Breaking News:

PILU Noor Bayi Gaza, Selamat dari 3 Serangan Bom Israel, Kini Sebatang Kara, Keluarga Semua Gugur

Nasib pilu Noor bayi 6 bulan asal Gaza. Selamat dari 3 serangan bom Israel. Kini sebatang kara karena keluarga guugr semua.

Editor: Suli Hanna
Wartakota/Ilustrasi
Ilustrasi Bayi - kisah pilu bayi Noor Ahmed Ashour dari Gaza, selamat dari 3 serangan bom Israel tapi kini sebatang kara 

TRIBUNTRENDS.COM - KISAH pilu Noor bayi umur 6 bulan dari Gaza, kini hidup sebatang kara.

Semua keluarga Noor Ahmed Ashour gugur dalam serangan bertubi-tubi Israel.

Hanya Noor Ahmed Ashour satu-satunya korban selamat.

Bagaimana kabar lengkapnya?

Sebulan pasca Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan pernyataan perang atas serangan yang dilakukan pasukan Hamas, puluhan tank militer Israel mulai meningkatkan agresi dengan membombardir sudut kota Gaza.

Tak terkecuali ke wilayah Khan Younis yang menjadi tempat paling aman bagi para penduduk Gaza.

Staf di Dewan Pengungsi Palestina menyebut serangan terjadi sehari usai pasukan Israel menyebarkan selebaran di al-Qarara dan daerah sekitarnya, mendesak warga sipil untuk mengungsi ke tempat lain.

Namun, belum sempat warga pergi menyelamatkan diri, puluhan tank tentara IDF Israel mulai menembakan sejumlah bom ke kawasan permukiman.

Baca juga: Potret Tenaga Medis Evakuasi 28 Bayi Prematur dari Gaza, Dibawa Pakai Inkubator, Suasananya Haru

Ilustrasi. Meski bayi Noor Ahmed Ashour diserang bom Israel sebanyak tiga kali, tetapi Noor kini menjadi yatim – piatu dan harus hidup sebatang kara karena kehilangan ibu, ayah, saudara kandung, kakek, dan neneknya.
Ilustrasi. Meski bayi Noor Ahmed Ashour diserang bom Israel sebanyak tiga kali, tetapi Noor kini menjadi yatim – piatu dan harus hidup sebatang kara karena kehilangan ibu, ayah, saudara kandung, kakek, dan neneknya. (AFP/MOHAMMED ABED)

Satu di antara korban dari serangan tersebut yaitu Noor Ahmed Ashour bayi perempuan umur 6 bulan yang menjadi satu-satunya yang selamat dari serangan bom mematikan Israel.

Bayi ini dinyatakan selamat usai tiga kali terkena serangan bom militer Israel.

Pengeboman pertama terjadi saat ia dan kedua orangnya tinggal di lingkungan Rimal.

Saat itu, Noor bersama ayah dan ibunya berhasil selamat dan memilih untuk mengungsi ke rumah bibinya yang ada di Khan Younis.

Tetapi tak lama dari itu tentara IDF Israel kembali memperluas agresi hingga wilayah Khan Younis yang menjadi tempat tinggal keluarga Noor.

Noor akhirnya dievakuasi ke kediaman keluarga ayahnya, namun lagi-lagi rumah tersebut turut menjadi sasaran serangan pengeboman tentara Zionis.

Meski Noor kembali selamat dari serangan maut tentara Israel.

Tetapi akibat pengeboman tersebut, Noor kini menjadi yatim – piatu dan harus hidup sebatang kara karena kehilangan ibu, ayah, saudara kandung, kakek, dan neneknya.

Lebih lanjut menurut cuplikan video yang diunggah oleh akun Twitter Quds News, saat ini nyawa bayi perempuan itu dilaporkan aman walau mengalami sejumlah luka, dengan perban di kepala.

Baca juga: SOSOK Sami Pahlawan Palestina, Gugur Beberapa Jam Setelah Unggah Video Main Bareng Anak-anak Gaza

5.500 Anak di Gaza Jadi Korban Pembantaian Israel

Lima pekan setelah PM Israel meningkatkan agresi, organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat bahwa lebih dari 5.500 anak telah terbunuh di Gaza.

Sementara ribuan anak Palestina lainnya dilaporkan mengalami disabilitas karena serpihan bom Israel merenggut anggota tubuh mereka, seperti tangan, kaki, jari.

Selain itu, sarana pendidikan di Palestina pun telah hancur akibat serangan bom yang diluncurkan oleh Israel.

Tak hanya itu akibat perang, anak-anak Gaza yang seharusnya dapat memperoleh pendidikan kini harus berjuang untuk bisa bertahan hidup di tengah serangan bom dari tentara Israel.

“Hari Anak Sedunia secara umum dianggap sebagai hari untuk merayakan pencapaian.

Namun kini, hari ini menjadi hari berkabung bagi banyak anak yang baru-baru ini meninggal dalam konflik bersenjata,” kata komite hak anak PPB.*)

RS Al-Shifa Dikepung Israel, Beruntung 31 Bayi Prematur Berhasil Dievakuasi, 'Pasien Lain Segera'

Saat ini Rumah Sakit Al-Shifa dikepung oleh Israel.

Beruntung 31 bayi prematur saat ini sudah berhasil dievakuasi.

Selain itu, pihak WHO juga mengatakan memiliki rencana untuk mengevakuasi pasien lain.

Baca juga: MIRIS, RS Al-Shifa di Gaza Berubah Jadi Zona Kematian, WHO Syok Ada Kuburan Massal di Pintu Masuk

Sebanyak 31 bayi prematur berhasil dievakuasi dari RS Al-Shifa Gaza pada Minggu (19/11/2023).

Direktur Jenderal Rumah Sakit di Gaza, Mohammed Zaqut, mengatakan kepada AFP bahwa semua dari 31 bayi prematur di rumah sakit Al-Shifa sudah dievakuasi bersama dengan tiga dokter dan dua perawat.

"Persiapan sedang dilakukan bagi mereka untuk memasuki Mesir," tambahnya.

Pasien dan pengungsi di rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza, jenazah menumpuk.
Pasien dan pengungsi di rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza, jenazah menumpuk. (Kolase Tribun Trends/Tribunnews)

Rumah sakit Al-Shifa telah menjadi titik fokus bagi operasi Israel dengan tentara mengkelaim Hamas menggunakannya sebagai pangkalan.

Upaya evakuasi tersebut juga dikonfirmasi oleh Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PCRS).

PCRS menyebut, timnya telah melakukan evakuasi dengan berkoordinasi dengan badan-badan PBB termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Kami telah berhasil mengevakuasi 31 bayi prematur dari Al-Shifa," ucap PCRS dalam sebuah pernyataan.

PCRS mengatakan, puluhan bayi dari RS Al-Shifa dievakuasi dengan dibawa menggunakan ambulans PRCS ke selatan.

Rumah sakit Al-Shifa seperti diketahui telah menjadi titik fokus operasi Israel belakangan ini. Militer Israel menuding Hamas telah menggunakannya sebagai pangkalan.

Sementara itu, dalam sebuah pengumuman semalam, WHO mengatakan telah mengirim tim penilai ke RS Al-Shifa dan menggambarkannya sebagai "zona kematian".

"Kami segera mengembangkan rencana untuk evakuasi segera pasien yang tersisa, staf, dan keluarga mereka," jelas WHO.

Kunjungan tersebut dilakukan setelah ratusan orang melarikan diri dari rumah sakit terbesar di Gaza itu, menyusul apa yang dikatakan direktur Al-Shifa sebagai perintah tentara Israel agar rumah sakit itu dikosongkan.

Israel membantah memerintahkan pengosongan tersebut.

Seorang wartawan AFP di tempat kejadian melihat kerumunan orang sakit, terluka, dan terlantar berjalan menuju pinggir laut.

Baca juga: Tolong Kami Tangis Histeris Anak-anak, Sekolah Al-Fakhoora di Gaza Dibom Israel, Mayat Berserakan

Asap mengepul selama pemboman militer Israel di Jalur Gaza utara pada 15 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas.
Asap mengepul selama pemboman militer Israel di Jalur Gaza utara pada 15 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. (FADEL SENNA / AFP)

Kementerian Kesehatan di Gaza sebelumnya mengatakan 120 pasien tetap tinggal, di antaranya sejumlah bayi prematur.

"Banyak pasien tidak dapat meninggalkan rumah sakit karena mereka berada di ranjang ICU atau inkubator bayi," kata Ahmed al-Mokhallalati, seorang dokter di rumah sakit tersebut, menulis pada Sabtu di X.

Setelah kunjungannya ke Al-Shifa, WHO mengatakan 291 pasien dan 25 petugas kesehatan masih berada di dalam rumah sakit dalam angka yang dikeluarkan beberapa jam sebelum bayi-bayi tersebut dievakuasi.

Sejak 11 November, ketika pasokan bahan bakar habis di Al-Shifa, delapan bayi telah meninggal karena kurangnya listrik untuk menjalankan unit inkubator, kata kementerian kesehatan.

(Tribunnews.com/ Namira Yunia Lestanti)

Diolah dari artikel Tribunnews.com dan Kompas.com

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
IsraelGazabayiNoor Ahmed Ashour
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved