Berita Viral
Atasi Trauma Siswi SD yang Dicolok Teman, Dinas Pendidikan Gresik Beri Bantuan: Bebas Pilih Sekolah
siswi SD berinisial SA (8) yang dicolok oleh kakak kelasnya sendiri dapat bantuan dari Dinas Pendidikan Gresik, bebas pilih sekolah.
Editor: jonisetiawan
TRIBUNTRENDS.COM - Senyum bahagia terpancar dari wajah siswi SD berinisial SA (8) yang dicolok oleh kakak kelasnya sendiri.
Sebab, baru-baru ini siswi kelas 2 SD asal Gresik itu menerima banyak bantuan.
Salah satu bantuan datang dari Dinas Pendidikan Gresik yang akan memfasilitasi SA dalam hal pendidikannya.
SA bebas memilih sekolah yang ia mau, sebab usai matanya dicolok oleh kakak kelas, SA mengaku sempat ketakutan dan trauma untuk bersekolah.
Baca juga: KASUS Mata Siswi SD Dicolok Tusuk Bakso, Polisi Klaim Kantongi Rekaman CCTV, Dianalisis

Mengenai hal itu, Hariyanto selaku Kepala Dinas Pendidikan Gresik membebaskan SA memilih sekolah yang ia mau untuk meneruskan kembali pendidikannya.
Menurut Hariyanto, SA sudah sebulan terakhir hanya berdiam diri di rumah dan tak mau masuk sekolah karena merasa trauma.
Rombongan Dispendik Gresik datang bersama Kasatreskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan, Kanit PPA Satreskrim Polres Gresik Ipda Hepi Muslih Riza.
Dalam kesempatan itu, keluarga SA dipersilahkan melanjutkan pendidikan sang anak dan bisa memilih lembaga pendidikan mana yang diinginkan.
"Yang disukai, paling cocok untuk dia, kita bantu total bantu study belajar terus berlanjut untuk masa depannya."
"Kami fasilitasi penuh, Dispendik akan bantu total backup penuh study-nya," kata Hariyanto di depan rumah SA.
Ayah korban, Samsul Arif (36) mengaku menyerahkan kepada anaknya terkait kelanjutan sekolahnya.
Yang jelas, dia ingin anaknya nyaman di sekolah, tidak takut dan trauma lagi
"Lanjutannya terserah anak saya, penting anak saya merasa nyaman meskipun tetap di situ juga tidak apa-apa."
"Karena teman-temannya di situ juga."
"Enaknya dimana anak saya yang tahu," kata Samsul.
Selama ini anaknya mengutarakan ingin pindah sekolah.
SA kerap mengalami trauma setiap kali ditanya terkait kasus yang menyebabkan mata kanannya buta.
"Anak saya trauma setiap kali ditanya respon agak malas, jawab-jawab agak malas," katanya.
Baca juga: Guru di Gresik Jenguk Bocah SD yang Buta Gegara Dicolok Teman, Kepala Sekolah Tak Ikut, Ortu Kecewa
Sebelumnya, Samsul Arif (36), ayah SA sangat kecewa dengan Kepala Sekolah tempat anaknya mengenyam pendidikan.
Sebab, Kepala Sekolah bernama Umy Latifah itu terkesan menutupi insiden yang sedang menimpa bocah kelas 2 SD tersebut.
Karena hal itu, sosok Kepala Sekolah itu pun menjadi perbincangan.
Masyarakat ramai mengomentari bagaimana pihak sekolah menanggapi kasus ini.
Apalagi, setelah masuk laporan orang tua SA ke polisi.

Keluarga SA mengatakan sejak awal tidak ada niat baik dari pihak kepala sekolah.
Hal ini disampaikan oleh Samsul Arif (36) orang tua korban, bahwa sejak awal tidak bisa diajak komunikasi baik-baik.
"Keinginan saya ada sanksi dari Dispendik karena tidak kooperatif, kalau bisa diganti saja yang layak, yang mau menerima masukan wali murid," kata Samsul saat ditemui di kediamannya, Sabtu (16/9/2023).
Samsul mengaku sejak kejadian itu, kepala sekolah Umy Latifah tak kunjung menjenguk. Sejak di rumah, hingga di rujuk ke rumah sakit berkali-kali.
"Hanya guru saja," katanya.
Tidak hanya itu, kejanggalan lainnya adalah pihak sekolah terkesan mempersulit saat keluarga korban ingin melihat CCTV.
Sebab, ketika Samsul mendatangi sekolah meminta rekaman CCTV untuk mencari keberadaan pelaku pemalakan di sekolah, juga dipersulit.
Hingga akhirnya Samsul melaporkan peristiwa ini ke Mapolres Gresik.
Tim penyidik dari Unit PPA Satreskrim Polres Gresik datang ke sekolah.
Melakukan penyilidikan termasuk meminta keterangan dari kepala sekolah dan keluarga korban.
Begitu juga Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik.

Kini, nasib Kepala Sekolah Dasar di Gresik itu tentu saja terancam pasca diperiksa oleh pihak terkait.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik, S. Hariyanto langsung mendatangi UPT SD Negeri 236 Gresik di Kecamatan Menganti, Gresik, Senin (18/9/2023).
Kedatangan ini pasca SA, bocah delapan tahun asal Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur yang harus kehilangan penglihatannya diduga karena dicolok tusuk bakso teman sekolahnya.
Peristiwa memilukan itu terjadi saat SA berada di sekolahnya pada 7 Agustus 2023.
Rombongan Kadispendik bersama Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Gresik datang ke lokasi.
"Apa yang terjadi di UPT SD Negeri 236 ini harus diusut tuntas penyebab kejadian tersebut agar tidak menjadi info liar di lapangan mengakibatkan hal-hal kurang positif pendidikan di Kabupaten Gresik," ujarnya, Senin (18/9/2023).
Pihaknya hadir bersama Satreskrim Polres Gresik menggali data lebih dalam terkait kasus ini.
"Kami dari Dispendik tidak akan menutup-nutupi apa yang terjadi di SD 236 Gresik nanti akan diketahui persis penyebab dari penurunan daya pengelihatan anak ini, akan tahu penyebabnya nanti kita sama-sama enak, informasi yang berkembang di luar akan menjadi clear," pungkasnya.
Baca juga: Siapa Kakak Kelas yang Tusuk Mata Bocah SD di Gresik? Orang Tua Korban Sulit Bertemu, Ini Kendalanya
Hariyanto menegaskan tidak diperbolehkan apapun bentuk kekerasan tidak boleh ada.
Seluruh lembaga sekolah harus memastikan terwujud program sekolah ramah anak.
Sebenarnya, reaksi Kepala Sekolah Dasar itu ketika dimintai klarifikasi atas kasus yang terjadi sudah terungkap.
Tabiatnya disoroti karena terkesan sangat cuek dan arogan.
Kepala sekolah UPT SD 236 Gresik Umy Latifah enggan merespon usai ditemui di sekolah.
Umy langsung berjalan menghindari awak media.
Seketika itu dia berhenti dan mengacungkan jari.
"Sorry, saya punya hak untuk tidak berbicara," katanya singkat.
Setelah itu Umy langsung menutup pintu kaca ruang kepala sekolah. Umy dan wali kelas SA sudah dimintai keterangan oleh penyidik PPA Satreskrim Polres Gresik.
"Kepala sekolah sama wali kelas sudah kami periksa, setelah di tim datang ke sekolah, keduanya kami periksa di Polsek Menganti. Kemungkinan besok penjaga sekolah akan diperiksa," kata Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Gresik, Ipda Hepi Muslih Riza kepada Surya, Minggu (17/9/2023).
Kepala sekolah tempat SA belajar, dalam pemeriksaan tersebut tidak mengetahui persis kejadian tersebut, termasuk wali kelas.
Guna menggali keterangan lebih dalam terkait peristiwa yang menyebabkan mata kanan SA buta permanen gara-gara dicolok tusuk pentol, unit PPA Satreskrim Polres Gresik kembali mendatangi sekolah pada Senin besok.
Pihaknya juga sudah mengamankan rekaman CCTV di sekolah.
CCTV yang terpasang di sekolah lebih dari satu.
Bukti rekaman tersebut diharapkan akan memperjelas siapa pelaku yang melakukan pemalakan hingga menyebabkan mata kanan SA buta.
"Rekaman CCTV sudah kami amankan," kata Hepi.

Sebelumnya, SA (8) mengalami insiden yang merubah hidupnya selama-lamanya pada 7 Agustus lalu.
Saat di sekolah ada lomba Agustusan, SA dipalak oleh kakak kelasnya.
Dia dibawa ke lorong sekolah.
Siswi yang dikenal suka mengaji ini dimintai uang sakunya, namun, SA menolak.
SA langsung menutup matanya dengan tangan karena takut.
Pelaku yang diduga kakak kelas itu mencolok mata SA dengan tusuk pentol hingga terluka.
Saat pulang ke rumah, SA mengadu matanya sakit. Hingga dibawa ke rumah sakit di Menganti lalu dirujuk ke RS Soetomo Surabaya.
Hasilnya mata kanan SA mengalami kebutaan permanen.
Samsul Arif ayah SA pun datang ke sekolah untuk mencari tahu siapa pelakunya.
Baca juga: Ya Tuhan! Bocah SD Buta Matanya Ditusuk Teman, di Sekolah Sering Dipalak, Kepsek Sengaja Menutupi
Hal ini karena SA tak bisa melihat dengan jelas sulit mengenali pelaku pemalakan tersebut.
Ditambah lagi pihak sekolah enggan menunjukkan rekaman CCTV.
Pada 28 Agustus, kesabaran Samsul Arif sudah habis.
Dia melaporkan peristiwa ini ke Mapolres Gresik.
Samsul Arif saat ditemui di rumahnya mengaku anaknya trauma masuk sekolah dan minta pindah sekolah.
Namun, tak dituruti sebelum kasus ini terang benderang.
SA saat ini kesulitan membaca dan mengaji.
"Kalau membaca atau mengaji mata kanannya ditutup baru lancar. Kalau tidak ditutup bacanya lama tidak lancar," kata Samsul.***
Artikel ini diolah dari TribunJatim
Misteri Darah di Purwakarta, ART Berpura-Pura Panik, Ternyata Dialah Pembunuh Dea Permata |
![]() |
---|
Insiden Viral RSUD Sekayu Berakhir Manis: Keluarga Pasien Akhirnya Minta Maaf ke dr Syahpri |
![]() |
---|
Jejak Karier Dokter Syahpri: Dari Konsultan Ginjal Berprestasi hingga Jadi Amukan Pasien RSUD Sekayu |
![]() |
---|
Kekerasan di Ruang Perawatan: dr Syahpri Polisikan Keluarga Pasien RSUD Sekayu, Tak Ada Maaf |
![]() |
---|
Dibentak, Dicaci, Dipaksa Lepas Masker, dr Syahpri Tunggu Ucapan Maaf Keluarga Pasien RSUD Sekayu |
![]() |
---|