Breaking News:

MIRIS, RS Al-Shifa di Gaza Berubah Jadi Zona Kematian, WHO Syok Ada Kuburan Massal di Pintu Masuk

Lihat langsung RS Al-Shifa di Gaza, WHO syok rumah sakit tersebut berubah jadi zona kematian. Ada kuburan massal di pintu masuk.

Editor: Monalisa
AFP/ Dawood NEMER
Orang-orang memeriksa jenazah para korban yang tewas dalam pemboman Israel saat mereka terbaring di luar rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza pada 8 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. 

TRIBUNTRENDS.COM - Keadaan di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza kini benar-benar memperihatinkan.

Bagaimana tidak, menurut WHO, RS Al-Shifa kini sudah berubah menjadi zona kematian.

Bahkan WHO terkejut melihat adanya kuburan massal di pintu masuk RS Al-Shifa.

Kini WHO berencana untuk melakukan evakuasi di rumah sakit di Gaza tersebut.

Baca juga: TRAGIS Jenazah Menumpuk di RS Al-Shifa Gaza Jadi Santapan Anjing Liar, Israel Tak Izinkan Pemakaman

Pasien dan pengungsi di rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza, jenazah menumpuk.
Pasien dan pengungsi di rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza, jenazah menumpuk. (Kolase Tribun Trends/Tribunnews)

Rencana evakuasi itu muncul setelah WHO dan pejabat PBB lainnya mengunjungi RS Al-Shifa, yang digerebek pasukan Israel awal pekan ini.

Rumah Sakit Al-Shifa telah menjadi fokus utama dalam beberapa hari terakhir.

Pasukan Israel menuduh Hamas menggunakan RS Al-Shifa sebagai pusat komando.

Namun, klaim itu telah dibantah oleh kelompok Hamas dan staf medis.

Pada hari Minggu ini, WHO mengatakan, tim penilai PBB yang mencapai rumah sakit menemukan 'zona kematian'.

Terdapat kuburan massal di pintu masuk, dan hampir 300 pasien ada di dalam rumah sakit dengan 25 petugas kesehatan.

Baca juga: Tolong Kami Tangis Histeris Anak-anak, Sekolah Al-Fakhoora di Gaza Dibom Israel, Mayat Berserakan

“WHO dan mitranya segera mengembangkan rencana untuk segera mengevakuasi pasien yang tersisa, staf dan keluarga mereka,” kata WHO, Minggu, dilansir The New Arab.

Namun, WHO memperingatkan bahwa fasilitas di dekatnya sudah kewalahan.

WHO pun mendesak gencatan senjata segera dilakukan, mengingat penderitaan ekstrem rakyat Gaza.

PBB yang Dipimpin WHO Lakukan Analisis Situasi
Tim gabungan penilai kemanusiaan PBB yang dipimpin oleh WHO mengakses RS Al-Shifa di Gaza utara untuk menilai situasi di lapangan.

Mereka melakukan analisis situasi cepat, menilai prioritas medis, dan menetapkan pilihan logistik untuk misi lebih lanjut.

Tim tersebut terdiri dari pakar kesehatan masyarakat, petugas logistik dan staf keamanan dari OCHA, UNDSS, UNMAS/UNOPS, UNRWA, dan WHO.

Orang-orang memeriksa jenazah para korban yang tewas dalam pemboman Israel saat mereka terbaring di luar rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza pada 8 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina.
Orang-orang memeriksa jenazah para korban yang tewas dalam pemboman Israel saat mereka terbaring di luar rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza pada 8 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. (AFP/ Dawood NEMER)

Namun, operasi ini berisiko tinggi di zona konflik aktif, dengan pertempuran sengit yang terjadi di dekat rumah sakit.

Dikutip dari laman resmi WHO, pada hari itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mengeluarkan perintah evakuasi kepada 2.500 pengungsi internal lainnya yang mencari perlindungan di halaman rumah sakit.

IDF bersama sejumlah pasien dan staf rumah sakit, telah meninggalkan fasilitas tersebut pada saat tim PBB tiba.

Karena keterbatasan waktu terkait dengan situasi keamanan, tim PBB hanya dapat menghabiskan satu jam di dalam rumah sakit.

Kurangnya air bersih, bahan bakar, obat-obatan, makanan, dan bantuan penting lainnya selama 6 minggu terakhir telah menyebabkan Rumah Sakit Al-Shifa berhenti berfungsi sebagai fasilitas medis.

Tim mengamati karena situasi keamanan, staf tidak mungkin melakukan pengelolaan limbah secara efektif di rumah sakit.

Koridor dan halaman rumah sakit dipenuhi dengan limbah medis dan padat, sehingga meningkatkan risiko infeksi.

Baca juga: Termasuk 3 Bayi Prematur, Tercatat 40 Pasien Meninggal di RS Al-Shifa Gaza Akibat Dikepung Israel

Sebagai informasi, ratusan orang meninggalkan rumah sakit dengan berjalan kaki atas perintah pasukan Israel, menurut direktur fasilitas tersebut, Sabtu (18/11/2023).

Barisan orang sakit dan luka, beberapa di antaranya diamputasi, terlihat berjalan menuju pinggir laut bersama para pengungsi, dokter, dan perawat.

Sementara itu, ledakan keras terdengar di sekitar kompleks rumah sakit.

Setidaknya 15 jenazah, beberapa di antaranya dalam tahap pembusukan lanjut, terlihat di sepanjang rute, dipenuhi toko-toko yang rusak berat dan kendaraan yang terbalik.

LSM Doctors Without Borders mengatakan, konvoi yang membawa staf dan anggota keluarganya diserang pada hari Sabtu ketika melakukan evakuasi dari dekat RS Al-Shifa, meskipun telah berkoordinasi dengan kedua pihak.

Namun, pasukan Israel membantah memerintahkan evakuasi rumah sakit tersebut.

Israel mengklaim, mereka telah menyetujui permintaan direktur untuk mengizinkan lebih banyak warga sipil untuk pergi.

Diberitakan Al Jazeera, para saksi menggambarkan mereka terpaksa meninggalkan Rumah Sakit Al-Shifa, meskipun Israel mengklaim pasien, staf medis, dan pengungsi pergi secara sukarela.

Setidaknya 12.000 orang telah tewas dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Di Israel, jumlah korban tewas resmi akibat serangan Hamas mencapai sekitar 1.200 orang.

Artikel ini diolah dari Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
GazaRS Al-ShifaIsrael
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved