Berita Viral
SOSOK Muhammad Rafi, Tunaikan Nazar Jalan Kaki 10 KM setelah Diterima di UB, Terinspirasi Keluarga
Muhammad Rafi Pratama akhirnya tunaikan nazar jalan kaki 10 KM. Hal itu terjadi setelah ia diterima di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur.
Editor: Febriana Nur Insani
TRIBUNTRENDS.COM - SOSOK Muhammad Rafi Pratama, mahasiswa baru Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur.
Ia mendadak ramai diperbincangkan lantaran baru saja menuntaskan nazarnya yakni berjalan kaki sejauh 10 kilometer.
Muhammad Rafi Pratama melakoni nazar tersebut setelah ia diterima di Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya lewat jalur mandiri.
Ya, mahasiswa baru Universitas Brawijaya (UB) Malang, Muhammad Rafi Pratama, menjadi sorotan karena berhasil tuntaskan nazarnya.
Ia yang masuk Universitas Brawijaya lewat jalur mandiri ini bernazar jalan kaki 10 km dari UB ke rumah.
Rupanya nazar Rafi (sapaan akrabnya) tersebut, terinspirasi oleh satu sosok di keluarga.
Baca juga: SOSOK Dyah Ayu Ardhana, Jadi Mahasiswi Termuda FK UI 2023, Baru 15 Tahun, Langganan Prestasi

Keberhasilan ini pun membuat dia senang.
Melansir Kompas.com, jalur mandiri Universitas Brawijaya telah diumumkan pada 15 Juli 2023.
Rafi pun diterima di Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya.
Hal itu membuat Rafi melaksanakan nazarnya berjalan kaki 10 kilometer dari kampus ke rumah.
Bahkan saat pengumuman, dia langsung sujud syukur meski sedang bersama temannya di sebuah tempat.
"Karena sangat senang, saya langsung sujud syukur, meski saat itu di tempat yang ramai," ucap dia mengutip laman UB, Kamis (20/7/2023).
Setelah sujud syukur, dia teringat bahwa mempunyai nazar untuk jalan kaki jika berhasil lolos jalur mandiri Universitas Brawijaya.
"Saya nazarnya jalan kaki dari FISIP ke rumah di daerah Sawojajar. Jaraknya sekitar 10 km," ucap pemuda yang merupakan alumni SMA 10 Malang ini.
Rafi mengaku terinspirasi dari kakak sang ibu untuk melaksanakan nazar ini.
Baca juga: PILU Mahasiswi di Semarang, Wisuda Tak Ditemani Ortu, Nangis Diberi Kejutan Teman SMA Rela Cuti
"Dulu sebelum UTBK kakaknya mama saya pernah cerita nazar jalan kaki dari UB ke rumah. Saya terinspirasi untuk melakukan hal yang sama," jelas Rafi lagi.
Rafi seolah menebus kegagalannya menembus Departemen Ilmu Komunikasi UB melalui jalur SNBT.
"SNBT dulu saya pilih Ilmu Komunikasi, sekarang tetap Ilmu Komunikasi saat jalur Mandiri
Departemen ini saya pilih setelah tanya ke mama, cari referensi di website, dan YouTube
Dan mantap memilih Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya.
Alasan saya memilih Komunikasi karena setelah survei jurusan, yang cocok sama aku ya Ilmu Komunikasi," jelas Rafi yang saat di SMA dari kelas Bahasa.
Rafi sendiri bercita-cita ingin punya acara show seperti Vindes (Vincent Desta) dan ingin jadi event organizer (EO).
Diketahui Rafi menyelesaikan nazar jalan kakinya ini selama dua jam.
Rafi berjalan kaki dari Gedung FISIP UB ke rumahnya di Jl Danau Sentani, Sawojajar, Malang, pada 17 Juli 2023 lalu.
"Awalnya saya naik angkutan online ke kampus UB dari rumah bersama teman saya," ceritanya.

Rute jalan kaki Rafi adalah dari Gedung FISIP lewat Gerbang UB di Jl Veteran, lalu lewat Jl Ijen, Stadion Gajayana (Jl Semeru), Kayutangan, Balai Kota, Rampal, Jembatan Ranugrati, Sawojajar dan Jl Danau Sentani (rumah).
Ia berangkat ke kampus UB dari rumah jam 08.00 WIB dan sampai pukul 08.40 WIB.
Selanjutnya setelah ngobrol dengan Humas FISIP, pukul 09.00 WIB, ia jalan kaki dari Gedung FISIP dan sampai rumah di Sawojajar Malang pada pukul 11.00 WIB.
Dia tidak sendiri menyelesaikan nazarnya ini, dia ditemani dua sahabatnya, yakni Bima dan Zidan.
Rafi sudah daftar ulang dan sedang menunggu pengumuman UKT-nya pada 26 Juli 2023.
Sementara itu kisah seorang anak petani Brebes, Jawa Tengah, diterima di 13 kampus top luar negeri juga sempat jadi sorotan.
Kisah ini datang dari anak petani bernama M Khaidar Khamzah (17) asal Brebes, Jawa Tengah.
Khaidar viral setelah berhasil menembus 13 universitas bergengsi luar negeri.
Ternyata Khaidar ingin membuktikan dirinya setelah dulu di-bully.

Diketahui 13 kampus tersebut beberapa di antaranya masuk dalam daftar perguruan tinggi peringkat 100 terbaik di dunia.
Melansir Tribun Jabar, awalnya Khaidar hanya mendaftar pada delapan universitas.
Kemudian ia memperluas jangkauan pendaftarannya hingga total terdapat 14 perguruan tinggi yang menerimanya.
Ada 13 universitas bergengsi luar negeri serta satu perguruan tinggi dalam negeri yang menerimanya.
Ke-13 universitas tersebut antara lain ada yang berlokasi di Amerika Serikat, seperti Johns Hopkins University dan New York University (NYU).
Kemudian ada yang berlokasi di Kanada seperti University of British Columbia, University of Toronto Mississauga, University of Toronto St George Campus, McMaster University, dan University of Toronto Scarborough.
Berikutnya ada beberapa perguruan tinggi di Australia seperti Monash University, University Australia, University of Western Australia, dan juga Curtin University Australia.
Selanjutnya perguruan tinggi di Asia yang menerima Khadiar ada Nanyang Technology University (NTU) Singapura.
Di Inggris, ia diterima di University of Sussex.

Khaidar juga diterima di salah satu kampus terbaik dalam negeri yaitu President University Indonesia.
Selain itu Khaidar juga sedang menanti kabar dari tiga perguruan tinggi lainnya di Amerika Serikat, seperti Columbia University, Cornell University, dan Babson College.
Dari sekian banyak universitas bergengsi yang menerimanya, Khaidar memilih berlabuh di University of Toronto di Kanada.
"Universitas yang saya pilih, insyaallah di University of Toronto jurusan ekonomi," kata M Khaidar Khamzah, dikutip dari Tribun Jateng pada Senin (22/5/2023).
"Namun tidak menutup kemungkinan ketika saya diterima di Columbia University dan Cornell University, saya akan mengajukan pindah ke universitas tersebut," katanya kepada Tribun Jateng, Jumat (5/5/2023).
Adapun Khaidar akan menjalani pendidikannya dengan beasiswa penuh dari program Beasiswa Indonesia Maju (BIM) milik Kemendikbud Ristek.
Khaidar merupakan anak ke-7 dari 8 bersaudara dari pasangan suami istri Sepudin (64) dan Khotimah (53).
Orang tua Khadiar merupakan petani cabai dan padi dari Desa Jatimakmur, Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes.
Dia merupakan siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Brebes.
Khaidar mengaku bahwa keluarganya termasuk berpenghasilan menengah ke bawah.
"Sebenarnya orang tua saya sudah tidak bekerja, hanya mengurus pertanian."
"Karena mereka sudah lansia," ungkap Khaidar.
Khaidar mengatakan, pendorong semangat lainnya karena ia pernah menjadi korban cyberbullying hingga sempat down.
Hal itu membuatnya termotivasi untuk membuktikan prestasi kepada teman-temannya.
Sebab, teman-temannya sempat meragukannya saat ia mendapatkan top 5 dalam sebuah pelajaran.
"Itu menjadi motivasi saya untuk membuktikan kepada teman-teman yang membuli saya."
"Bahwa saya bisa bangkit dan saya tidak seburuk yang mereka bayangkan," ungkapnya.
Khaidar berharap, ia bisa berkontribusi dan membawa nama harum Indonesia, khususnya Kabupaten Brebes.
Ia juga akan aktif mengikuti berbagai perlombaan dan kompetisi saat sudah kuliah di luar negeri.
Sementara ia sendiri bercita-cita ingin menjadi seorang ekonom.
"Saya ingin berkontribusi di bidang pembangunan ekonomi Indonesia."
"Karena saya lihat Indonesia masih menjadi negara berkembang," katanya.
(TribunJatim.com/Alga)
Diolah dari artikel TribunJatim.com
Alasan Film No Other Choice, Bakal Meledak, Lee Byung Hun dan Son Ye Jin Akting di Komedi Gelap |
![]() |
---|
Sosok Bayi Tampan yang Dulu Fotonya Viral, Kini Usianya Sudah 6 Tahun Makin Imut, Namanya Arsya |
![]() |
---|
Ironi Kehidupan Hacker Bjorka: Menganggur di Dunia Nyata, Bekerja di Dunia Maya |
![]() |
---|
Akhir Pelarian WFT Alias Bjorka yang Ditangkap Polisi Siber, Dari Forum Gelap ke Desa Sunyi |
![]() |
---|
Sujud Terakhir di Tengah Tragedi Ponpes Al Khoziny: Santri Wafat di Samping Teman yang Selamat |
![]() |
---|