Breaking News:

Berita Viral

Chat Tak Biasa Anindita, Mahasiswi Undip yang Meninggal di Gunung Lawu, Tiba-tiba Cerita: Pamitan

Anindita Syafa Nabila Rizky, mahasiswa Universitas Diponegoro meninggal saat mendaki Gunung Lawu. Sebelum mendaki, ia sempat kirim pesan tak biasa.

Freepik / Twitter @pendakilawas
Ilustrasi (kiri) - Teman SMA beber gelagat tak biasa mahasiswi Undip yang meninggal di Gunung Lawu (kanan) 

TRIBUNTRENDS.COM - Meninggalnya Anindita Syafa Nabila Rizky, mahasiswa Universitas Diponegoro saat mendaki Gunung Lawu mengejutkan keluarga dan teman-temannya.

Salah satunya dirasakan Sela yang merupakan teman SMA-nya. Selama berteman, Sela menyebut Anindita Syafa sebagai sosok yang benar-benar baik.

Sebelum mendaki Gunung Lawu, mendiang ternyata sempat mengirim chat tak biasa kepada Sela. Seperti apa isinya?

Baca juga: INNALILLAHI Mahasiswi Undip Tewas di Gunung Lawu, Diduga Alami Hipotermia di Pos 4 Ikut Fun Hiking

Ilustrasi - Mahasiswi Undip meninggal saat mendaki Gunung Lawu
Ilustrasi - Mahasiswi Undip meninggal saat mendaki Gunung Lawu (KOMPAS.com/ANGGARA W PRASETYA)

Sekitar 100 pelayat memadati rumah duka mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) yang meninggal saat mendaki Gunung Lawu, Senin (26/6/2023).

Mereka merupakan keluarga, tetangga dan teman-temannya.

Sahabat korban sejak SMA, Sela mengaku, selama ini berteman dekat dengan almarhumah Anindita Syafa Nabila Rizky (21) sejak di SMAN 2 Mranggen, Demak.

"Dia tuh baiknya baik banget. Merasa kehilangan. Dari awal ospek kenalnya sama dia sebangku terus tiga tahun," ungkap Sela, saat ditemui Kompas.com di rumah duka, di Graha Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin.

Ia mengatakan, Anindita mulai menyukai aktivitas mendaki gunung sejak masuk kuliah.

Namun, saat kuliah, Sela tidak satu jurusan saat berkuliah di Undip.

Kemudian, Sela juga mengaku tidak mengetahui kondisi kesehatan korban secara persis.

Ia hanya mengerti bila almarhum mudah merasa kecapekan.

Baca juga: Diduga Kelelahan dan Serangan Jantung, Pendaki 40 Tahun Tewas Saat Naik Gunung Abang Bali

"Sejak kuliah mulai naik gunung. Sakitnya kurang tahu, dia enggak pernah cerita sakit apa. Tapi, selama sekolah, dia emang gampang kecapekan," lanjut dia.

Dia mengatakan mendapat kabar duka dari grup WhatsApp.

Namun tak langsung percaya.

Sela yang tinggal tak jauh dari rumah korban langsung menghubungi kakak laki-lakinya.

"Dapat kabar dari grup, terus mastiin ke masnya," imbuh dia.

Dari cerita yang pernah Sela dengar dari korban, Anindita menjadi satu-satunya anggota perempuan yang tergabung dalam organisasi mahasiswa pecinta alam jurusan teknik mesin, Kompas Undip.

"(Kabarnya satu-satunya perempuan di organisasi Kompas) setau saya dia pernah cerita memang kayak gitu," tutur dia.

Biasanya, korban tidak bercerita saat akan melakukan pendakian.

Anindita biasanya meng-update kegiatan pendakian di media sosial pribadi.

Baca juga: Unik & Beda! Pria Berdandan Ala Kantoran saat Naik Gunung, Pakai Jas Rapi, Dipuji Genius karena Ini

Susana pemakaman Anindita mahasiswi Undip yang meninggal di Gunung Lawu Karanganyar, Jawa Tengah
Susana pemakaman Anindita mahasiswi Undip yang meninggal di Gunung Lawu Karanganyar, Jawa Tengah (Istimewa/dok Erlina via TribunJateng.com)

"Dia tuh biasanya kalau naik gunung enggak pernah cerita. Cuma kalau liat story, saya ngelihat, oh dia sudah di situ.

Tapi, kemarin itu dia tiba-tiba pamitan. Ngechat, doain ya, mau naik gunung," pungkas dia.

Sebagai informasi, jenazah almarhumah tiba pada Senin (26/6/2023) pukul 02.00.

Kemudian, pukul 09.30 WIB jenazah dishalatkan di Musala Daarusslaam di sebelah kiri rumahnya.

Puluhan jemaah turut menshalatkan putri Subrata itu.

Lalu sekitar 10.00 WIB, jenazah diantarkan ke tempat peristirahatan terakhirnya di Tempat Pemakaman Umum, Kaliwiru, Candisari, Kota Semarang.

Anindita ditemukan tak bernyawa saat melakukan pendakian bersama sekitar 17 teman mapalanya ke Gunung Lawu, Minggu (25/6/2023).

Kisah Lainnya - Diduga Kelelahan dan Serangan Jantung, Pendaki 40 Tahun Tewas Saat Naik Gunung Abang Bali

Diduga mengalami serangan jantung, pendaki berusia 40 tahun di Bali ini meninggal dunia.

Kala itu, pendaki tersebut tengah naik Gunung Abang yang terletak di Kintamani, Bangli, Bali.

Menurut informasi, korban mengalami serangan jantung, kemungkinan karena kelelahan.

Seorang pendaki, I Wayan Ariana (40), meninggal dunia saat melakukan pendakian di Gunung Abang, Desa Abangsongan, Kintamani, Bangli, Bali.

Korban meninggal dunia diduga karena mengalami serangan jantung.

Baca juga: Kecelakaan Maut di Tanah Datar, Sopir Truk Hilang Kendali Tabrak 7 Kendaraan, Tewaskan 1 Orang

Ilustrasi mayat
Ilustrasi mayat (kompas.com)

Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Bali), I Wayan Suwena, mengatakan, korban merupakan warga Desa Pecatu, Kuta Selatan, Badung, Bali.

Korban dilaporkan meninggal dunia saat dalam perjalanan bersama rombongan pemedek (umat Hindu yang bersembahyang) berjumlah 45 orang pada Minggu (9/4/2023).

"Menurut informasi bahwa korban alami serangan jantung, kemungkinan karena kelelahan dan ketika dilaporkan kepada Basarnas Bali kondisinya sudah meninggal dunia," kata dia dalam keterangan tertulis pada Selasa (11/4/2023).

Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, Suwena mengatakan, korban bersama rombongan naik ke Gunung Abang melalui Desa Suter, sekitar pukul 09.00 Wita.

Baca juga: KEPERGOK Mencuri, Maling Motor di Ogan Ilir Tewas Dihajar Massa, Sempat Minta Minum Pak Minum

Kemudian, korban dilaporkan meninggal dunia saat berada di puncak gunung atau pada jarak kurang lebih 200 meter dengan ketinggian puncak Gunung Abang adalah 2152 Mdpl.

Setelah mendapat informasi tersebut, satu tim tim rescue Pos SAR Karangasem berangkat menuju lokasi sekitar pukul 22.30 Wita. Perjalan menuju ke lokasi membutuhkan waktu sekitar 2 jam.

Hingga akhirnya, tim SAR berhasil menemukan keberadaan korban sekitar pukul 01.30 Wita, Senin (10/4/2023).

Sementara itu, Koordinator Pos SAR Karangasem, I Gusti Ngurah Eka Wiadnyana, menuturkan upaya evakuasi korban sempat terhambat cuaca buruk, yakni hujan disertai angin kencang sehingga jarak pandang terbatas.

Tim SAR gabungan saat mengevakuasi jenazah I Wayan Ariana (40), yang meninggal dunia saat melakukan pendakian di Gunung Gunung Abang, Desa Abangsongan, Kintamani, Bangli, Bali, pada Minggu (9/4/2023).
Tim SAR gabungan saat mengevakuasi jenazah I Wayan Ariana (40), yang meninggal dunia saat melakukan pendakian di Gunung Gunung Abang, Desa Abangsongan, Kintamani, Bangli, Bali, pada Minggu (9/4/2023). (Humas Basarnas Bali (Yohanes Valdi Seriang Ginta))

Namun, operasi evakuasi akhirnya berhasil dilakukan dengan memakan waktu sekitar 11 jam.

"Tm SAR gabungan dan jenazah korban tiba di area parkir Gunung Abang, Senin (10/4/2023) pukul 12.30 Wita. Jenazah kemudian dibawa menuju rumah duka dengan menggunakan ambulans Banjar Bet Ngandang Sanur," kata dia.

Operasi SAR ini turut melibatkan Dit Samapta Polda Bali, Koramil Kintamani Kodin Bangli, Polsek Kintamani, BPBD Bangli, Tim PSC Dinas Kesehatan Bangli, tim medis Klinik Mutiara Medika Sanur, Relawan Gowri Rescue Bali, Pemandu Gunung Abang dan masyarakat setempat.

(Kompas.com/Titis Anis F/Yohanes Valdi)

Diolah dari Kompas.com dan Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Tags:
berita viral hari iniAnindita Syafa Nabila RizkyUniversitas DiponegoroGunung Lawu
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved