Breaking News:

Berita Viral

SEDIH Tak Ada Satu Murid pun Daftar di SD Negeri 3 Babadan, Padahal Banyak Prestasi, Kepsek Nangis

SD Negeri 3 Babadan, Ponorogo, Jawa Timur tidak mendapat satu murid pun pada tahun ajaran baru 2023/2024. Kepala sekolah bahkan sampai menangis.

Freepik / YouTube KompasTV Pontianak
Ilustrasi (kiri) - Kepala Sekolah SD Negeri 3 Babadan Ponorogo nangis tak ada murid yang mendaftar pada tahun ajaran baru 2023/2024 (kanan) 

TRIBUNTRENDS.COM - Sekolah kekurangan murid lagi-lagi menjadi perhatian.

Kali ini ada SD Negeri 3 Babadan, Ponorogo, Jawa Timur yang tidak mendapat satu murid pun pada tahun ajaran baru 2023/2024.

Kepala Sekolah SD Negeri 3 Babadan bahkan sampai menangis.

Ya, sekolah dasar negeri belakangan ini viral lantaran sepi siswa baru.

Banyak orangtua murid yang enggan mendaftarkan anaknya masuk sekolah negeri dan memilih mendaftarkan anaknya ke sekolah swasta.

Fenomena ini terjadi lantaran sekolah negeri kalah saing dengan sekolah swasta.

Sekolah swasta terkenal dengan kualitas pendidikan dan disiplin.

Baca juga: SD di Kulon Progo Cuma Dapat 1 Murid, Padahal Seragam hingga Sepatu Gratis, Guru Bahkan Beri Sarapan

Cerita hari pertama sekolah di sejumlah daerah
Cerita hari pertama sekolah di sejumlah daerah (Kolase Tribunnews)

Fenomena ini terjadi di SD Negeri Setono Ponorogo dan SD Negeri 3 Babadan Ponorogo.

Bahkan, di SD Negeri 3 Babadan tidak ada sama sekali murid yang mendaftar.

Kepala sekolah SD Negeri Setono, Prayitno mengatakan penyebab ini lantaran sekolahnya dikepung sekolah swasta.

“Kami memang dikepung sekolah-sekolah. Baik itu SD Negeri maupun sekolah swasta,” ujar Kepala SDN Setono, Prayitno, Senin pagi.

Dia menjelaskan bahwa SD Negeri Setono itu areanya adalah siswa yang rumahnya di lapangan ke timur atau area Dukuh Plampitan, Kelurahan Setono.

Sementara di area barat Kelurahan Setono masuk ke MI Setono. Lantas Kelurahan Setono ke selatan masuk ke SDN Japan.

“Setono kesana (Dusun Plampitan), hanya 1 dukuhan. Usia TK hanya sedikit. Juga dari SDN lain memperebutkan,” kata Prayitno.

Dia berharap tahun depan kondisinya lebih baik. Pun ada usaha lain. Guru bisa door to door untuk mendapatkan siswa.

“Guru bisa promosikan SDN Setono. Bahwa di SDN Setono extra itu begini-begini, biar masuk ke SDN Setono,” tegasnya.

Menurutnya, hingga saat ini di SDN Setono ada total 38 siswa.

Yang paling banyak adalah siswa kelas 6, jumlahnya adalah 15 anak.

“Ini kami tetap membuka PPDB secara offline. Siapa tahu ada yang menyekolahkan anaknya lagi di SDN Setono. Tahun lalu ada 5 anak,” pungkasnya.

Sebelumnya, SDN Setono di Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo menjadi salah satu SDN yang hanya mendapatkan 1 siswa dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023.

Pantauan wartawan Tribunjatim.com, siswa tersebut bernama Ira.

Ira datang diantar oleh kakeknya. Dengan menggunakan baju bebas, menggendong tasnya, rambutnya dipasangi jepit Ira melangkah masuk ke ruang kelasnya, Senin (17/7/2023).

Ira disambut guru. Walaupun sendiri, Ira terlihat tetap semangat.

Dia mengeluarkan alat tulis seperti buku dan pensil. Kemudian memperhatikan gurunya yang mengajar.

“Sekolah sendiri, tidak ada teman. Temannya di belakang (siswa kelas 2). Suka sekolah,” ujar Ira kepada media, Senin pagi.

Kakek Ira, Maji mengaku mengantarkan cucunya untuk sekolah. Dia tidak mengetahui jika cucunya sendiri.

“Ya cuma cucu saja. Kedepan lihat nanti kedepannya bagaimana. Kesepakatan saja antara sekolah sama saya,” kata Maji.

Baca juga: Bak Les Privat, Gadis Cilik Ini Jadi Satu-satunya Murid di SDN Setono, Belajar Berdua Bareng Guru

Ira, menjadi satu-satunya siswa SDN Setono Ponorogo pada PPDB 2023/2024, Senin (17/7/2023).
Ira, menjadi satu-satunya siswa SDN Setono Ponorogo pada PPDB 2023/2024, Senin (17/7/2023). (TribunJatim.com)

Kepala Sekolah Menangis Tak Ada yang Daftar

Sementara itu Kepala Sekolah SD Negeri 3 Babadan, Ponorogo, Evif Darmawanti mengaku prihatin dengan sekolahnya.

Padahal sekolahnya memiliki banyak prestasi. Namun, tidak ada satu murid yang mendaftar.

Dalam keadaan haru, Evif Darmawanti terlihat menangis ketika menyadari bahwa SD Negeri 3 Babadan tidak menerima satu pun siswa baru selama masa PPDB berlangsung.

Bahkan Kitri Maharani, pengawas sekolah, harus berulang kali memberikan semangat dan membesarkan hati Evif dalam menghadapi situasi ini, dengan menegaskan bahwa masih ada harapan di tahun-tahun mendatang.

Evif dan tim guru sekolah sebenarnya telah memprediksi bahwa hal ini mungkin terjadi.

Selain karena persaingan dengan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang baru saja berdiri, jumlah anak usia lulus taman kanak-kanak di Desa Babadan ini sangat terbatas.

Belum lagi, sekolah ini juga harus bersaing dengan dua SD negeri lainnya di desa yang sama.

Padahal, SD Negeri 3 Babadan telah mencatat prestasi yang gemilang di tingkat kecamatan hingga kabupaten.

Tumpukan piala dan piagam penghargaan yang siswa peroleh dari berbagai bidang menghiasi lemari sekolah.

Evif Darmawanti terlihat menangis ketika menyadari bahwa SD Negeri 3 Babadan tidak menerima satu pun siswa baru selama masa PPDB berlangsung
Evif Darmawanti terlihat menangis ketika menyadari bahwa SD Negeri 3 Babadan tidak menerima satu pun siswa baru selama masa PPDB berlangsung (via Tribun-Medan.com)

Baca juga: SOSOK Ayip Amir Ukur Jarak ke Sekolah Pakai Meteran, Adik Tak Lolos PPDB Zonasi: Beda 4 Meter Doang

Namun, ternyata prestasi tersebut belum mampu mengubah keadaan, bahkan tidak ada satu pun siswa baru yang mendaftar ke sekolah ini.

"Memang kita sudah bisa memprediksi, karena kita sudah menghitung karena TK-nya sedikit. Kita sudah berusaha sekuat tenaga," ungkapnya.

Akibat tidak adanya murid baru, ruang kelas 1 di SD ini saat ini kosong dan akan dimanfaatkan sebagai perpustakaan.

Meskipun dalam kondisi yang memprihatinkan ini, proses pembelajaran untuk siswa kelas 2 hingga kelas 6 tetap berlangsung.

Data dari Dinas Pendidikan menyebutkan bahwa saat ini ada lima SD negeri di Ponorogo yang tidak mendapatkan murid.

Delapan SD lainnya juga terpaksa harus ditutup karena kekurangan siswa. Dari total 558 SD negeri, hanya ada 11 sekolah yang berhasil memenuhi pagu 28 siswa per kelas.

Kondisi ini menunjukkan tantangan serius yang dihadapi oleh sekolah-sekolah di daerah Ponorogo, khususnya dalam menarik minat orangtua untuk memilih SD negeri sebagai tempat pendidikan anak-anak mereka.

Diperlukan upaya kolaboratif dari pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk mencari solusi yang berkelanjutan demi keberlangsungan pendidikan yang berkualitas di wilayah ini.

(Tribun-Medan.com)

Diolah dari artikel Tribun-Medan.com

Sumber: Tribun Medan
Tags:
berita viral hari iniSD Negeri 3 BabadanEvif DarmawantimuridPonorogo
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved