Dokter di Kendari Aniaya Apoteker Sampai Pingsan, Tersinggung Baca Chat di Grup WA, Nasibnya Kini
Berawal dari tersinggung baca chat di grup WA, dokter di Kendari tega aniaya apoteker.
Editor: Apriantiara Rahmawati Susma
TRIBUNTRENDS.COM - Heboh seorang dokter di Kota Kendari menganiaya anak buahnya yang merupakan apoteker di apotik miliknya.
Imbasnya, apoteker pun melaporkan dokter berinisial E itu ke Kepolisian Resort atau Polresta Kota Kendari.
E sendiri dilaporkan oleh anak buahnya yang merupakan seorang apoteker di salah satu apotek miliknya yang berada di Kecamatan Mandonga, Kendari, Sultra.
Dalam laporan yang diterima Tribunnewssultra E dilaporkan oleh ZS karena telah menganiaya dirinya hingga mengalami pingsan.
Baca juga: KESAL Cuma Diberi Minum, Pengamen di Bogor Aniaya Warga Pakai Golok, Korban Dilarikan ke RS

Kasat Reskrim Polresta Kota Kendari, AKP Fitrayadi mengatakan setelah ditemukan dua alat bukti yang cukup.
Pihaknya kemudian melakukan penangkapan kepada dokter E, Jumat (1/12/2023).
Ia ditangkap di Jalan Samratulangi Kelurahan Mandonga Kecamatan Mandonga Kota Kendari.
Setelah ditangkap ia kemudian dibawa ke Mako Polresta Kota Kendari untuk dilakukan pemeriksaan,
"Kemudian dilakukan penahanan kepada tersangka," ujar AKP Fitrayadi
Kata AKP Fitrayadi penganiayan yang dilakukan oleh E karena tersinggung membaca sebuah pesan dari grup WhatsApp para karyawannya di apotik tersebut.
"Dalam WAG tsb di temukan ada percakapan yang membuat tersangka tersinggung dan marah sehingga memanggil 3 (tiga) orang member WAG dan lansung melakukan penganiayaan terhadap ketiganya yang mengakibatkan Korban/Pelapor pingsan," Kata Fitra.
Alasan Polisi Aniaya Pak Ogah di Medan, Korban Terkapar di Jalan, Diselamatkan Warga: Tolong!
Seorang pengatur lalu lintas liar alias Pak Ogah bernama Ahmad Firdaus (37) ungkap alasan mengapa dirinya dianiaya oleh polisi di Medan.
Diketahui, Ahmad sebelumnya bercerita jika dirinya dipukul hingga ditendang oleh belasan polisi di Jalan Sisingamangaraja Medan.
Sebelum dianiaya, warga Jalan Pintu Air Gang Langgar, Kecamatan Medan Kota itu ditangkap polisi saat sedang mengatur lalu lintas, Sabtu (21/10/2023) sekira pukul 18:00 WIB.
Dia dan rekannya pun sempat terlibat kejar-kejaran dehgan polisi.
Namun sayangnya mereka gagal kabur dan berhasil dibekuk.
Baca juga: Lagi Asyik Lihat Foto Mantan yang sudah Meninggal, Suami Emosi Diprotes Istri, Aniaya hingga Tewas

Usai ditangkap, dia mengaku dimasukkan ke dalam truk diduga milik Dit Samapta Polda Sumut, lalu disiksa sekitar 15 personel Polisi.
Di dalam truk dia mengatakan dipukuli, ditendang dan ditampar hingga kesakitan dan luka-luka.
"Begitu truk jalan saya disiksa sepanjang jalan. Ditunjang, dipukul, ditampar.
Saya gak tau di daerah mana, mungkin di daerah Trakindo turun saya tetap ditunjang mereka,"kata Ahmad Firdaus saat diwawancarai, Sabtu (21/10/2023).
Lanjut Firdaus, setibanya di Jalan Sisingamangaraja atau di depan PT Trakindo Utama, jalan lintas Medan-Tebing tinggi barulah dia diturunkan.
Meski sudah diturunkan, dia ngaku tetap ditendang sampai akhirnya terkapar di aspal.
Begitu turun dari truk, dan tergeletak dia ditolong oleh warga.
Lalu ia ditumpangi becak motor dan diantar ke Jalan Pintu Air Gang Langgar, Kecamatan Medan Kota.
"Terkapar saya di jalan dan saya minta tolong ke masyarakat, dibayari ongkos becak dan diantar pulang.
Kira-kira ada 15 orang yang memukuli," ucapnya.

Lantas, apa penyebab Ahmad dianiaya polisi?
Dari kata-kata yang didengar Ahmad Firdaus, sejumlah personel Polisi itu diduga menudingnya merusak putaran jalan yang sudah ditutup.
Sementara dia sendiri mengaku tidak ada merusak.
Saat diwawancarai di depan RS Estomihi Medan, Jalan Sisingamangaraja, pria bertubuh kurus ini tergeletak diatas becak bermotor.
Bagian tulang rusuk sebelah kirinya nampak memar penuh luka diduga akibat digebuki beramai-ramai.
Napasnya nampak tergenggal-senggal akibat dugaan penganiayaan yang diterimanya.
Dia sendiri mengakui pekerjaannya sebagai pengatur lalu lintas ilegal merupakan perbuatan yang salah.
Tetapi dia tetap lakukan pekerjaan ini karena tidak memiliki pekerjaan lain.
Namun dia juga keberatan jika diperlakukan seperti pencuri dan perampok kejam tak berbelas kasih.
"Kami tahu kami salah. Gak ada kerjaan lain, daripada kami mencuri segala macam. Kami gak pernah maksa, bukan pungli."
Baca juga: Pak Ogah di Medan Babak Belur, Ngaku Dianiaya Usai Ditangkap Polisi, Tubuh Nyeri hingga Sesak Napas
Ditempat yang berdekatan, saksi bernama Surya Wirawan, mengaku melihat langsung Ahmad ditangkap Polisi lalu dimasukkan ke dalam truk bertuliskan Polda Sumut.
Ia melihat Ahmad ditangkap lalu dipiting Polisi.
Akan tetapi dia tidak melihat peristiwa penganiayaan tersebut.
"Saya melihat dia dikejar-kejar dan ditangkap. Ada sekitar 3 orang mobil Polda yang besar itu.
Sering lewat sini mereka, bacaan nya Polda,"kaya saksi yang melihat Ahmad ditangkap.
Terpisah, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi saat dikonfirmasi melalui pesan singkat belum merespon.
(Tribunnewssultra/Sugi Hartono/Tribun Medan)
Diolah dari artikel TribunnewsSultra.com dan TribunMedan
Denpasar, Badung dan 2 Kabupaten Ini Jadi Daerah dengan Kasus KDRT Terbanyak di Bali Berakhir Cerai |
![]() |
---|
Daftar 7 Bansos yang Bakal Cair September 2025, Satu Keluarga Bisa Dapat Empat Macam Sekaligus |
![]() |
---|
Kacab Bank BUMN Ternyata Guru Bela Diri, Istri Heran Ilham Tak Melawan saat Diseret Penculik |
![]() |
---|
Jejak Rohmat: Jadi Penyedia Mata-Mata Ilham Pradipta, Buntuti Kacab Bank BUMN Sebelum Dibunuh |
![]() |
---|
Dari Ring Kickboxing ke Ruang Interogasi: Perjalanan Kelam Eras, Penculik Kacab Bank BUMN |
![]() |
---|