Breaking News:

Berita Viral

SOSOK Sindy Suwanda, Kuliah di UGM Berbekal Ijazah Paket C, Kini Lulus Kedokteran di Usia 20 Tahun

Sosok Sindy Suwanda, lulusan kedokteran hewan Universitas Gajah Mada yang baru berumur 20 tahun. Ia ternyata masuk UGM berbekal ijazah paket C.

TribunJabar.id
Sosok Sindy Suwanda, lulus kedokteran UGM di usia 20 tahun 

TRIBUNTRENDS.COM - Baru 20 tahun sudah lulus kuliah kedokteran, itulah gambaran sosok Sindy Suwanda.

Ia kini tengah menjalani koas setelah berhasil lulus dari Fakultas Kedokteran Hewan di Universitas Gajah Mada (UGM).

Tak cuma itu, dulu Sindy Suwanda ternyata diterima di UGM berbekal ijazah Paket C.

Sosok Sindy Suwanda, dokter muda dan cantik yang lulus dari Universitas Gajah Mada atau UGM saat usianya masih 20 tahun.

Kisah Sindy Suwanda agaknya bisa menginspirasi rekanan atau junior juga siapapun di luar sana yang sedang berjuang untuk menyelesaikan studi.

Selain lulus pada usia muda, pendidikan Sindy Suwanda di UGM berbekal dengan ijazah Paket C.

Baca juga: SOSOK Citra Brilyana, Dokter Gigi Sukses Ternak Domba, Awalnya Belajar Lewat Buku hingga Cerita Nabi

Sindy Suwanda lulus kedokteran UGM pada usia 20 tahun dengan modal ijazah Paket C
Sindy Suwanda lulus kedokteran UGM pada usia 20 tahun dengan modal ijazah Paket C (TribunJabar.id)

Sindy Suwanda merupakan mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan di UGM, yang saat ini sedang menjalani Koas (Koasisten, kegiatan praktik para dokter muda di rumah sakit) Untuk mendapatkan gelar dokter hewan yang menjadi cita-citanya.

Melansir Tribun Jabar, kisah inspiratif itu dimulai Sindy karena dia kerap mengikuti kelas akselerasi saat SMP hingga SMA.

Ia mengatakan alasan dalam memilih kelas akselerasi ini tidak hanya alasan memiliki otak yang cerdas.

"Kalau pintar itu ya pasti lebih banyak juga yang pintar. Cuma saya memang kebetulan home schoolingnya mengadakan akselerasi dan ya sudah coba dijalani," ujar Sindy saat dihubungi, Sabtu (1/7/2023).

Sebelumnya ia mengikuti sekolah formal di SMP Swasta namun akhirnya dilanjutkan dengan program home schooling di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Wirayudha Kirana.

Oleh karena itu pada saat lulus SMA, Sindy pun mengambil ujian Paket C sebagai pengganti ujian nasional yang biasanya diikuti oleh murid sekolah pada umumnya.

Sindy mengatakan ia sudah sering mendapatkan kabar jika lulusan Paket C kemungkinan akan sulit masuk kuliah negeri.

"Di PKBM Wirayudha Kirana sebelumnya ada alumni yang bisa masuk kuliah tapi masuknya swasta. Tapi seenggaknya lega karena gosip Paket C nggak bisa masuk kuliah itu salah," ucap Sindy.

Baca juga: SOSOK Sriyono, Mantan Pejabat 2 Periode Pilih Hidup di Hutan, Tak Bingung Cari Makan Tanam Sendiri

ILUSTRASI - Dokter hewan merupakan cita-cita Sindy Suwanda
ILUSTRASI - Dokter hewan merupakan cita-cita Sindy Suwanda (Freepik)

Sejak awal Sindy telah mengincar untuk kuliah di perguruan tinggi negeri, ia pun mengikuti tes jalur Sekolah Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Pada saat pendaftaran, ia melihat ternyata lulusan paket C bisa ikut SBMPTN karena tertera dalam pilihannya.

Lalu tak disangka, ia mampu masuk ke UGM sebagai pilihan utamanya.

Selama menjalani test SBMPTN, Sindy mengatakan ia tidak terlalu kesulitan karena pelajaran saat home schooling cukup membantunya dalam menyelesaikan soal.

"PKBM itu lebih santai dan belajarnya bisa fokus mendalami mata pelajaran yang di inginkan, jadi ketika mengerjakan test SBMPTN sudah familiar akan tipe soalnya," ujarnya.

Sebagai lulusan Paket C dan berhasil masuk perguruan tinggi negeri yang tentunya tidak mudah, Sindy pun memberikan tips-nya.

"Fokus saja dengan tujuan mau kemana dan fokus ke mata pelajaran jadi tidak keteteran waktu belajarnya. SBMPTN itu tidak liat sekolah dari mana tetapi liat hasilnya, jadi maksimalkan dengan baik," kata Sindy.

Dari perjalanan pendidikannya ini, Sindy berharap cita-citanya menjadi dokter hewan bisa tercapai karena ia ingin membantu orang lain melalui dokter hewan, tidak hanya bantu hewannya tetapi juga pemiliknya.

SOSOK Citra Brilyana, Dokter Gigi Sukses Ternak Domba, Awalnya Belajar Lewat Buku hingga Cerita Nabi

Inilah Citra Brilyana, dokter gigi yang nyambi jadi peternak domba di Bandung, Jawa Barat.

Omzetnya pun meningkat ketika ada momentum seperti Hari Raya Idul Adha.

Sebelum memutuskan jadi peternak, Citra Brilyana ternyata sering membaca buku soal domba hingga cerita nabi-nabi.

Ya, menjadi peternak kambing atau peternak domba tentunya bisa menghasilkan cuan.

Tak mengherankan banyak yang memilih menjadi peternak baik sebagai profesi utama maupun sampingan.

Apalagi jika bertepatan dengan menjelang hari Raya Idul Adha seperti beberapa waktu lalu, hewan kurban banyak dicari.

Baca juga: SOSOK Haji Heri Ayah Pengantin yang Beri Seserahan Rp1 M, Rumah Bak Istana Tapi Berbaur dengan Warga

Citra Brilyana (40) seorang dokter gigi yang juga peternak domba. Berawal dari hobi dan senang dengan domba, kini ia memiliki 150 ekor domba yang dikelola tiga pekerja.
Citra Brilyana (40) seorang dokter gigi yang juga peternak domba. Berawal dari hobi dan senang dengan domba, kini ia memiliki 150 ekor domba yang dikelola tiga pekerja. (TribunJabar.id/Tiah SM)

Peternak hewan kurban, tak hanya oleh peternak tradisional namun juga banyak dokter, wartawan, karyawan yang menekuni dunia peternakan.

Salah satunya Citra Brilyana (40) seorang dokter gigi di HiDent Dental Aesthetics & Implant, Jalan Ir H Djuanda (Dago) yang juga seorang peternak domba.

Awalnya Citra tidak menyangka akan serius beternak domba.

Berawal senang melihat domba, terus baca-baca buku soal domba hingga cerita nabi-nabi pun menggembala domba.

"Awalnya juga hobi, dari 1 sampai 3 domba. Kemudian beli domba dengan konsep berbisnis. Intinya hobi yang menghasilkan," ujar Citra, Sabtu (3/6/2023).

Citra mengatakan, bisnis yang dijalaninya sudah berjalan 3 tahun.

Usaha yang diberi nama Citra Gembala pun mulai berkembang.

"Omzetnya alhamdulillah selalu ada. Apalagi jika kita manfaatkan momentum seperti Idulfitri, Iduladha dan ekahan (akikah)," ujarnya.

Citra mengungkapkan, bisnis yang ia jalankan menggunakan sistem Maparo atau bagi hasil.

Orang yang memiliki modal akan berinvestasi berupa kambing.

Nantinya saat kambing sudah dewasa kemudian dijual, dan hasil dari penjualan akan dibagi dengan pemilik modal.

Baca juga: Sosok Fahmi Pemuda 20 Tahun yang Bongkar Gaya Pacaran dengan Tante-tante, Jajan dan Jatah Aman

Potret usaha Citra Brilyana
Potret usaha Citra Brilyana (Instagram @citra.gembala)

"Dengan sistem itu, kita tidak repot memikirkan pakan. Hasilnya bagi dua," ujarnya.

Saat ini, Citra mengaku memiliki 150 ekor domba di kandangnya.

Semua diurus oleh 3 orang pekerja.

Di Citra Gembala, harga domba dibanderol dari Rp 2,5 juta hingga Rp 7,5 juta per ekor.

"Beratnya antara 25 kg hingga di atas 70 kg atau kelas super," ujarnya.

"Ternak domba bukan hal yang susah. Bahkan di kota juga bukan hal susah, banyak limbah bisa dimanfaatkan untuk pakan. Dunia kerja itu banyak banget. Lahan yang luas saat ini bisa dimanfaatkan," ucap Citra.

Mengenai suka duka jadi peternak, sempat terjadi insiden, anak tetangga diseruduk domba, tentunya ia harus bertanggungjawab untuk biaya berobat.

Menùrut Citra, tadinya itu domba sengaja dilepaskan biar jaga kandang dari pencurian.

"Akhirnya dari pada membahayakan yah dijual, uniknya domba bisa dibentuk atau bisa dibikin jadi galak atau nurut," ujarnya.

Bagi yang berminat, bisa mengunjungi Citra Gembala di Perum Cijotang Mandiri 5 nomor 10 RT 07 RW 08, Kelurahan Cibeunying Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung atau bisa follow akun instagram @citra.gembala.

(Surya.co.id/Akira Tandika)(TribunJabar.id/Tiah SM)

Diolah dari Surya.co.id dan TribunJabar.id

Sumber: Surya
Tags:
berita viral hari iniSindy SuwandaUniversitas Gajah MadaijazahFakultas Kedokteran Hewan
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved