Breaking News:

Berita Viral

Wisudawan Universitas PGRI Ini Viral gegara Diantar Rombongan Keluarga, Ada Kisah Haru di Baliknya

Wisudawan Universitas PGRI Semarang diantar rombongan keluarga saat wisuda, ternyata ada kisah haru sampai semua datang.

Editor: ninda iswara
Instagram @humas_upgris
Wisudawan Universitas PGRI Semarang diantar rombongan keluarga saat wisuda, ternyata ada kisah haru sampai semua datang. 

TRIBUNTRENDS.COM - Seorang wisudawan Universitas PGRI Semarang (UPRIS) viral di media sosial.

Ia diperbincangkan lantaran diantar rombongan orang saat wisuda.

Ternyata rombongan dengan jumlah yang cukup banyak tersebut adalah keluarganya.

Sosok wisudawan tersebut viral berkat video di Instagram @humas_upgris.

Dalam video tersebut, terlihat seorang wisudawan menyalami lebih dari selusin anggota keluarga seusai prosesi wisuda.

Video tersebut dibanjiri komentar warganet yang mengatakan bahwa meskipun nampak seperti dihadiri orang satu kampung, tapi mereka merupakan keluarga besar dari wisudawan.

Noventiakp menulis, "ini sebenernya satu keluarga min, tapi buanyak jadi kayak sekampung".

Baca juga: Momen Pilu Ayah Hadiri Wisuda Mendiang Anaknya, Nangis Terima Ijazah, Wisudawan Tewas Kecelakaan

Wisudawan Universitas PGRI Semarang diantar rombongan keluarga
Wisudawan Universitas PGRI Semarang diantar rombongan keluarga

Siapa sosok wisudawan tersebut?

Adalah Indra Mei Kartiko, lulusan Program Studi Teknik Mesin. 

Ia merupakan salah satu wisudawan dalam prosesi wisuda ke-75 Program Sarjana dan Pascasarjana di Balairung UPGRIS, Jalan Lontar, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang pada Selasa-Rabu (3-4/10/2023).

Saat prosesi wisuda, Indra diantar 10 anggota keluarga yang datang dari Desa Randulawang, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora.

Rombongan Indra berangkat pada Selasa (3/10/2023) sekira pukul 11.30.

Sekeluarga kemudian menginap di Mranggen, Kabupaten Demak, kemudian berangkat menuju lokasi wisuda pada Rabu (4/10/2023) pagi.

Meskipun tak semua anggota keluarga dapat masuk ke dalam ruang wisuda, mereka memilih duduk di teras Balairung beralas tikar yang telah mereka bawa.

Sembari menunggu prosesi usai, mereka menikmati jajanan dari para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berderet di sekitar Balairung.

Asih, seorang anggota keluarga menyatakan Indra merupakan anggota pertama di keluarga yang mengenyam pendidikan perguruan tinggi dan berhasil diwisuda dan meraih gelar sarjana.

"Yang datang semua keluarga, kakak-adik, orang tua, keponakan, saudara, ingin menghadiri wisuda," ujar Asih, dikutip dari Tribun Jateng.

Ia bercerita, Indra yang memilih perguruan tinggi pilihannya dan berhasil mengentaskan pendidikan dalam 8 semester.

Baca juga: Sendirian di Hari Wisuda, Mahasiswi Tak Sangka Dihampiri Keluarga Sahabat, Ortu Kandung Tak Datang

Wisudawan Universitas PGRI Semarang diantar rombongan keluarga a
Wisudawan Universitas PGRI Semarang diantar rombongan keluarga

Sebagai keluarga petani, Asih berharap dengan pendidikan dan gelar yang disandang Indra, bisa memberikan pekerjaan dan penghidupan yang layak untuknya.

"Semoga bisa dapat pekerjaan yang enak lah," harapnya pada adik yang lahir pada 8 Mei 1998.

Pada kesempatan yang sama, Rektor UPGRIS, Dr. Sri Suciati, M.Hum., menyatakan lembaga yang ia pimpin merupakan pilihan dari masyarakat dari berbagai daerah di Jawa Tengah maupun di Indonesia.

Dengan biaya yang terjangkau dan pilihan Prodi yang beragam, hingga biaya hidup yang ekonomi membuat UPGRIS menjadi pilihan kampus rakyat..

"Kami berterima kasih atas kepercayaan masyarakat, mempercayakan pendidikan putra-putri kesayangan di UPGRIS, agar bisa mengejar cita-cita mereka," terangnya.

Bagi Dr. Suci, wisuda bukan hanya mementaskan individu dari perguruan tinggi dan menyandang gelar sarjana, melainkan juga mengentaskan mereka sebagai anggota masyarakat.

Sebagai anggota masyarakat, nantinya mereka tak hanya berkontribusi secara intelektual, namun juga berkontribusi secara moral dan sosial dengan ilmu yang telah diperoleh.

Adapun pada momen wisuda tak hanya wisudawan mengenakan jubah dan toga, melainkan juga keluarga yang datang dengan pakaian terbaik mereka.

Baginya selaku dosen, wisuda merupakan momentum tahunan yang terus ia rasakan, bahkan ia selalu mendorong para mahasiswa segera menuntaskan pendidikan agar bisa segera diwisuda.

"Namun bagi orang tua, wisuda merupakan momentum pencapaian yang tak bisa diulang setiap tahunnya," tegasnya.

Menurut Dr. Suci, banyak orang tua yang meneruskan estafet cita-cita maupun doa mereka melalui jenjang pendidikan tinggi pada anak-anak mereka.

Kebanggaan itu kerap tak hanya dirasakan oleh orang tua, tapi juga keluarga lainnya, mulai dari kakak, adik, paman, bibi, hingga eyang.

Tak hanya kebahagiaan, kerap tangis haru menjadi pemandangan saat maupun setelah prosesi upacara wisuda.

Uforia dirasakan tak hanya oleh para wisudawan, tapi juga keluarga.

"Dapat dilihat antusiasme keluarga akan wisuda putra-putri mereka, mereka menjadi kebanggaan dan merupakan harapan orang tua agar dapat memperoleh penghidupan yang lebih baik selepas kuliah," terangnya.

Dr. Suci berharap, dengan usaha dan doa dari keluarga, para wisudawan dapat mewujudkan cita-cita orang tua, bangsa, dan negara.

(Surya.co.id)

 

Diolah dari artikel di Surya.co.id

Sumber: Surya
Tags:
wisudawanUniversitas PGRISemarang
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved