Breaking News:

Berita Viral

Emak-emak Paruh Baya di Banggai Adu Jotos, Status Facebook Singgung Perasaan, Polisi Mediasi

Aksi dua emak-emak di Banggai gara-gara status Facebook bikin polisi turun tangan. Sampai adu jotos.

Editor: Suli Hanna
Kolase handover
Dua emak-emak adu jotos karena status Facebook 

TRIBUNTRENDS.COM - Dua emak-emak di Banggai Sulawesi Tengah terlibat percekcokan hingga adu jotos.

Penyebab dua emak-emak paruh baya ini berseteru ternyata bermula dari status Facebook.

Bagaimana kabar lengkapnya?

Polsek Lamala memediasi dalam kasus penganiayaan yang terjadi di Desa Tangeban, Kecamatan Masama, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah pada Jumat (20/10/2023).

Penganiayaan itu sendiri terjadi pada Selasa (11/7/2023) sekitar pukul 16.00 Wita.

Saat itu perempuan MH (44) sedang bercerita dengan teman di teras rumahnya.

Tiba-tiba ia didatangi perempuan RP (41) warga Desa Bonebobakal, Kecamatan Lamala.

RP datang temui MH untuk menanyakan perihal status di Facebook yang menyinggung perasaannya.

Kemudian keduanya terlibat percecokan dan perkelahian.

Baca juga: Aksi Emak-emak Sawer Qori yang Lantunkan Ayat Suci Al-Quran Tuai Kecaman, Mending Diamplop

Perselisihan 2 emak-emak karena status Facebook
Perselisihan 2 emak-emak karena status Facebook (Handover)

"Kami melakukan restorative justice terkait adanya permohonan perdamaian di antara kedua belah pihak," ungkap Kapolsek Lamala AKP Muh. Zulfikar.

Surat pencabutan laporan sudah ditandatangani oleh masing-masing pelapor.

Pihak penyidik juga telah menerima surat pencabutan tersebut.

"Kita hadirkan kedua belah pihak di Polsek Lamala," katanya.

Dalam pertemuan itu, kedua pihak saling meminta maaf atas penganiayaan yang dilakukan dan disambut baik dengan saling memaafkan.

Dalam kejadian perkelahian tersebut mengakibatkan kedua pihak sama-sama mengalami luka.

"Setelah dilakukan restorative justice, maka perkara pun dianggap selesai," kata AKP Zulfikar. (*)

TERIAKAN Emak-emak saat Demo di Kantor Bupati Pohuwato Gorontalo, Massa Pasrah Dipukul Polisi: Ampun

Demo tuntut ganti rugi lahan ke perusahaan tambang emas berakhir ricuh, massa pun akhirnya membakar Kantor Bupati Pohuwato, Gorontalo.

Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (21/9/2023). Polisi mengatakan massa unjuk rasa juga turut menyerang kantor DPRD Pohuwato dan rumah jabatan bupati setempat.

Syukurnya, api yang membakar gedung tersebut berhasil dipadamkan.

Namun sayangnya gedung bupati rusak berat.

Baca juga: ASTAGA! Pelaku Rudapaksa Bakar Sel di Bulukumba, Diduga Pura-pura Gila, Langsung Dikirim ke RSJ

Sebelumnya dalam video yang beredar, para massa terlibat bentrok dengan aparat kepolisian.

Sejumlah emak-emak yang menyaksikan aksi itu pun hingga berteriak histeris.

Bentrok demonstran dan kepolisian tersebut terekam warga dan tersebar di aplikasi perpesanan WatsApp.

Dalam video berdurasi 19 detik tampak dua orang pria berbaju merah dan hitam tengah dipukul belasan polisi.

Keduanya hanya bisa pasrah dipukul pakai pentungan.

Emak-emak pun histerik berharap tak ada korban.

Mereka juga meminta agar aparat menghentikan pemukulan tersebut.

"Stop pak, berhenti, ampun" tutur salah satu massa.

Sementara imbas bentrok tersebut, aparat kepolisian harus mendapat perawatan.

Pasalnya, mereka mendapat luka di bagian kepala bahkan ada yang kritis.

Kisruh ini berawal saat para demonstran mendatangi kantor PT Puncak Emas Tani Sejahtera (PETS).

Di sana, mereka meluapkan kekecewaan dengan merusak kantor dan fasilitas operasional tambang setempat.

Asap kelabu membubung tinggi dari Kantor Bupati Pohuwato yang dibakar demonstran.
Asap kelabu membubung tinggi dari Kantor Bupati Pohuwato yang dibakar demonstran. (@MohammadHalid)

Baca juga: Nasib Pembakar Kantor Bupati Pohuwato Gorontalo, Puluhan Warga Diperiksa, Polisi: Tangkap Semua!

Lantas, bagaimana nasib para pembakar gedung tersebut?

Nasib sejumlah demonstran yang bakar kantor Bupati Pohuwato sudah ditentukan.

Kapolda Gorontalo, Irjen Pol Agnesta Romano Yoyol turun tangan saat aksi brutal kelompok penambang berlangsung.

Irjen Pol Agnesta Romano Yoyol memastikan akan meringkus semua demonstran yang membakar Kantor Bupati Pohuwato, Kamis (21/9/2023).

Aksi yang dilakukan oleh para pendemo tersebut tidak dapat dibenarkan.

Kapolda tak akan beri ampun kepada kelompok yang telah melakukan aksi brutal tersebut.

Sebab, aksi yang sudah berlangsung sejak pagi tadi itu, sudah menimbulkan kerusakan di sejumlah titik.

"Karena sudah anarkis, pelaku akan kita tangkap semuanya," tegas Kapolda Gorontalo di lokasi demo.

Romano Yoyol mengatakan, aksi pengerusakan yang dilakukan oleh para demonstran sama sekali tidak bisa dibenarkan.

Apalagi hingga melakukan pembakaran kantor pimpinan tertinggi di Kabupaten Pohuwato.

Baca juga: Massa Bakar Gedung DPRD dan Kantor Bupati Gorontalo, Polisi Terinjak-injak, Ada yang Teriak: Tolong

Ribuan demonstran yang berasal dari berbagai elemen masyarakat merusak kantor Bupati Pohuwato, Gorontalo, Kamis (21/9/2023).
Ribuan demonstran yang berasal dari berbagai elemen masyarakat merusak kantor Bupati Pohuwato, Gorontalo, Kamis (21/9/2023). (Youtube Tribun Gorontalo)

Kabar terbaru, polisi memeriksa puluhan warga pasca-kerusuhan tersebut.

Kepala Bidang Humas Polda Gorontalo Kombes Desmont Harjendro menyebut peluang warga yang akan diperiksa bisa bertambah.

“Untuk sementara masih kami cek (jumlah) yang diamankan, dan masih dimintai keterangan belum tahu pasti berapa, jumlahnya kurang lebih puluhan, dan bisa bertambah jumlahnya,” kata Kombes Desmont Harjendro dikutip dari pada Jumat (22/9/2023).

Saat ini, kata kombes Desmont Harjendro, situasi terkini di Kota Marisa, ibu kota Kabupaten Pohuwato sudah aman, normal dan kondusif.

Sebelumnya diberitakan, pengunjuk rasa yang berjumlah ribuan orang menuju Kota Marisa yang menjadi ibu kota Pohuwato. Mereka berkumpul sejak pagi di lapangan Desa Buntulia Utara.

Setelah agak siang warga semakin bertambah, mereka bergerak menuju kantor dan melakukan perusakan PT PETS, kantor bupati, gebung DPRD, dan KUD Dharma Tani.

Para pengunjuk rasa ini menamakan diri sebagai Aliansi Majelis Permusyawaran Rakyat Pohuwato (MPRP) dan Aliansi Forum Persatuan Penambang Ahliwaris Pohuwato. 

Mereka menuntut tali asih tanah dari PT PETS selaku perusahaan tambang.

Selain kantor bupati yang terbakar, fasilitas lain ikut dirusak yakni kantor DPRD, Rumah Dinas Bupati dan Kantor perusahaan tambang PT PETS.

Pemerintah belum menghitung total kerugian dari aksi anarkisme tersebut.

“Kami menyelamatkan diri, saat kantor kami sedang terbakar,” kata Ariyawan Mohamad, salah seorang pegawai di Kantor Bupati Pohuwato.

Baca juga: Niatnya Bakar Sampah, ODGJ di Bogor Tak Sengaja Bakar Bangunan Sekolah, Ludes Dilalap Si Jago Merah

Api membakar Kantor Bupati Pohuwato saat demonstrasi penambang di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, Kamis (21/9/2023).
Api membakar Kantor Bupati Pohuwato saat demonstrasi penambang di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, Kamis (21/9/2023). (Antara)

Secara terpisah, Penjabat Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya menyesalkan pembakaran kantor Bupati Pohuwato yang dilakukan sekelompok orang, Kamis (21/9/2023).

Menurutnya, aksi tersebut harusnya tidak dilakukan karena hanya akan merugikan masyarakat.

Penjagub Ismail tiba di Pohuwato sekitar pukul 18.30 Wita. Ia langsung menggelar rapat terbatas bersama Kapolda Gorontalo Irjen Pol Angesta Romano Yoyol, Danrem 133/NW Brigjen TNI Totok Sulistyono dan Bupati Pohuwato Saipul Mbuinga.

“Saya terus terang saja menyesalkan adanya pengrusakan dan pembakaran yang dilakukan oleh massa. 

Sudah dilakukan upaya dialog oleh Pak Kapolda ternyata massa aksi tidak bersedia dan melakukan perusakan,” kata Ismail.

“Kantor ini adalah pusat layanan, pusat pemerintahan. Inilah yang menjadi penyesalan saya. 

Kantor bupati itu dibiayai melalui pajak daerah, retribusi daerah dan itu berasal dari uang masyarakat. 

Jadi kalau kita membakar berarti merugikan kita sendiri sebagai masyarakat,” jelas Ismail dengan mata berkaca-kaca.

Penjagub meminta warga Kabupaten Pohuwato dan Kecamatan Marisa pada khususnya untuk tidak terpengaruh dengan isu liar dalam situasi seperti ini.

Masyarakat diminta berpikir dengan tenang dengan tidak mengedepankan emosi.

“Dalam situasi seperti ini harus berpikir secara tenang, tidak mengutamakan emosi. 

Kami berharap mereka mereka yang melakukan provokasi, pengrusakan dan pembakaran kantor Bupati untuk dilakukan langkah-langkah hukum,” tegasnya.

***

(TribunPalu.com/ Asnawi Zikri, TribunMedan.com)

Diolah dari artikel TribunPalu.com.

Sumber: Tribun Palu
Tags:
emak-emakFacebookpolisiSulawesi Tengah
Berita Terkait
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved