Berita Viral
Tega Sekali Mahasiswi di NTT, 4 Tahun Ngaku Kuliah Padahal Tidak, Kebohongan Terungkap saat Wisuda
Mahasiswi di Nusa Tenggara Timur (NTT) tipu orang tua ngaku wisuda, padahal tidak pernah kuliah. Selama ini bohong selama 4 tahun.
Editor: jonisetiawan
TRIBUNTRENDS.COM - Bahagia dan bangga tentu dirasakan oleh para orang tua jika anaknya berhasil menyelesaikan pendidikan di bangku perkuliahan.
Namun sayang, hal itu tak dirasakan oleh orang tua di Nusa Tenggara Timur (NTT) ini.
Sebab dirinya ternyata telah dibohongi oleh sang anak.
Baca juga: Nadifa Naya Damayanti Mahasiswi Unej Meninggal saat Diklat Pecinta Alam, Usia Masih 18 Tahun
Seorang mahasiswi gadungan di Universitas Katolik Nusantara, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), tega menipu orangtuanya dengan cara diajak menghadiri wisuda.
Belakangan terungkap, ia adalah mahasiswi gadungan yang dulu pernah mendaftar dan menipu orangtua dengan mengaku dirinya kuliah di Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng sejak tahun 2019.
Ternyata itu bohong belaka.
Sang mahasiswi gadungan memang mendaftar, tapi ia tak pernah diterima di kampus tersebut dan tak pernah pula kuliah selama 4 tahun.
Mirisnya lagi, mahasiswi gadungan itu nekat mengajak orangtuanya datang mengikuti wisuda di Unika Ruteng pada Sabtu (11/11/2023).
Wakil Rektor I Bidang Akademik Unika St Paulus Ruteng Marsel Ruben Payong, menjelaskan, pada Sabtu pagi, anak perempuan itu datang ke kampus dan memakai toga layaknya wisudawan lainnya.
Dia datang terlebih dahulu dari orangtuanya.
"Dia datang sudah rias segala, seperti teman-teman lain," jelas Marsel dikutip dari Kompas.com, Selasa (14/11/2023).
Ia membeberkan, kebohongan perempuan itu mulai terungkap ketika dirinya tak diizinkan masuk oleh panitia wisuda.
Sebab, dia tidak memiliki tanda pengenal dan atribut lain seperti peserta lainnya.
"Karena semua wisudawan sudah punya pengenal dan screening yang ketat dari panitia maka dia tidak masuk.
Konon dia bersembunyi di luar gedung tempat wisuda," beber Marsel.
Marsel mengaku mendapat informasi dari panitia wisuda ada orangtua yang mencari anaknya karena namanya tidak dipanggil saat acara wisuda.
Ia pun meminta admin Pangkalan Data (PD) untuk mengecek kembali nama itu.
"Dicek di PD Dikti dan pangkalan data kami, nama itu tidak ada.
Ternyata dia pernah daftar sebagai calon mahasiswa baru tahu 2019 dan terekam di sistem penerimaan mahasiswa baru kami.
Tetapi tidak melengkapi berkasnya sehingga dianggap mengundurkan diri dan tidak terdaftar sebagai mahasiswa kami.
Belakangan, nama mahasiswi gadungan itu tidak tercatat di data Kementerian Pendidikan," ungkap dia.
Baca juga: Mahasiswi Meninggal di Hari Wisuda, Sempat Berpesan ke Teman: Kalau Datang Pakai Baju Hitam Ya!
Ia menambahkan, di internal kampus, mekanisme kontrol sudah berjalan bagus.
Bahkan jauh sebelum wisuda, nama-nama wisudawan sudah ditempel dan diumumkan, sehingga tidak mungkin ada yang lolos.
Sebab, kontrol terakhir ada di Pangkalan Data Dikti.
Hanya yang jadi masalah, lanjut dia, pada saat wisuda, banyak orang yang datang dari mana-mana, sehingga sulit dikontrol.
"Pada saat-saat seperti ini, para gadungan penyusup bisa saja muncul.
Karena itu kami imbau agar orangtua yang anaknya kuliah, di mana saja, harus selalu mengecek status keaktifan mereka di pangkalan data PT di //pddikti.kemdikbud.go.id," imbuhnya.
Kisah Lain: Mahasiswi Datang Wisuda Pakai Kursi Roda, Cedera Usai Kecelakaan
Sementara itu, sosok Khoirotul Ula wisudawan di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) viral usai hadiri wisuda pakai kursi roda.
Di wisuda yang digelar pada Selasa (10/10/2023) lalu, Khoirotul Ula dinobatkan menjadi salah satu wisudawan terbaik Unesa.
Nama Khoirotul Ula disorot lantaran datang di wisuda Unesa dengan menggunakan kursi roda.
Rupanya, dirinya tengah cedera usai mengalami kecelakaan.
Adapun, insiden kecelakaan itu terjadi saat dirinya hendak mendaftar yudisium.
Baca juga: Alhamdulillah Mahasiswa Unair Usia 54 Tahun Bahagia Wisuda Bareng Anak, Terkuak Kisah di Baliknya
Meski masih dalam pemulihan, Khoirotul tetap menghadiri acara wisuda di kampusnya.
Adapun, Khoirotul merupakan wisudawati dari S-2 Pendidikan Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Unesa.
“Saya jatuh ketika ibu-ibu bersepeda mendadak belok di depan dan di saat bersamaan ada mobil di depan.
Saya kaget dan gak fokus, lalu terjatuh," cerita Khoirotul usai wisuda, dilansir Surya.co.id dari Laman Unesa.
Dari kecelakaan itu, dia mengira hanya mengalami luka biasa dan keseleo, tetapi setelah berobat ke rumah sakit dan didiagnosa. Ternyata dia mengalami patah tulang, sehingga harus melalui proses pemulihan yang cukup lama.
Karena kondisi itulah, dia mengenakan kursi roda yang membuatnya kesulitan beraktivitas, pun saat mendaftar yudisium.
Beruntung, dia memiliki teman baik asal Jombang yang membantunya menyelesaikan pendaftaran yudisium dan dia bisa hadir wisuda dengan berkursi roda.
Baca juga: KOMPAK Ayah, Ibu dan Anak di Surabaya Wisuda Bareng, Semua Cumlaude, Kuliah Paling Menyenangkan
Perempuan asal Lamongan itu bercerita, bahwa dia sempat merasa tidak terima, karena kejadian itu dekat dengan hari wisudanya.
Mentalnya sempat terguncang, tetapi setelah berpikir kembali dan meyakini diri bahwa semua itu takdir dari Allah dan pasti ada hikmahnya.
“Saya sempat berpikir merasa malu harus wisuda pakai kursi roda, tapi keluarga saya memotivasi agar tetap ikut wisuda, karena ini merupakan hasil perjuangan saya selama ini. Saat wisuda saya diantar kakak saya.” bebernya.
Perempuan yang merupakan guru TK itu berharap setelah lulus bisa memberikan lebih banyak manfaat kepada orang lain, terutama kepada anak didiknya.
Apalagi selama ini di samping berkuliah S-2 dia harus wira-siri antara tugas mengajar dan kuliah.
Hal itu berbuah manis ketika dia mendapat anugerah sebagai lulusan terbaik dengan IPK 3,97.
Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes, Rektor UNESA mengapresiasi kehadirannya dalam wisuda tersebut meskipun cedera dan harus menggunakan kursi roda.
Menurutnya, Khoirotul merupakan mahasiswa berprestasi dan punya dedikasi serta motivasi yang tinggi dalam belajar.
“Sebagai apresiasi kami, universitas memberikan dukungan berupa asuransi kesehatan untuk menunjang proses kesembuhan, dan kami juga memberikan apresiasi terhadap wisudawan yang tengah hamil besar,” ucap pria yang akrab disapa Cak Hasan itu.
***
Artikel ini diolah dari Kompas.com
Sumber: Kompas.com
| Tampak Bahagia Bisa Bertemu Wapres Gibran, Siswa di Salatiga Rela Tidak Cuci Tangan setelah Salaman |
|
|---|
| Heboh! Turis di Labuan Bajo Kaget Tagihan Makan Seafood Tembus Rp16 Juta, Tanggapan Pemilik Warung |
|
|---|
| Drama Panas Miss Universe 2025! Direktur Minta Maaf, Tegaskan Tak Pernah Sebut Miss Meksiko 'Bodoh' |
|
|---|
| Gelombang Amarah Netizen Jepang Pada Nessie Judge, Pajang Foto Junko Furuta untuk Hiasan Dinding |
|
|---|
| Kembalinya Sang Anggota Dewan: Ahmad Sahroni Akhirnya Comeback di Media Sosial Setelah Vakum Lama |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/trends/foto/bank/originals/Ilustrasi-mahasiswi-di-NTT-tipu-orang-tua-ngaku-wisuda-padahal-tidak-pernah-kuliah.jpg)