Berita Viral
KISAH Ki Arjuna Bisnis Jual Beli Tali Pocong, Berawal dari Dendam, Dibantu Pak RT, Tobat Gegara Ini
Ki Arjuna Samudra bercerita tentang bisnisnya jual tali pocong, namun kini dirinya mengaku sudah tobat. Dulu dijual dengan harga fantastis.
Editor: jonisetiawan
TRIBUNTRENDS.COM - Sosok Zuhad Ibad atau yang biasa dipanggil Ki Arjuna Samudra akhir-akhir ini disorot publik.
Sebab dirinya sempat menjalankan bisnis tali pocong.
Hal itu diungkap Ki Arjuna Samudra dalam podcast dengan Denny Sumargo.
Dalam kesempatan itu, Ki Arjuna berbagi cerita tentang perjalanan spiritualnya yang menyeramkan.
Dalam menjalankan ilmu supranatural, Ki Arjuna sempat menjalankan bisnis tali pocong.
Baca juga: Kasus Wanita Selama 15 Tahun Disekap Dukun Tete Jago untuk Jadi Tumbal Viral Lagi, Terjadi di 2018

"Ki Arjuna juga mengoleksi 13 kain tali pocong.
Ia menjelaskan bahwa awal mula koleksi karena ingin balas dendam," begitu keterangan di deskrikpsi YouTube Denny Sumargo.
Alasan ki Arjuna jual tali pocong karena pernah ada dukun yang mau menghabisi nyawanya.
"Saya punya dendam sama satu dukun, yang dulu pernah mau menghabisi saya, ya biasa lah mas kita saling ngadu ilmu," katanya di Youtube Denny Sumargo, Kamis (14/9/2023).
Ki Arjuna kemudian bertanya pada seseorang bagaimana caranya menyantet orang tanpa ketahuan dia yang mengirim, dan dia diberitahu harus mencari kain kafan.
"Ada juga yang dibisikkin dari leluhur suruh datang ke makam a, makam b, ke makam c, tau-tau udah ada tali semampir di pohon kamboja," tuturnya.
"Ada juga yang udah ada di atas batu nisan, ada juga yang saya harus menggali kubur berhubungan dengan pak RT dan warga situ, main suap uang dulu, minta keamanan," tambahnya.

Dalam menjalankan aksinya Ki Arjuna Samudra ternyata dibantu oleh pak RT dan penggali kubur, untuk mencari kuburan yang perawan, atau yang meninggal di Selasa kliwon atau Jumat kliwon.
"Mas saya mau bayar utang, sampeyan butuh tali pocong gak? saya udah ngamanin 3 makam," ucap pak RT ditirukan Ki Arjuna Samudra.
Ki Arjuna Samudra pun kaget karena makamnya kok banyak sekali.
"Loh, banyak amat pak RT?" tanya Ki Arjuna Samudra.
Bahkan Ki Arjuna Samudra menyebutkan oknum pak RT yang membantunya mengambil tali pocong, tak segan-segan mengambil tali pocong saudaranya sendiri.
Menurutnya tali pocong orang yang meninggal di Selasa kliwon untuk ilmu pengasihan.
Sedangkan tali pocong yang meninggal di Jumat Kliwon untuk praktek dukun, bertujuan untuk hal-hal negatif.
Ki Arjuna menjalankan bisnis pengambilan tali pocong dengan biaya sekitar Rp 2.5 juta.
Ki Arjuna mengatakan pembeli tali pocong beli untuk praktek dukun.
"Yang beli itu dukun, rata-rata," katanya.
Tetapi jika orang biasa, membeli untuk ilmu pelet. Ki Arjuna Samudra yang datang di podcast Denny Sumargo ini mengaku sudah bertobat sepeninggal ayahnya.
"Saya bertobat sepeninggalnya bapak saya mas, bapak saya meninggal 2 tahun yang lalu," kata Ki Arjuna Samudra.
"Seketika bapak saya meninggal, dunia saya terbalik, terguncang, yang biasanya seperti ini saya tanya sama bapak," katanya.
Baca juga: NESTAPA Wanita 12 Tahun Tak Punya Anak, Berobat ke Dukun Malah Dicabuli 20 Kali, Kini Hamil 7 Bulan
Awal mendapatkan ilmu
Di sisi lain, ilmu yang didapat Ki Arjuna rupanya bukan bawaan dari lahir.
Ki Arjuna mengaku harus melewati sejumlah syarat.
"Saya bertapa 41 hari di goa, kemudian bertapa di hulu sungai selama 81 hari. Itu dilakukan habis magrib sampai Subuh," tuturnya.
Tak hanya itu, Ki Arjuna juga mengaku sempat hampir dipukulin orang gara-gara tingkahnya.
"Saya melakukan laku bisu. Laku bisu itu tidak bicara selama 41 hari," bebernya.
"Sempat saya mau digebukin orang gara-gara diajak bicara tidak mau.
Sampai akhirnya saya nulis di kertas kalau saya lagi laku bisu," tambahnya.
Sementara itu, Ki Arjuna merasakan manfaat luar biasa dari perjalanan yang dilaluinya.
"Dari ritual yang saya jalankan itu ada manfaatnya.
Mulai dari mata, pendengaran dan pernafasan, kebatinan menjadi peka," pungkasnya.
Baca juga: DENGAR Suara Misterius, Warga Bongkar Makam Ahmad, Keluarga Mimpi Almarhum Masih Hidup, Ini Faktanya
Kasus Lain: Pencurian Tali Pocong di Cirebon, Dilakukan di Siang Bolong, Kain Kafan Hilang Satu
Pencurian tali pocong menghebohkan warga Cirebon, Jawa Barat.
Lebih mengejutkan lagi, aksi kriminal tersebut dilakukan di siang bolong.
Akibatnya, jenazah sampai terlihat imbas makamnya dibongkar.
Ya, kejadian makam dibongkar membuat geger warga Desa Kubangkarang, Kecamatan Karangsembung, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Jabar).
Pasalnya dikabarkan ada tali pocong yang hilang dari makam yang berada di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat.
Sementara itu makam tersebut tampak dibongkar oleh orang tak dikenal, hingga terlihat jenazah di dalamnya.
Sontak kabar ini langsung ditindaklanjuti pemerintah desa dan tak lama kepolisian pun hadir ke lokasi.

Melansir Tribun Jabar, pencurian tali pocong pertama kali diketahui oleh warga pada Kamis (3/8/2023) sore.
Kapolsek Karangsembung, AKP Agus Hermawan, pun membenarkan peristiwa adanya makam yang dibongkar.
Ditemui awak media di balai desa setempat pada Jumat (4/8/2023), Agus mengungkapkan kronologi kejadian.
Ternyata sebelum dipergoki warga, ada petugas Telkom yang melihat aksi mencurigakan seorang pria berada di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Saat itu petugas Telkom mengira, para pelaku sedang memperbaiki makam.
"Pada Kamis sekitar pukul 13.00 WIB, petugas Telkom melihat ada orang yang awalnya dikira sedang ngejahul (diperbaiki makamnya pakai pondasi)."
"Lalu jam 15.30 WIB, akhirnya warga melihat, ternyata makamnya telah dalam kondisi terbongkar," ujar Agus, Jumat (4/8/2023).
Baca juga: Kaget! Viral Penampakan Pocong Duduk di Atas Baliho di Garut, Fakta Aslinya Buat Lega
Dijelaskan dia, bahwa kondisi makam saat itu sudah dalam keadaan berantakan.
Bambu-bambu dan kain kafan yang menghalangi jenazah yang dimakamkan sudah berada di luar.
Sedangkan tali kain kafan bagian kaki sudah dalam keadaan hilang.
"Kondisi makam itu digali lalu bambu-bambu yang menghalangi jenazah diangkat."
"Lalu dibuka tali pocongnya dan badannya, terus kain kafannya itu ditarik."
"Jadi kalau jenazah mah masih utuh, masih ada di lubang makam."
"Yang ada di atas itu bambu dan kain kafan. Kain kafan yang hilang satu, di bagian kaki," ucapnya.
Adapun, kata Agus, makam tersebut merupakan warga asli Desa Kubangkarang, berinisial S (36).
Almarhumah meninggal pada Selasa (1/8/2023), setelah menjalani operasi akibat penyakit yang dideritanya.
"Kronologi meninggalnya, bahwa almarhumah sempat dirawat di rumah sakit di Kota Cirebon dan akhirnya meninggal dunia pada Selasa (1/8/2023) malam."
"Beliau meninggal dunia usai operasi penyakit, jadi bukan karena hamil atau bukan sedang hamil."
"Jadi ketika sedang operasi, almarhumah tidak kuat dan meninggal dunia pada malam hari."
"Lalu dibawa ke rumah duka saat itu juga dan dimakamkan pada Rabu pagi," jelas dia.

Saat ini kepolisian masih menyelidiki terkait motif dan ciri pelaku pembongkaran pencurian tali pocong tersebut.
"Meskipun keluarga korban mengikhlaskan dan tidak melaporkan ke kepolisian, bahwa tidak ingin memperpanjang kasus ini, namun kami tetap menyelidiki atau mendalami kasus ini," katanya.
Sekadar informasi, banyak mitos berkembang di masyarakat terkait tali pocong.
Tali pocong senantiasa dikait-kaitkan dengan ilmu gaib mulai dari pesugihan, pelet, penglaris, dan lainnya.
Namun khusus untuk kasus di Cirebon, polisi masih menyelidiki motif di balik aksi pencurian tali pocong tersebut.
Tentunya motif akan terungkap setelah polisi menangkap pelakunya.
Sementara itu makam di Dusun Galis Barat, Desa Galis, Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, Madura, juga terbongkar.
Saat dilihat, ternyata jasad bayi berjenis kelamin laki-laki di dalamnya hilang.
Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti Sutioningtyas mengatakan, peristiwa ini terjadi pada Kamis (29/6/2023), sekitar pukul 17.30 WIB.
"Betul, peristiwanya ditemukan warga pada Kamis (29/6/2023) lalu, di pemakaman Desa Galis, Kecamatan Giligenting," ungkap AKP Widiarti Sutioningtyas, Rabu (5/7/2023).
Peristiwa tersebut diketahui saat Abu Bakar bersama Adi Syahid akan melakukan ziarah ke salah satu makam di kompleks pemakaman tersebut.
Saat tiba di lokasi, keduanya terkejut karena makam yang hendak mereka ziarahi.
Yakni makam anak Adi Syahid, sudah dalam kondisi terbongkar dan jasad di dalamnya hilang.
Selanjutnya, Abu Bakar segera menghubungi seorang warga bernama Suhaili, kakek dari bayi yang jasadnya hilang tersebut.
Suhaili langsung menyusul ke lokasi pemakaman.
Sekitar pukul 18.30 WIB, Suhaili memutuskan untuk pergi ke rumah Sahimun, yang merupakan Kepala Dusun Galis Barat, Desa Galis.
Di situlah ia bercerita mengenai peristiwa aneh yang baru saja mereka temui di pemakaman Kang Amsi tersebut.
Setelah memberitahukan kejadian tersebut, Suhaili segera pulang ke rumahnya.
Kemudian pada pukul 19.00 WIB, Sahimun bersama Misadin mendatangi rumah Suhaili.
Di sana, Misadin bercerita, ketika dalam perjalanan untuk mencari rumput untuk pakan sapi di tanah tegalan miliknya yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari rumah, ia melihat sebuah ember warna putih di dekat pohon bambu.
Baca juga: Curiga Pasutri Buat Kuburan, Warga Bogor Buru-buru Gali, Duga Bayi, Kecele Lihat Isinya: Kesayangan

Karena penasaran, Misadin lalu mendekati ember tersebut.
Betapa terkejutnya dia saat melihat potongan kepala bayi di dalamnya.
Potongan kepala tersebut adalah milik bayi Adi Syahid, yang makamnya ditemukan dalam keadaan terbongkar.
Meski begitu, Misadin tetap melanjutkan untuk mencari rumput sapinya.
Baru setelah selesai, Misadin segera pergi ke rumah Sahimun untuk memberitahukan temuan tersebut.
Kemudian mereka memutuskan untuk pergi ke lokasi penemuan potongan kepala bayi dengan membawa cangkul.
Begitu mereka tiba di lokasi, mereka sepakat untuk segera menguburkan kembali potongan kepala bayi tersebut.
"Barang bukti dari kejadian itu, sebuah tikar anyaman, timba warna hitam, timba warna putih, papan kayu dengan lebar 15 cm dan panjang 20 cm," ungkap AKP Widiarti Sutioningtyas.
Selanjutnya sekitar pukul 23.50 WIB, dilakukan pemakaman kembali di depan rumah teras milik orang tua bayi di Dusun Galis Barat, Desa Galis, Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep.
"Orang tua bayi tersebut sepakat dengan membuat surat pernyataan bahwa tidak bersedia atau menginginkan untuk dilakukan visum ataupun autopsi," pungkasnya.
***
Sebagian artikel ini diolah dari TribunnewsBogor.com
Sumber: Tribun Bogor
Jam Tangan Ahmad Sahroni Fantastis, Keluarga Bocah 14 Tahun Tak Niat Jual, Perasaan Campur Aduk |
![]() |
---|
Tertangkap Bawa AC, Wanita Lansia Penjarah Rumah Uya Kuya Bikin Haru saat Terungkap Kisah Hidupnya |
![]() |
---|
Identitas Driver Ojol Bareng Gibran Dipertanyakan, Publik Curiga Rekayasa, Bahrun Najah Klarifikasi |
![]() |
---|
Kronologi Remaja Dapat Richard Mille Ahmad Sahroni Rp11 M, Ibu Bingung Anak Pulang Bawa Barang Mewah |
![]() |
---|
Sosok Remaja yang Jarah Jam Rp 11 Miliar Ahmad Syahroni, Ternyata Masih Tetangga, Ortu Syok |
![]() |
---|