Tak Ada setelah Salat Ashar, Tahanan Akhiri Hidup di Kamar Mandi Masjid di Rutan, Dulu Curi Keramik
Tahanan kasus pencurian keramik di Boyolali akhiri hidup di kamar mandi masjid dalam rutan. Teman curiga tahanan itu tak ada setelah salat ashar.
Editor: Suli Hanna
Tak butuh lama, pemilik rumah pun akhirnya melaporkannya ke polisi.
Keduanya pun akhirnya ditangkap polisi.
Seperti apa kisah selengkapnya?
Baca juga: Wanita Teriaki Pacarnya Maling, Ambil Barang Ini, Perselingkuhan Terbongkar, Berlutut Minta Maaf
Dilansir TribunTrends.com dari Saostar, Departemen Investigasi Polisi distrik Cam Le, kota Da Nang, Vietnam mengatakan bahwa mereka baru saja menangkap Phan Thanh Diep, 30, dan Le Quoc Vinh, 31.
Kedua pria itu ditangkap atas kasus pencurian properti.
Menurut keterangan polisi, sebelumnya, sekitar jam 2 pada tanggal 10 Juli 2023, pelaku melakukan aksi pencurian.
Awalnya salah satu dari mereka mengaku membutuhkan uang untuk bermain game dan membeli narkoba untuk digunakan.
Phan Thanh Diep kemudian meminta Le Quoc Vinh untuk mencuri properti, Vinh pun setuju.
Vinh mengendarai sepeda motor yang membawa Diep dari kamar motel Vinh di 626 Truong Chinh ke Doan Huu Trung, Hoa An Ward, Cam Le, Vietnam.
Di sana mereka menemukan rumah di Doan Huu Trung Street dengan jendela terbuka.
Vinh duduk di mobil sembari menunggu, sementara Diep berusaha masuk ke dalam rumah tersebut.
Ketika dia berhasil memasuki rumah tersebut, dia menemukan dan mengambil 1 ponsel merek Iphone XS Max dan 1 dompet kulit.
Diep terus pergi ke kamar sebelah untuk mencari barang lain.
Dia kemudian mengambil 1 ponsel Oppo A57 dan melarikan diri.
Di sini, ditemukan bahwa di dalam dompet ada dokumen identitas korban dan uang Rp 1,2 juta.
Jadi uang tersebut dibagi dua, dan masing-masing dapat Rp 600 ribu.
Pada pagi hari di hari yang sama, Diep mencoba membuka kata sandi ponsel Oppo sesuai dengan tanggal lahir yang tertulis pada dokumen di dompet korban dan membuka kata sandi.
Diep menggunakan langganan nomor telepon di Oppo untuk mendaftar dan mentransfer sejumlah Rp 2,1 juta ke untuk mengisi ulang akun game mereka.
iPhone memiliki kata sandi, tidak dapat dipecahkan, jadi Diep mengambilnya dan berencana menjualnya.
Pada 11 Juli, setelah mencuri properti, Vinh justru memiliki rencana lain.
Dia membawa dompet dan surat-suratnya ke rumah korban berencana mengembalikan surat-surat itu.
Dia mengatakan dompet itu mereka temukan di jalan.
Pada saat itu, keluarga korban pun curiga dengan pelaku.
Mereka akhirnya segera melaporkannya ke pihak kepolisian.
Di kantor polisi, Vinh mengakui pelanggaran tersebut dan mengaku telah merencanakan pencurian tersebut.
Berdasarkan dokumen dan bukti yang dikumpulkan, Badan Investigasi Polisi distrik Cam Le menetapkan bahwa tindakan Diep dan Vinh ini adalah tindakan kejahatan "Pencurian properti" yang ditentukan dalam Ayat 1, Pasal 173 KUHP.
Diketahui bahwa Phan Thanh Diep tak hanya kali ini berurusan dengan polisi.
Pada tahun 2010, Diep dijatuhi hukuman 27 bulan penjara oleh Pengadilan Rakyat distrik Son Tra karena pencurian.
Pada tahun 2015, 2017, 2020, Pengadilan Rakyat distrik Son Tra mengeluarkan keputusan untuk mengirimnya ke detoksifikasi wajib di fasilitas sosial Bau Bang.
Adapun Le Quoc Vinh, dia saat ini positif menggunakan narkoba. (*)
(TribunSolo.com/ Tri Widodo, Kompas.com)
Diolah dari artikel TribunSolo.com dan Kompas.com
Sumber: Tribun Solo
| Dosa yang Dibiarkan: Purbaya Bongkar Perlindungan Gelap untuk Oknum Pajak, Kebal Hukum di Masa Lalu |
|
|---|
| Klaten Pecahkan Rekor MURI, Bupati Hamenang: Ini Bukti Generasi Muda Kita Siap Tangguh dan Peduli |
|
|---|
| Bupati Hamenang Harap Pelatihan PMR Jadi Langkah Siaga Bencana, Catat Rekor 20 Ribu Lebih Peserta |
|
|---|
| Ribuan Siswa Klaten Dilatih Pertolongan Pertama, Tak Hanya Pecahkan Rekor tapi Pembinaan Karakter |
|
|---|
| PMI Klaten Pecahkan Rekor MURI, 20 Ribu Lebih Peserta Ikut Pelatihan Pertolongan Pertama Serentak |
|
|---|