara Israel Ejek Korban Erupsi Gunung Marapi, Sebut Indonesia Terbakar

IDF Bantah Tak Sanggup Beli Pelindung Mata
Salah satu juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menanggapi tuduhan Yair Lapid.
"Tidak ada kekurangan kacamata pelindung," katanya, Jumat (8/12/2023).
"IDF sedang berupaya memberantas kasus-kasus tentara yang tidak memakai kacamata ini padahal diwajibkan memakainya," lanjutnya.
"Kami sedang mengembangkan kesadaran akan pentingnya memakai kacamata pelindung," tambahnya, dikutip dari Anadolu.
Hingga Rabu (6/12/2023) malam, jumlah korban tewas tentara Israel sejak awal perang di Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) telah meningkat menjadi 411 orang, termasuk 10 orang pada siang hari dan kemarin, menurut sumber resmi.
Baca juga: Anak Gaza Korban Israel Ceritakan Penderitaannya, Ingin Bisa Jalan Lagi, Tertawa Menahan Sakit

Hamas Palestina vs Israel
Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan perang melawan Hamas dan meluncurkan pasukan ke Jalur Gaza pada keesokan harinya.
Pemboman Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 17.770 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Kamis (7/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Reuters.
Selain itu, kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina juga terjadi di Tepi Barat, wilayah yang dipimpin Otoritas Pembebasan Palestina (PLO).
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Diolah dari artikel Tribunnews.com.
Sumber: Tribunnews.com
Budi Arie Lengser, Ngambeknya Terekam Jelas di Instagram: Unfollow Prabowo Usai Reshuffle Kabinet |
![]() |
---|
Sosok Elisabet Lann, Menteri Kesehatan Swedia yang Ambruk Usai Dilantik, Diduga Gula Darah Rendah |
![]() |
---|
Profil Bishnu Prasad Paudel, Menteri Keuangan Nepal yang Dihajar Pendemo, Puluhan Tahun Jadi Pejabat |
![]() |
---|
Perbedaan Kiprah Anak Menkeu, Sri Mulyani dan Purbaya Yudhi Sadewa, Berprestasi Dibandingkan Viral |
![]() |
---|
Menkeu Purbaya Minta Maaf, Dikritik Usai Komentari Tuntutan Rakyat 17+8 di Hari Pertama Kerja |
![]() |
---|